Peneliti Temukan Omega-3 Tertentu untuk Cegah Gangguan Penglihatan Akibat Alzheimer dan Diabetes

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan penglihatan ini diyakini menghabiskan biaya global $411 miliar per tahun karena biaya medis dan perawatan, serta kehilangan pekerjaan dan produktivitas.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 31 Mar 2023, 10:00 WIB
ilustrasi degenerasi makula/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Gangguan penglihatan di atas usia 50 tahun, kebanyakan penyebab utamanya adalah degenerasi makula terkait usia, katarak, retinopati diabetik, glaukoma, dan kelainan refraksi yang tidak terkoreksi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan penglihatan ini diyakini menghabiskan biaya global $411 miliar per tahun karena biaya medis dan perawatan, serta kehilangan pekerjaan dan produktivitas.

 

Degenerasi makula terkait usia misalnya, dapat menyebabkan penglihatan sentral menjadi kabur.

Sementara itu, retinopati diabetik pada pasien diabetes tipe 1 dan tipe 2 disebabkan oleh kadar gula darah tinggi yang mempengaruhi aliran darah ke retina, dan jika tidak diobati dapat menyebabkan kebutaan.

Dilansir dari laman Medical News Today, dari semua jaringan dalam tubuh, retina dan otak memiliki konsentrasi tertinggi dari asam lemak omega-3 jenis tertentu yang dikenal sebagai asam docosahexaenoic atau DHA. Asam lemak ini harus disediakan melalui diet atau suplemen karena tubuh hanya dapat membuatnya dalam jumlah kecil.

Sedangkan pentingnya asam lemak omega-3 dalam makanan sudah diketahui dengan baik, dan studi epidemiologi telah menunjukkan efek menguntungkan dari suplementasi DHA dalam mengurangi risiko perkembangan penyakit retina.

Sekarang, penelitian baru menawarkan secercah harapan untuk mengobati dan mungkin mencegah penurunan penglihatan terkait penyakit Alzheimer, diabetes, dan gangguan lain setelah para ilmuwan menciptakan bentuk baru DHA yang dapat masuk ke retina mata.

Penelitian ini didanai oleh Alzheimer’s Association Research Grant (AARG).

 


Bentuk Baru DHA

Kelompok peneliti di balik penelitian ini berasal dari University of Illinois di Chicago dan mempresentasikan data mereka pada pertemuan tahunan American Society for Biochemistry and Molecular Biology, 25-28 Maret di Seattle.

Mereka menunjukkan bahwa bentuk baru DHA yang mereka kembangkan dapat digunakan untuk melewati penghalang darah usus dan retina.

Untuk melakukan ini, para peneliti menciptakan bentuk baru lysophospholipid DHA atau LPC-DHA. Mereka memberikan suplemen ini kepada tikus dengan dosis rendah selama 6 bulan, atau setara dengan sekitar 250 hingga 500 miligram asam lemak omega-3 per hari pada manusia.

Hasilnya, pemberian omega-3 ini menghasilkan peningkatan 100% jumlah DHA yang ditemukan di retina mereka. Peneliti membandingkan efek suplementasi dengan LPC-DHA dengan bentuk lain dari suplementasi DHA seperti minyak ikan dan minyak krill dan menemukan bahwa itu lebih unggul.

Studi lebih lanjut oleh tim pada tikus yang dibiakkan dengan gejala Alzheimer menunjukkan bahwa setelah enam bulan suplementasi harian dengan LPC-DHA, tikus ini menunjukkan peningkatan 96% pada tingkat DHA retina serta struktur dan fungsi retina yang terjaga.

Jika dibandingkan dengan suplemen DHA konvensional, mereka menemukan ini tidak berpengaruh pada tingkat atau fungsi DHA retina pada tikus.

Karena bentuk DHA ini hanya diuji pada tikus dan bukan pada manusia, tidak jelas apakah LPC-DHA ini akan memiliki efek yang sama pada manusia.

 


Manfaat DHA

Mohammed Zeeshan Afzal, dokter perawatan primer dan dokter kulit dengan pengalaman lebih dari 14 tahun yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan DHA (docosahexaenoic acid) adalah asam lemak omega-3 yang penting untuk fungsi retina. DHA telah dikaitkan dengan beberapa kondisi retina, termasuk degenerasi makula terkait usia (AMD), retinopati prematuritas (ROP), dan retinitis pigmentosa (RP).

“Retinopati diabetik merupakan komplikasi diabetes yang mempengaruhi pembuluh darah di retina. DHA telah terbukti memiliki efek perlindungan pada pembuluh darah ini, mengurangi peradangan dan stres oksidatif yang dapat berkontribusi pada perkembangan retinopati diabetik,” jelas Afzal.

Barry Sears, pendiri Inflammation Research Foundation mengatakan bahwa efek DHA pada peradangan terlihat.

"Hampir semuanya karena DHA adalah bahan penyusun yang diperlukan untuk membuat hormon tertentu (resolvin) yang diperlukan untuk mengurangi peradangan berlebih di neuron.”

 


Bisakah DHA Bermanfaat bagi Penderita Alzheimer?

Para penulis penelitian mengklaim bahwa temuan tersebut dapat bermanfaat bagi penderita penyakit Alzheimer. Orang dengan penyakit Alzheimer sering mengalami gangguan penglihatan, meskipun penyebabnya sangat banyak.

“Kerusakan penglihatan yang terlihat pada penderita penyakit Alzheimer disebabkan oleh gangguan pusat pemrosesan visual di otak. Seiring berkembangnya penyakit, hal itu dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengenali wajah, membaca, dan menavigasi lingkungannya. Ini karena penumpukan plak amiloid dan tau kusut di otak, yang mengganggu komunikasi antar neuron dan menyebabkan kematian sel,” jelas Dr. Zeeshan Afzal .

Para penulis penelitian menunjukkan bahwa tingkat DHA retina ditemukan rendah pada pasien Alzheimer serta orang lain dengan gangguan penglihatan.

Menemukan cara yang dapat meningkatkan level ini dapat membantu mencegah penurunan fungsi visual terkait Alzheimer.

Infografis Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya