Liputan6.com, Jakarta - PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) atau Sido Muncul akan membagikan dividen tunai Rp 690 miliar untuk periode tahun buku 2022. Dividen tersebut setara dengan Rp 23 per saham.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Kamis (30/3/2023), pembagian dividen tersebut sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Sido Muncul pada 29 Maret 2023.
Advertisement
Sementara itu, hingga 31 Desember 2022, laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak Rp 1,1 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp 1,03 triliun serta total ekuitas senilai Rp 3,5 triliun.
Jadwal
- Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 6 April 2023
- Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 10 April 2023
- Cum dividen di pasar tunai: 11 April 2023
- Ex dividen di pasar tunai: 12 April 2023
- Recording date: 11 April 2023
- Pembayaran dividen: 28 April 2023
Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 30 Maret 2023, saham SIDO merosot 2,3 persen ke posisi Rp 840 per saham. Saham SIDO dibuka stagnan Rp 860 per saham. Saham SIDO berada di level tertinggi Rp 865 dan terendah Rp 840 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.665 kali dengan volume perdagangan 142.954 lot saham. Nilai transaksi Rp 12,2 miliar.
Sebelumnya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada Desember 2022. Sepanjang periode tersebut baik pendapatan maupun laba bersih perseroan mengalami penurunan.
Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat, 10 Februari 2023, pendapatan tercatat sebesar Rp 3,86 triliun, turun 3,87 persen dibandingkan pendapatan 2021 sebesar Rp 4,02 triliun.
Sementara dari sisi beban pokok pendapatan tidak mengalami banyak perubahan yakni menjadi Rp 1,7 triliun pada 2022 dari Rp 1,73 triliun pada 2021. Alhasil, perseroan memperoleh laba bruto Rp 2,16 triliun, turun 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,29 triliun.
Hingga Desember 2022, perseroan menciptakan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 565,06 miliar atau naik 1,55 persen yoy, beban umum dan administrasi naik 31,43 persen yoy menjadi Rp 222,85 miliar, dan beban lain-lain turun 99,71 persen yoy menjadi hanya Rp 14 juta. Bersamaan dengan itu, pendapatan lain-lain turun 14,77 persen yoy menjadi Rp 18,38 miliar pada Desember 2022.
Aset Sido Muncul
Dari rincian tersebut, perseroan memperoleh laba usaha sebesar Rp 1,39 triliun, turun 11,65 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 1,58 triliun.
Pada periode yang sama, penghasilan keuangan turun 26,3 persen menjadi Rp 27,57 miliar. Sementara biaya keuangan turun 9,51 persen menjadi Rp 780 juta. Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,1 triliun, turun 12,39 persen dibandingkan laba tahun berjalan 2021 sebesar Rp 1,26 triliun.
Dari sisi aset Sido Muncul hingga Desember 2022 naik tipis menjadi Rp 4,08 triliun dari Rp 1,07 triliun pada akhir 2021. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 2,19 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,89 triliun. Liabilitas hingga Desember 2022 turun menjadi Rp 575,97 miliar dari Rp 597,79 miliar pada Desember 2021.
Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 541,05 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 34,92 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 3,51 triliun dari Rp 3,47 triliun pada Desember 2021.
Advertisement
Sido Muncul Bidik Pertumbuhan Penjualan 10 Persen pada 2023
Sebelumnya. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membidik pertumbuhan penjualan meningkat sekitar 10 persen di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi pada 2023.
Direktur Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) Irwan Hidayat menuturkan, pihaknya menargetkan peningkatan penjualan pada 2023.
"Kami berusaha untuk meningkat ada sekitar 10 persen. Tapi yang penting saya tidak khawatir karena secara umum produk kami baik," kata Irwan kepada awak media saat ditemui di Pacific Place, Rabu (15/2/2023).
Di sisi lain, Irwan mengaku, tidaklah mudah menjual produk Sido Muncul di luar negeri. "Nah menjual jamu di negeri orang itu tidak gampang. Kalau jual komoditi minyak itu gampang," kata dia.
Selain itu, regulasinya pun terbilang tidak gampang karena produk yang dijual mayoritas obat herbal. "Yang dijual ini bukan komoditi seperti minyak dan kelapa sawit. Ini yang dijual obat herbal dan kebanyak obt herbal itu tidak gampang di jual di luar negeri, karena regulasinya kan tidak gampang," ujar dia.
Meski demikian, Irwan menjelaskan, penjualan yang baik itu butuh waktu dan juga kepercayaan.
"Kalau penjualan yang baik itu butuh waktu butuh kepercayaan, dan kepercayaan itu butuh waktu dan di luar negeri itu tetap penjualan baik," kata dia.
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengumumkan kinerja perusahaan untuk tahun buku yang berakhir pada Desember 2022. Sepanjang periode tersebut baik pendapatan maupun laba bersih perseroan mengalami penurunan.
Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat, 10 Februari 2023, pendapatan tercatat sebesar Rp 3,86 triliun, turun 3,87 persen dibandingkan pendapatan 2021 sebesar Rp 4,02 triliun.
Sementara dari sisi beban pokok pendapatan tidak mengalami banyak perubahan yakni menjadi Rp 1,7 triliun pada 2022 dari Rp 1,73 triliun pada 2021. Alhasil, perseroan memperoleh laba bruto Rp 2,16 triliun, turun 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2,29 triliun.
Hingga Desember 2022, perseroan menciptakan beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp 565,06 miliar atau naik 1,55 persen yoy, beban umum dan administrasi naik 31,43 persen yoy menjadi Rp 222,85 miliar, dan beban lain-lain turun 99,71 persen yoy menjadi hanya Rp 14 juta. Bersamaan dengan itu, pendapatan lain-lain turun 14,77 persen yoy menjadi Rp 18,38 miliar pada Desember 2022.
Advertisement
Aset Perseroan
Dari rincian tersebut, perseroan memperoleh laba usaha sebesar Rp 1,39 triliun, turun 11,65 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 1,58 triliun.
Pada periode yang sama, penghasilan keuangan turun 26,3 persen menjadi Rp 27,57 miliar. Sementara biaya keuangan turun 9,51 persen menjadi Rp 780 juta. Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,1 triliun, turun 12,39 persen dibandingkan laba tahun berjalan 2021 sebesar Rp 1,26 triliun.
Dari sisi aset Sido Muncul hingga Desember 2022 naik tipis menjadi Rp 4,08 triliun dari Rp 1,07 triliun pada akhir 2021. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 2,19 triliun dan aset tidak lancar Rp 1,89 triliun. Liabilitas hingga Desember 2022 turun menjadi Rp 575,97 miliar dari Rp 597,79 miliar pada Desember 2021.
Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 541,05 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 34,92 miliar. Sementara ekuitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 3,51 triliun dari Rp 3,47 triliun pada Desember 2021.