Liputan6.com, Jakarta - PT Era Digital Media Tbk (EDM) atau induk perusahaan dari PT Era Awan Digital (Eranyacloud) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas 750 juta saham.
Direktur Utama Era Digital Media Yunika Rima mengatakan, dengan melakukan IPO, pihaknya dapat melakukan pengembangan bisnis komputasi awan melalui perusahaan anak, Eranyacloud.
Advertisement
"Selain itu, perseroan juga akan memperkuat segmen Business to Business (B2B) dengan membentuk ekosistem mitra penjual, bekerjasama dengan asosiasi industri, serta memperkuat pemasaran layanan dan produk dari perseroan ke seluruh Indonesia," kata Yunika, dikutip Kamis (30/3/2023).
Calon emiten dengan kode AWAN menargetkan dana yang akan diperoleh dari IPO maksimal Rp 82,5 miliar. Yunika bilang, pihaknya akan menggunakan dana hasil IPO untuk menambah modal kerja EDM sebanyak 20 persen dan akan digunakan untuk investasi pada PT Era Awan Digital (Eranyacloud) sebanyak 80 persen dari total dana IPO setelah dikurang biaya-biaya terkait IPO.
"Adapun investasi di PT Era Awan Digital akan digunakan untuk berbagai hal, salah satunya melakukan penambahan kapasitas server untuk pengembangan dan inovasi produk baru yakni Graphic Processing Unit (GPU) on cloud, Content Delivery Network (CDN), dan Object Storage", kata Shaane Harjani selaku Direktur Era Digital Media sekaligus CEO dari Eranyacloud.
Belanja Modal
Selain itu, Shaane menuturkan, pihaknya menargetkan belanja modal sekitar Rp25-30 miliar. Dana tersebut seluruhnya berasal dari dana hasil IPO seluruhnya. Adapun, belanja modal tersebut akan digunakan untuk membeli hardware dan biaya operasional.
"Kita targetkan tahun ini dan tahun depan 200 server baru yang meliputi seluruh produk. Produk baru kami ada CPU, konten delivery dan storage itu totalnya 200 server," imbuhnya.
Perluas Pangsa Pasar
Di sisi lain, Era Digital Media juga ingin memperluas pangsa pasar mulai dari enterprise hingga UMKM. Dengan demikian, perseroan bisa meraih pangsa pasar yang lebih luas.
"Tahun ini kami akan masuk semua pangsa pasar. Pertama enterprise, kedua patnership. Selain itu, kami juga akan masuk startup, personal dan UMKM. Jadi itu kita bisa ambil pangsa pasar lebih luas," ujar dia.
Berdasarkan proyeksi dari perusahaan riset global Gartner, total pasar yang dapat disasar untuk komputasi awan di Indonesia mencapai Rp 39,3 triliun pada 2025. Hal ini juga diperkuat dengan riset dari International Data Corporation pada 2022 yang mengungkapkan terdapat 81 persen pengguna komputasi awan telah mengadopsi strategi multi cloud.
Hal ini karena teknologi komputasi awan dianggap mampu memberikan solusi alternatif serta inovatif dalam perkembangan bisnis ke depan.
Terbukti, pertumbuhan pendapatan pada Eranyacloud mencapai 300 persen year-on-year (yoy). Melihat hal tersebut, perseroan yakin saat ini merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan bisnisnya melalui perusahaan anak, Eranyacloud.
"Kami melihat bahwa EDM selaku perusahaan penyedia jasa layanan konten, mobile g me dan OTT religi yang di distribusikan oleh perusahaan telekomunikasi, di mana hampir semua provider seluler di Indonesia telah menjadi mitra dari EDM, selain itu EDM sebagai penyedia layanan cloud computing yang dijalankan oleh Entitas Anaknya, memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang sangat baik," kata Direktur Investment Banking Sucor Sekuritas, Achdiarini Siwiwardhani.
Advertisement
Dongkrak Kebutuhan Data Storage
Sebagaimana diketahui, jumlah pengguna telepon dan komputer, serta internet di Indonesia terus meningkat hal ini juga akan meningkatkan kebutuhan data storage secara virtual yang semakin tinggi.
"Di sisi lain, perusahaan penyedia jasa cloud computing di Indonesia belum terlalu banyak sehingga kami percaya bahwa EDM memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang baik untuk kedepannya", ujar dia.
Sementara itu, Vice President Investment Banking PT Samuel Sekuritas Indonesia Nyoman Widita Prabawa mengatakan, pihaknya telah melihat transformasi digital di Indonesia semakin pesat dan banyak perusahaan memandang bahwa teknologi cloud dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan bisnis.
"Kondisi pasar komputasi awan memiliki permintaan yang kuat menyebabkan penyedia komputasi awan besar di dunia seperti Amazon Web Service, Google Cloud Provider, Microsoft Azure dan Alibaba Cloud memutuskan untuk menjajaki pasar di Indonesia. Oleh sebab itu, prospek bisnis komputasi Awan di Indonesia masih sangat bagus dan ini merupakan momen yang tepat untuk EDM listing di bursa," kata Nyoman.
Era Digital Media sendiri didirikan sejak 2015 oleh Shaane Harjani. Shaane telah mengawali karirnya sebagai promotor musik dan berhasil membawa musisi internasional seperti Justin Bieber, Jason Mraz, dan Westlife melalui Marygops yang didirikannya tahun 2010. Ketertarikannya akan berbisnis dan melihat peluang di industri digital yang berkembang pesat, Shaane membangun EDM pada 2015 dan Eranyacloud di tahun 2020.
Saat ini, Era Digital Media telah mengantongi surat pra- efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 24 Maret 2023. Perseroan akan membuka kesempatan book building (penawaran awal saham) bagi calon investor sejak 28-31 Maret 2023.