Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan Tunjuk Putra Sulung Sebagai Putra Mahkota Abu Dhabi

Penunjukan Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan sebagai putra mahkota Abu Dhabi diumumkan pada Rabu (30/3/2023) malam tanpa rincian lebih lanjut.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Mar 2023, 18:35 WIB
Putra mahkota baru Abu Dhabi Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed. (Dok. AFP)

Liputan6.com, Abu Dhabi - Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) menunjuk putra tertuanya, Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, sebagai putra mahkota Abu Dhabi. Kantor berita WAM yang dikelola negara mengumumkan penunjukan tersebut pada Rabu (30/3/2023) malam tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Putra mahkota baru Abu Dhabi Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan menduduki sejumlah posisi, termasuk wakil penasihat keamanan nasional serta ketua komite eksekutif dan kantor eksekutif Abu Dhabi.

Alih-alih mewariskan kepada salah satu saudara laki-lakinya, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan dinilai lebih memilih memusatkan kekuasaan dalam keluarga intinya. Hal tersebut serupa dengan yang dilakukan Raja Salman dari Arab Saudi, yang mewariskan takhtanya kepada putranya, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).

Pada hari yang sama, MBZ juga menunjuk saudaranya Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan sebagai wakil presiden UEA, bersama penguasa Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum. Demikian seperti dilansir AP, Kamis (30/3/2023).

Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan dan saudara laki-laki lainnya, Sheikh Hazza bin Zayed Al Nahyan, turut kebagian jabatan sebagai wakil penguasa Abu Dhabi.


Sekilas tentang Uni Emirat Arab

Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan atau MBZ di Istana Al Shatie, Abu Dhabi, Jumat (1/7/2022). (Foto: Sekretariat Presiden)

UEA yang merupakan federasi tujuh emirat, termasuk Abu Dhabi yang kaya minyak, telah dengan cepat mengubah dirinya selama setengah abad terakhir. Dari wilayah gurun yang jarang dihuni oleh suku Badui menjadi pusat kekuatan politik dan ekonomi dengan infrastruktur canggih, termasuk gedung pencakar langit tertinggi di dunia.

Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, presiden pertama UEA dan kekuatan pendorong di balik pembentukannya, memerintah dari tahun 1971 hingga kematiannya pada tahun 2004. Dia menunjuk putra sulungnya Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan sebagai penggantinya dan MBZ sebagai wakil putra mahkota.

MBZ telah menjadi pemimpin de facto UEA sejak Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan menderita stroke pada tahun 2014. Sheikh Khalifa, yang namanya diabadikan sebagai nama gedung pencakar langit terbesar di dunia, Burj Khalifa, meninggal pada Mei 2022.

Selama pemerintahan MBZ, UEA memupuk hubungan dekat dengan negara tetangga Arab Saudi dan awalnya bergabung dalam perang melawan pemberontak Houthi di Yaman, sebelum akhirnya dilaporkan menarik diri. UEA disebut telah berusaha memproyeksikan kekuatan militer di seluruh wilayah karena menentang kebangkitan kelompok-kelompok Islam.

Pada tahun 2020, UEA menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah Perjanjian Abraham. Selama bertahun-tahun sebelumnya, UEA dan negara-negara Teluk Arab lainnya dilaporkan secara diam-diam mempertahankan hubungan dengan Israel, dipersatukan oleh saling curiga terhadap Iran.

UEA menampung sekitar 3.500 tentara Amerika Serikat, mayoritas di Pangkalan Udara Al-Dhafra Abu Dhabi, tempat drone dan jet tempur menerbangkan misi memerangi kelompok ISIS di Irak dan Suriah. Dubai adalah pelabuhan persinggahan tersibuk Angkatan Laut AS di luar negeri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya