Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung soal penyerapan beras oleh Perum Bulog pada tahun ini yang menurun cukup drastis jika dibandingkan 2022, khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menurut dia, penurunan disebabkan karena penyerapan beras dari Provinsi Sulawesi Selatan ke provinsi lain meningkat tinggi.
Advertisement
“Memang ada penurunan yang lumayan drastis. Biasanya Maret itu sampai 40 ribu, 50 ribu, ini baru pada bulan yang sama baru 6 ribu ton," kata Jokowi usai meninjau ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Batangase, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (30/3/2023).
Secara nasional, pemerintah menargetkan target penyerapan cadangan beras pemerintah (CBP) oleh Bulog pada tahun ini mencapai 2,4 juta ton. Jokowi mengatakan pemerintah akan terus berupaya untuk memastikan kembali ketersediaan beras di seluruh provinsi di Indonesia.
"Kita harapkan stok di semua provinsi, persediaan beras di semua provinsi itu pada kondisi yang normal," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Jokowi juga menyambut baik rencana pemerintah daerah untuk membangun pasar induk beras di Sulawesi Selatan. Keberadaan passt induk dinilai dapat mempermudah kontrol stok beras.
"Ya bagus, kalau ada pasar induk itu mengontrolnya mengontrol stok, mengontrol perputaran uang di perberasan menjadi lebih mudah. Seperti kita punya pasar induk di Cipinang stoknya harus berapa, bulan ini harus berapa menjadi jelas," jelas Jokowi.
Mudahkan Daerah untuk Mengontrol Ketersediaan Beras
Menurut dia, adanya pasar tersebut akan memudahkan daerah untuk mengontrol ketersediaan beras di sana. Selain itu, pasar tersebut akan memudahkan para petani dalam menjual hasil pertaniannya.
"Di sini pun juga gitu kalau nanti ada pasar induk itu akan memudahkan petani untuk menjualnya di mana, memudahkan Sulawesi Selatan untuk menentukan ini bisa dijual keluar atau di stok untuk kebutuhan sendiri menjadi jelas," tutur Jokowi.
Advertisement