6 Fakta Menarik Hagia Sofia, Masjid di Turki yang Awalnya Dibangun Sebagai Gereja

Masjid Hagia Sofia yang terletak di Istanbul, Turki dulunya dibangun sebagai gereja lalu sempat dijadikan museum.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 30 Mar 2023, 18:01 WIB
Hagia Sofia di Istambul Turki dulunya dibangun sebagai gereja namun kini menjadi masjid. (Dok: OZAN ​​KOSE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta Hagia Sofia merupakan sebuah struktur bangunan penting era Bizantium penting yang berlokasi di Istanbul, Turki. Hagia Sofia juga salah satu monumen besar dunia. 

Mengutip dari Britannica, Kamis (30/3/2023), awalnya Hagia Sofia dibangun sebagai gereja Kristen pada abad ke-6 M yakni sekitar tahun 532--537 di bawah arahan kaisar Bizantium Justinian I. Bangunan ini sangat mencerminkan perubahan agama yang terjadi di wilayah tersebut selama berabad-abad, dengan perpaduan menara dan prasasti Islam serta mosaik Kristen yang mewah. 

Selama lebih dari satu milenium, Hagia Sofia difungsikan sebagai Katedral Patriarkat Ekumenis Konstantinopel. Tetapi bangunan dijarah pada 1204 oleh Venesia dan Tentara Salib pada Perang Salib Keempat. Masih banyak hal tentang Hagia Sofia, berikut enam fakta menarik Hagia Sofia yang dirangkum Liputan6.com pada Kamis (30/3/2023).

1. Hagia Sofia Dirancang Aristek Terkenal di Masanya

Hagia Sophia yang dibangun dalam waktu yang sangat singkat sekitar enam tahun dan selesai pada tahun 537 Masehi. Anthemius dari Tralles dan Isidorus dari Miletus merupakan arsitek Hagia Sofia yang terkenal akrab dengan mekanika dan matematika.  

Sejarawan seni menganggap mozaik bangunan Hagia Sofia yang indah sebagai sumber utama pengetahuan tentang keadaan seni mozaik dalam waktu tak lama setelah berakhirnya Kontroversi Ikonoklastik pada abad ke-8 dan ke-9. Bagian dari dekorasi ulang yang dilakukan gereja pada paruh terakhir abad ke-9 juga terungkap belakangan ini. Dalam warna dan tekniknya, ini menunjukkan kelanjutan dari tradisi Bizantium awal dalam preferensi warna.


2. Diubah Jadi Masjid Setelah Penaklukkan Konstantinopel

Hagia Sofia terletak di Turki merupakan masjid yang awalnya dibangun sebagai gereja. (Dok: Yasin AKGUL / AFP)

Setelah penaklukan Konstantinopel oleh Turki pada 1453, Mehmed II mengubahnya menjadi masjid. Ia memberikan renovasi penambahan menara kayu di bagian luar, menara yang digunakan untuk azan, lampu gantung besar, mihrab  yang menunjukkan arah Mekkah, dan mimbar.

Tak diketahui apakah Mehmed II atau putranya Bayezid II yang mendirikan menara merah di sudut tenggara bangunan. Disebutkan menara kayu asli tidak bertahan, Bayezid II mendirikan menara putih sempit di sisi timur laut masjid. Dua menara identik di sisi barat kemungkinan besar ditugaskan oleh Selim II atau Murad III dan dibangun oleh arsitek Ottoman terkenal Sinan pada 1500-an.

3. Hagia Sofia Sempat Diubah Jadi Museum

Pada 1934 Presiden Turki, Kemal Atatürk melakukan sekularisasi bangunan sehingga pada 1935 Hagia Sofia dijadikan museum. Pada 1985 Hagia Sophia ditetapkan sebagai komponen dari situs Warisan Dunia UNESCO yang disebut Area Bersejarah Istanbul, yang mencakup bangunan dan lokasi bersejarah utama kota lainnya.

Kemudian Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan membuat keputusan kontroversial pada 2020 dengan mengubah bangunan itu kembali menjadi masjid. Doa Islam diadakan tak lama setelah pengumuman. Sebagai tujuan wisata paling populer di Turki, Hagia Sophia tetap terbuka untuk pengunjung.


4. Arsitektur Unik Hagia Sofia

Hagia Sofia di Istanbul Turki merupakan bangunan bersejarah yang pada 2020 kembali difungsikan sebagai masjid. (Dok: AFP)

Hagia Sophia menggabungkan gaya arsitektur basilika longitudinal dan bangunan terpusat dengan cara yang sepenuhnya orisinal. Arsiteknya membangun dengan kubah utama berukuran 32 meter yang ditopang dengan dua semi kubah, satu di kedua sisi sumbu longitudinal.

Meskipun basilika berkubah Justinian adalah model dari arsitektur Bizantium yang berkembang, Hagia Sophia tetap unik dan setelah itu tidak ada upaya yang dilakukan oleh pembangun Bizantium untuk menirunya. Secara denah, bangunannya hampir berbentuk bujur sangkar, tetapi jika dilihat dari dalam, tampak seperti persegi panjang, karena semikubah besar di timur dan barat memperpanjang efek atap.

Tiang marmer besar yang menjulang di kedua ujung bangunan untuk menopang kubah. Terbuat dari marmer terbaik, tiang dipilih karena warna dan variasinya, sedangkan bagian bawah dindingnya dilapisi dengan lempengan marmer.

Dinding gorden sebagai dinding eksterior tanpa beban di atas galeri dan dasar kubah ditembus oleh jendela, yang di bawah sinar matahari mengaburkan penyangga dan memberi kesan bahwa kanopi mengapung di udara. Sayangnya selain marmer dari bangunan ini, bagian dekorasi asli lainnya termasuk sebagian besar mozaik yang menghiasi atas dinding dan atap telah musnah.


5. Masih Terdapat Penggambaran Mozaik Kristus Gereja Bizantium

Hagia Sofia di Istanbul Turki merupakan bangunan bersejarah yang sempat jadi museum lalu pada 2020 kembali difungsikan sebagai masjid. (Dok: AFP)

Gambar-gambar abad ke-19 menunjukkan bahwa dekorasi Hagia Sophia juga mencakup serangkaian santo yang lengkap. Dari orang-orang kudus ini, yang berdiri berbaris di dinding tengah di atas galeri, hanya sedikit yang selamat.

Menurut gambar-gambar itu, orang-orang dari zona tengah melambangkan para nabi dan dari zona bawah menggambarkan para uskup suci. Lebih tinggi mungkin ada penjaga malaikat dan, di tengah cungkup, mungkin sebuah mozaik Kristus. Dengan kata lain, disposisi gambar-gambar itu mungkin sesuai dengan apa yang saat ini sedang dicoba terutama untuk arsitektur gereja baru dan yang akan menjadi sistem dekorasi yang diterima di gereja-gereja Bizantium tengah.

6. Pernah Beberapa Kali Terbakar dan Mendapat Serangan Bom

Hagia Sofia sempat mengalami kebakaran tahun 404 M terjadi kerusuhan massal di Konstantinopel. Kerusuhan ini membuat terbakarnya Hagia Sophia. Tak ada yang tersisa dari bangunan tersebut. Kemudian, pada pemerintahan Kaisar Theodosios II, Hagia Sophia kembali dibangun dengan struktur baru dan selesai pada 415. 

Gempa bumi juga pernah menyebabkan runtuhnya sebagian kubah pada tahun 558. Tetapi bangunan dipulihkan pada 562 dan terdapat dua keruntuhan parsial lebih lanjut, setelah itu dibangun kembali dengan skala yang lebih kecil dan keseluruhan gereja diperkuat dan dipulihkan lagi pada pertengahan abad ke-14. Selain itu pada 2016 sempat terjadi serangan bom dari kelompok ISIS di dekat Hagia Sofia.

 

Infografis: Masjid Indah dan Ikonik di Indonesia. (Triyasni/Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya