Liputan6.com, Devon - Bocah asal Inggris ini berkemah selama tiga tahun.
Bukan berkemah di hutan, pantai, atau camping ground, melainkan bocah ini mendirikan tenda di halaman rumahnya. Ia memutuskan untuk "pindah rumah" ke tendanya itu dengan tujuan mengumpulkan donasi.
Advertisement
Hasilnya, tiga tahun kemudian ia berhasil mengumpulkan sebanyak 860 ribu dolar atau setara 12,9 miliar rupiah.
Mengutip dari United Press International, Jumat (31/3/2023), donasi itu ia kumpulkan untuk diberikan kepada hospice, yaitu tempat perawatan bagi pasien yang sudah kehilangan kemampuan untuk merawat diri dan tidak dapat lagi ditangani atau disembuhkan oleh dokter.
Tiga tahun lamanya ia tinggal di dalam tenda, akhirnya bocah itu kembali ke dalam rumah.
Tak hanya berhasil mengumpulkan donasi dengan jumlah yang sangat besar, ia juga berhasil memecahkan rekor di Guinnes World Records (GWR).
Max Woosey berumur 10 tahun ketika memulai proyek "Boy in the Tent" atau “Anak Laki dalam Tenda" di halaman rumahnya di Devon, Inggris, pada 28 Maret 2020. Ia baru saja menghabiskan malam terakhirnya di halaman pada hari Selasa 28 Maret 2023, tepat tiga tahun kemudian.
Woosey memulai proyek ini dengan tujuan menggalang dana untuk North Devon Hospice, fasilitas yang merawat salah satu tetangganya, Rick Abbot, yang meninggal karena kanker pada tahun 2020.
"Sebelum tetangga saya meninggal karena kanker, dia memberi saya sebuah tenda dan menyuruh saya untuk 'berpetualang',” kata Woosey kepada Guinness World Records.
Buktikan Anak-anak Bisa Lakukan Hal Hebat
Selama menjalankan proyeknya, Woosey aktif di sosial media, banyak hal yang ia bagikan.
Woosey mengabadikan malam-malamnya di tenda melalui akun media sosialnya, ia pun berhasil mengumpulkan lebih dari 860.000 dolar dengan proyeknya dan memecahkan rekor dunia untuk uang terbanyak yang dikumpulkan dengan berkemah (individu), kata GWR.
Akun media sosialnya cukup mendapat perhatian, ia meraih sebanyak 20,3 ribu pengikut di Instagram.
Ketenarannya di media sosial pun membawanya menjadi figur yang juga terkenal di dunia nyata. Ia bahkan diizinkan untuk mendirikan tenda dan bermalam di lokasi-lokasi tertentu, seperti di London Zoo, taman kediaman PM Inggris di No. 10 Downing Street dan Lapangan Rugbi Twickenham.
Woosey mengaku tidak sama sekali menyesal menghabiskan waktu tiga tahun hidup di tenda, “Saya memiliki tiga tahun terbaik dalam hidup saya."
"Saya telah bertemu dengan beberapa orang yang luar biasa dan memiliki pengalaman yang brilian. Saya rasa saya tidak akan mengubah apapun,” kata Woosey.
Woosey mengaku bahwa awalnya ia hanya berniat untuk berpetualang, siapa sangka bocah itu malah membawa pulang ratusan ribu dolar.
“Sungguh gila bahwa hal ini mendapat begitu banyak perhatian, tetapi saya harap ini membuat orang melihat bahwa anak-anak mampu melakukan lebih dari yang orang pikirkan," ucapnya.
Advertisement
Mendayung ke Antartika, Wanita Ini Raih Rekor Dunia
Aksi unik lainnya yang berhasil pecahkan rekor dunia datang dari seorang wanita yang nekat mendayung ke Antartika.
Lisa Farthofer, seorang wanita berusia 31 tahun melakukan aktivitas mendayung perahu sejauh 753 Kilometer di perairan terbuka Antartika selama tujuh hari dimulai pada tanggal 11-17 Januari 2023.
Perjalanan ini menjadikannya sebagai wanita pertama yang mendayung di Southern Ocean dan wanita pertama yang mendayung di perairan terbuka Antartika dalam catatan Guinness World Records.
Farthofer berdayung bersama tim ekspedisinya yang terdiri dari Fiann Paul asal Islandia, Mike Matson dan Brian Krauskopf asal Amerika Serikat, Jamie Douglas-Hamilton asal Inggris, dan Stefan Ivanov asal Bulgaria.
Tim ini melakukan ekspedisi dengan tujuan untuk mengikuti langkah pelayaran yang dilakukan oleh Ernest Shackleton dan krunya dari Elephant Island ke Georgia Selatan pada tahun 1915.
“Saya melihat beberapa hal yang sangat menakjubkan,” ujar Farthofer kepada Guinness World Records.
“Terkadang perjalanannya sulit dan menantang, tetapi ada juga momen yang sangat luar biasa, seperti saat mendayung di tengah kawanan paus sirip, dan juga terasa seperti ada sekawanan penguin yang selalu bersama kami sepanjang waktu."
Farthofer mengatakan bahwa perjalanannya juga menyoroti keindahan alam.
Bocah SD Ini Pecahkan Rekor Dunia Menumpuk Kaleng Saat Istirahat Sekolah
Kali ini bahkan lebih muda dari Woosey, bocah SD ini pecahkan rekor dunia padahal ia hanya sedang bermain.
Ada banyak bidang prestasi yang bisa digeluti manusia. Jika bisa konsisten, tak menutup kemungkinan menekuni sebuah kegemaran bakal menjadikan sebuah nilai tambah. Meskipun itu hanya kegiatan sepele yang tak banyak orang bisa punya waktu luang menggelutinya. Bahkan bisa jadi kegemaran itu mendapatkan apresiasi yang membanggakan.
Seperti yang dialami seorang bocah SD kelas empat yang baru saja memecahkan rekor dunia. Melansir dari UPI, siswa kelas empat di Maryland tercatat telah memperoleh Rekor Dunia Guinness usai menumpuk 21 kaleng makanan menjadi bentuk piramida dalam 30 detik.
Mungkin terdengar biasa saja bagi sebagian besar orang, namun itulah sebuah pembuktian yang dilakukan bocah SD itu. Bahkan siswa bernama Liam Kalbskopf itu melakukannya saat jam istirahat sekolah yang biasanya digunakan untuk jajan dan bermain. Kisahnya ini sukses mencuri perhatian.
Advertisement