Muncul Keringat Dingin hingga Gemetar, Tanda Pengidap Diabetes Sebaiknya Batalkan Puasa Ramadhan

Dokter ungkap tanda-tanda orang dengan diabetes perlu segera membatalkan puasa Ramadhan. Dua diantaranya: muncul keringat dingin dan gemetar

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 31 Mar 2023, 07:00 WIB
Keringat Dingin hingga Gemetar, Tanda Pengidap Diabetes Sebaiknya Batalkan Puasa Ramadhan Menurut Dokter. Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta Pengidap diabetes perlu menjalankan puasa Ramadhan sesuai anjuran dokter. Pasalnya, jika dilakukan sembarangan, maka risiko terjadinya hipoglikemia atau hiperglikemia tinggi.

Hipoglikemia adalah suatu kondisi yang disebabkan kadar glukosa darah (gula darah) yang rendah. Sebaliknya, hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah tinggi.

Dokter spesialis penyakit dalam subspesialis endokrinologi metabolik dan diabetes RS Pondok Indah – Puri Indah, M Ikhsan Mokoagow menyebutkan tanda-tanda pasien diabetes perlu membatalkan puasa. Pembatalan puasa ini dilakukan guna menghindari hipoglikemia ataupun hiperglikemia.

Tanda-tanda tubuh pengidap diabetes tak bisa memaksakan puasa yakni:

  • Kadar gula darah kurang dari 70 mg/dl
  • Kadar gula darah lebih dari 300 mg/dl
  • Merasa tubuh tidak sehat/fit
  • Kadar gula darah turun tiba-tiba
  • Berkeringat dingin
  • Gemetar
  • Pusing.

“Waspadai gejala hipoglikemia atau kadar gula darah yang turun tiba-tiba. Jika ketika berpuasa merasakan beberapa gejala, seperti berkeringat dingin, gemetar, dan pusing, maka segera hentikan puasa,” kata Ikhsan dalam keterangan pers ditulis, Kamis (30/3/2023).

Gejala-gejala tersebut bisa menjadi tanda bahwa tubuh sedang tidak siap puasa karena mengalami hipoglikemia atau hiperglikemia.

Jika terjadi hipoglikemia, maka cara mengatasinya yakni segera batalkan puasa dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis yang dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah, seperti permen, teh manis, dan jus buah,” kata Ikhsan.


Periksa Gula Darah Teratur

ilustrasi dokter/Photo by rawpixel.com from Pexels

Ikhsan juga mengimbau agar pasien diabetes rajin periksa gula darah secara teratur selama berpuasa sesuai dengan anjuran dokter. Ini tergantung pada kondisi penyandang diabetes yang berpuasa dan pengobatan yang diberikan.

“Namun, kapan pun jika mengalami gejala-gejala hipoglikemia atau hiperglikemia, maka dianjurkan untuk segera memeriksakan kadar gula darah.”

Konsultasi ke dokter menjadi pilihan yang bijak. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, mengevaluasi gula darah, dan menentukan apakah kondisi tubuh aman untuk menjalani ibadah puasa.

“Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, ibadah puasa tentu dapat dilakukan tanpa kendala,” tambah Ikhsan.


Selain Konsultasi ke Dokter

Makan Sahur penting dilakukan termasuk bagi pengidap diabetes (Photo by Dan DeAlmeida on Unsplash)

Selain berkonsultasi dengan dokter, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengidap diabetes ketika berpuasa untuk menghindari terjadinya komplikasi. Hal-hal tersebut adalah:

Jangan Lewatkan Sahur

Jangan melewatkan makan sahur, agar cadangan energi selama berpuasa cukup dan tidak terjadi hipoglikemia.

Kebutuhan Kalori Tak Berubah

Kebutuhan kalori tidak berubah saat berpuasa Ramadhan, dengan komposisi 40-50 persen saat berbuka puasa dan 30 – 40 persen saat sahur, ditambah 1-2 camilan sehat sejumlah 10-20 persen dari total kalori.

Saat makan sahur, dianjurkan mendekati waktu imsak atau waktu subuh. Sedangkan saat berbuka, dianjurkan sesegera mungkin. Hal ini dilakukan agar kadar gula darah tidak turun terlalu lama.


Konsumsi Makanan Berserat dan Jaga Kecukupan Cairan

Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa, sahur. (Photo by Gabby K from Pexels)

Konsumsi Makanan Berserat

Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung banyak serat. Makanan berserat memberikan rasa kenyang lebih lama. Misalnya seperti nasi merah, gandum, sayur, dan buah, dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak khususnya saat makan sahur.

Pastikan Kebutuhan Cairan Tercukupi

Kecukupan cairan penting untuk mencegah dehidrasi. Pengidap diabetes akan mudah mengalami dehidrasi karena tubuhnya kekurangan cairan.

Saat berpuasa, otomatis tubuh tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup, sehingga perlu digantikan saat setelah berbuka sampai dengan waktu sahur.

Konsumsi air putih lebih dianjurkan dibandingkan minuman manis atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi dan teh. Minuman berkafein bersifat diuretik, mampu mendorong lebih sering berkemih, sehingga berisiko memicu dehidrasi.


Pasien Diabetes Wajib Hindari

Ilustrasi gorengan bakwan./Copyright shutterstock.com/g/RaniRestuIrianti

Hindari Makan Berlebihan

Hindari makan berlebihan saat sahur dan waktu berbuka karena mengatur porsi makan sangat penting untuk mengontrol kadar gula darah dan berat badan pengidap diabetes.

Hindari Konsumsi Gorengan

Mengonsumsi gorengan menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh dan secara tidak langsung akan meningkatkan kadar gula darah.

Hindari Makanan dan Minuman Terlalu Manis

Selain itu, penyandang diabetes juga disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

“Saat berbuka puasa, hindari konsumsi makanan yang banyak mengandung gula, minuman manis, sirup, jus kalengan, atau jus segar dengan tambahan gula yang meningkatkan risiko hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah,” kata Ikhsan.

Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya