Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Rencananya, saham Merdeka Battery Materials tercatat di BEI pada 18 April 2023.
Meski demikian, Merdeka Battery Materials belum berencana membagikan dividen usai IPO. Ini mengingat, pembagian dividen perseroan direncanakan akan dilakukan pada 2026 dengan menggunakan laba bersih untuk tahun buku 2025.
Advertisement
Direktur Utama Merdeka Battery Materials, Devin Ridwan mengatakan, saat ini pihaknya lebih fokus mengembangkan proyek yang ada, salah satunya pabrik peleburan nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) untuk memproduksi bahan baterai kendaraan listrik.
"Saat ini fokus kami adalah lebih kepada mengembangkan semua project yang ada. Tentu ini akan menambah nilai tambah perusahan ke depan. Saya tidak akan komentar lebih banyak soal dividen. Strategi perusahaan adalah lebih kepada mengembangkan project-project ini yang di mana ini akan beri nilai tambah lebih tinggi kepada stakeholders Merdeka Battery Materials," kata Devin dalam konferensi pers, Kamis (30/3/2023).
Devin menyebut, setiap keputusan pembagian dividen akan melalui tahapan kajian yang komprehensif. "Tentunya setiap keputusan pembagian dividen akan melalui tahapan kajian sangat cermat. Untuk saat ini fokus kami ada pada pengembangan," kata dia.
Merdeka Battery Materials bakal membangun dua pabrik bakal membangun pabrik peleburan nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) untuk memproduksi bahan baterai kendaraan listrik. Secara keseluruhan, kapasitas gabungan pabrik tersebut mencapai 240 ribu ton.
Dana IPO
Merdeka Battery Materials akan menggunakan sebagian dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) untuk biaya pembangunan pabrik HPAL tersebut.
"Untuk investasi HPAL memang ada dananya, kami targetkan 18 persen dari dana IPO ini akan kami sisihkan di proyek HPAL tahap I untuk mencukupi sebagian belanja modal yang diperuntukan tahun ini," kata Devin.
Sementara itu, pembangunan pabrik HPAL tahap I dengan kapasitas 60.000 ton ditargetkan akan selesai pada 2025. Nilai investasi pabrik tersebut senilai USD 1,28 miliar atau Rp 19,25 triliun (asumsi kurs Rp 15.046 per dolar AS).
Meski demikian, ia belum dapat menjabarkan terkait nilai investasi untuk keseluruhan kapasitas pabrik yang akan dibangun.
"Pabrik HPAL pertama, tahap satunya kami bangun 60 ribu kemudian dikembangkan lagi 60 ribu berikutnya jadi totalnya 120 ribu. Lalu, pabrik HPAL kedua masih tahap negosiasi dengan calon partner kami belum bisa disampaikan di sini," kata dia.
"Karena HPAL menjadi fokus kami dalam hilirisasi ini, karena memang besar kontribusi yang akan dihasilkan HPAL, bahkan jika dilihat dalam tahap awal kami menargetkan dalam tahun 2025 dapat berkontribusi sekitar 25 persen dalam EBITDA kami setelah dibangun nanti," ia menambahkan.
Advertisement
Merdeka Battery Materials Bakal Bangun Dua Pabrik HPAL demi Genjot Bisnis Nikel
Sebelumnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) bakal membangun dua pabrik peleburan nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) untuk memproduksi bahan baterai kendaraan listrik. Secara keseluruhan, kapasitas gabungan pabrik tersebut mencapai 240 ribu ton.
Merdeka Battery Materials akan menggunakan sebagian dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) untuk biaya pembangunan pabrik HPAL tersebut.
"Untuk investasi HPAL memang ada dananya, kami targetkan 18 persen dari dana IPO ini akan kami sisihkan di proyek HPAL tahap I untuk mencukupi sebagian belanja modal yang diperuntukan tahun ini," kata Direktur Utama Merdeka Battery Materials, Devin Ridwan dalam konferensi pers, Kamis (30/3/2023).
Sementara itu, pembangunan pabrik HPAL tahap I dengan kapasitas 60.000 ton ditargetkan akan selesai pada 2025. Nilai investasi pabrik tersebut senilai USD 1,28 miliar atau Rp 19,25 triliun (asumsi kurs Rp 15.046 per dolar AS). Meski demikian, ia belum dapat menjabarkan terkait nilai investasi untuk keseluruhan kapasitas pabrik yang akan dibangun.
Fokus Perseroan
"Pabrik HPAL pertama, tahap satunya kami bangun 60 ribu kemudian dikembangkan lagi 60 ribu berikutnya jadi totalnya 120 ribu. Lalu, pabrik HPAL kedua masih tahap negosiasi dengan calon partner kami belum bisa disampaikan di sini," kata dia.
"Karena HPAL menjadi fokus kami dalam hilirisasi ini, karena memang besar kontribusi yang akan dihasilkan HPAL, bahkan jika dilihat dalam tahap awal kami menargetkan dalam tahun 2025 dapat berkontribusi sekitar 25 persen dalam EBITDA kami setelah dibangun nanti," ia menambahkan.
Merdeka Battery Materials akan menawarkan sebanyak-banyaknya 11 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,24 persen dari total saham perusahaan kepada publik melalui IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat ditingkatkan menjadi maksimal sebanyak 12,1 miliar saham atau 11,14 persen dari total saham perusahaan pada saat IPO.
Advertisement