Liputan6.com, Bandung - Bupati Bandung Dadang Supriatna mengaku menghormati keputusan FIFA membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia sehingga Stadion Si Jalak Harupat (SJH) urung digunakan untuk jadi salah satu lokasi pertandingan turnamen tersebut.
Keputusan pembatalan itu pun sempat membuat Bupati Bandung kecewa, mengingat pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk mempercantik Stadion SJH.
Advertisement
"Namun, kami tetap menghormati keputusan FIFA. Walau bagaimanapun FIFA yang memiliki kewenangan," kata Dadang di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Dari momen yang mengecewakan itu, Dadang pun mengajak kepada seluruh pihak untuk bisa mengambil hikmah positif. Sehingga, kata dia, jangan sampai membuat keutuhan, persatuan, dan kesatuan sebagai bangsa terpecah.
"Peristiwa ini mari kita jadikan motivasi untuk tetap tegak muka dan semakin memperkuat jati diri bangsa, serta menambah semangat pembangunan sepak bola di tanah air," kata Dadang.
Dadang juga berterima kasih kepada pemerintah pusat, karena bagaimanapun Stadion SJH sempat dipilih dan diberi kepercayaan untuk menjadi lokasi kompetisi sekelas Piala Dunia U20.
"Meskipun pada akhirnya (Piala Dunia U-20) tidak jadi dilaksanakan, kami tetap menghormati (keputusan FIFA)," kata Dadang.
Ada Potensi Sanksi untuk Indonesia
Sebelumnya, federasi sepak bola dunia FIFA resmi menyatakan mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah Presiden FIFA Gianni Infantino melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di Doha, Qatar, Rabu.
FIFA mengatakan mereka akan secepatnya menunjuk tuan rumah baru, sedangkan tanggal penyelenggaraan kompetisi itu tidak berubah.
Selain itu diumumkan pula bahwa potensi sanksi terhadap Indonesia juga akan diumumkan pada tahap berikutnya.
Dalam situs resminya, PSSI menjelaskan, ada sembilan poin sanksi FIFA yang bisa diterima Indonesia jika batal menyelenggarakan Piala Dunia U-20 2023, antara lain:
- Indonesia akan dibekukan oleh FIFA.
- Indonesia bisa dikecam oleh negara-negara lain karena tidak melaksanakan amanat FIFA
- Indonesia tidak bisa mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan kalender FIFA
- Indonesia tidak akan memiliki kesempatan kembali untuk dipilih FIFA menjadi tuan rumah ajang olahraga
- Indonesia akan dicoret sebagai kandidat tuan rumah Piala Dunia 2034
- Federasi olahraga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga, termasuk Olimpiade.
- Indonesia akan dikecam karena bertindak diskriminatif dengan mencampuradukkan olahraga dan politik.
- Pemain, pelatih, wasit, klub, dan masyarakat kehilangan mata pencaharian, dengan lebih dari 500.000 orang terdampak langsung jika sepak bola Indonesia terhenti.
- Timnas U16, U19, U20 tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam ajang sepak bola internasional jika FIFA membekukan PSSI, berdampak pada hilangnya potensi ekonomi hampir triliunan rupiah.
Adapun calon venue Piala Dunia U-20 2023 menurut rencana akan digelar d9i Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Gelora Jakabaring (Palembang), Stadion Mahanan (Solo), Stadion Utama Gelora Bung Karno (Jakarta), dan Gelora Bung Tomo (Surabaya).
Advertisement