7 Golongan yang Mendapat Naungan Allah pada Hari Kiamat, Siapa Mereka?

7 golongan yang mendapat naungan Allah. Yang dimaksud dengan naungan ini adalah naungan ‘Arsy.

oleh Putry Damayanty diperbarui 31 Mar 2023, 06:30 WIB
Ilustrasi muslim. Image by Free-Photos from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Ada tujuh golongan yang nantinya akan mendapatkan naungan Allah SWT pada hari kiamat.

Imam al-Bukhari dan Muslim dalam kitab Shahih meriwayatkan dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda,

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

”Ada tujuh golongan manusia yang Allah Ta’ala akan menaungi mereka pada naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Pemimpin yang adil. Pemuda yang tumbuh dewasa dalam ibadah kepada Allah. Lelaki yang hatinya tergantung di masjid.

Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah. Lelaki yang diajak berbuat zina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan namun dia berkata, ”Aku takut kepada Allah.”

Orang yang mensedekahkan sesuatu kemudian dia merahasiakannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang telah diinfakkan oleh tangan kanannya. Dan orang yang mengingat Allah sendirian lalu kedua matanya berlinang air mata.”

 

Saksikan Video Pilihan ini:


Keadaan Manusia Saat Yaumul Hisab

Pada saat yaumul hisab di hari kiamat, tidak ada pepohonan, tidak ada kamar tidur, tidak ada istirahat, tidak ada aula, tidak ada AC dan tidak ada gua. 

Sementara matahari jaraknya sangat dekat dengan kepala manusia yaitu satu mil. Kondisi ini diperburuk dengan keadaan manusia yang tanpa memakai pakaian sama sekali alias telanjang bulat dan tanpa alas kaki.

Mereka berada di satu tempat yang sama berupa dataran tinggi yang luas. Semua manusia dari manusia generasi pertama hingga generasi terakhir, tua-muda, pria-wanita, para nabi dan rasul, para pimpinan negara dan menteri, orang kaya dan miskin, orang lemah dan kuat, orang kafir, munafik, muslimin dan mukminin seluruhnya berada di tempat yang sama.

Rasulullah SAW kemudian melanjutkan informasinya,

”Keringat yang menggenangi tubuh manusia saat itu sesuai dengan kadar amalannya. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai ke kedua mata kakinya. Ada yang sampai ke lututnya. Ada yang sampai ke pinggangnya dan bahkan ada yang sampai tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah SAW mengisyaratkan tangannya ke mulutnya.”

Kemudian Allah mendatangkan tujuh golongan manusia ini dan menjadikan mereka berada di bawah naungan-Nya sampai Allah mengadili semua manusia.

 


7 Golongan Yang Mendapat Naungan Allah SWT

Yang dimaksud dengan naungan yang Rasulullah SAW sebutkan dalam hadis tadi adalah naungan ‘Arsy. Di hari yang berat pada hari kiamat kelak, ada tujuh golongan manusia yang dimuliakan oleh Allah dengan mendapatkan fasilitas pelindung dari sinar mentari yang sangat panas menyengat:

1. Pemimpin yang adil

Mereka adalah pemimpin yang adil kepada rakyatnya, yang memelihara hak-hak mereka, memperhatikan maslahat mereka, berhukum dengan syariat Allah SWT, sehingga pemimpin semacam ini mewujudkan kemaslahatan agama dan dunia.

2. Pemuda yang tumbuh dewasa dalam ibadah kepada Allah

Maksudnya adalah pemuda yang tumbuh dewasa dalam keadaan sungguh-sungguh beribadah kepada Allah dan senantiasa mentaati dalam perintah dan larangan-Nya. Dikhususkan sebutan pemuda dalam hadis ini karena ibadah di usia muda merupakan perkara yang paling berat dan sulit untuk dilakukan. 

Hal ini karena banyaknya dorongan untuk berbuat maksiat dan dominasi dari syahwat. Bila di masa muda seseorang tekun beribadah maka hal itu menunjukkan kuatnya takwa dan besarnya rasa takutnya kepada Allah.

3. Lelaki yang hatinya tergantung di masjid.

Yaitu orang yang amat sangat mencintai dan terikat dengan masjid. Dia sering menetap di masjid, senantiasa melaksanakan shalat wajib secara berjamaah di masjid dan menunggu shalat berikutnya setelah melaksanakan shalat. Seakan-akan hatinya merupakan lampu yang berada di masjid.


4. 2 Orang yang Saling Mencintai karena Allah SWT

Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah.

Maksudnya, dua orang yang saling mencintai karena Allah dan di jalan menuju keridhaan serta ketaatan kepada-Nya, bukan karena kepentingan duniawi. Mereka bersatu berdasarkan hal itu. Mereka benar-benar tulus karena Allah saat bersatu dan berpisah.

5. Seorang lelaki yang diajak berbuat zina oleh seorang wanita namun menolaknya

Hal ini bisa mengandung makna, dia mengucapkannya untuk mencegah wanita itu dari berzina. Atau bisa juga bermakna dia mengucapkannya dengan hatinya dan dibuktikan dengan perbuatannya yaitu rasa takutnya kepada Allah telah menghalanginya dari melakukan perbuatan yang dimurkai oleh Allah.

Di sini dikhususkan wanita yang berkedudukan dan cantik karena kuatnya daya tariknya. Penolakannya terhadap godaan yang sangat besar semacam itu berarti dia telah menghimpun tingkatan-tingkatan ketaatan kepada Allah dan rasa takut kepada-Nya pada level paling sempurna. Ini merupakan sifat orang-orang shiddiqin, orang yang sangat teguh di atas imannya.

6. Orang yang bersedekah dengan sedekah sunnah lalu merahasiakannya 

Sehingga diumpamakan tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. Artinya, andaikan tangan kirinya adalah orang yang hidup, dia tidak mengetahui sama sekali sedekah yang dilakukan meskipun dia sangat dekat dengannya, saking rapatnya menyembunyikan sedekah.

Ini merupakan sikap yang paling utama dalam bersedekah dan paling jauh dari riya’. Meskipun demikian, bersedekah dan zakat secara terbuka itu diperbolehkan bila bersih dari riya’ dan dengan tujuan untuk mendorong orang lain untuk berinfak dan agar orang lain meneladani dirinya serta untuk menampakkan syiar-syiar Islam.

7. Seseorang yang berdzikir kepada Allah dengan hatinya atau dengan lisannya

Hal ini dapat juga diartikan dengan seseorang berada di tengah banyak orang namun hatinya hanya menghadap kepada Allah dan tertuju kepada-Nya lalu meneteslah air matanya karena takut kepada Allah Ta’ala.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya