Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 1,2 triliun pada 2023.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Antonius Marcos mengatakan besaran itu tak banyak berubah dari yang dianggarkan pada tahun sebelumnya.
Advertisement
"Kami secara total untuk tahun 2023 mencadangkan capex kurang lebih hampir sama dengan tahun lalu, sekitar Rp 1,2 triliun,” ungkap Antonius dalam konferensi pers paparan publik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Kamis (30/3/2023).
Dia menyebutkan, sebagian besar belanja modal akan dialokasikan untuk instalasi infrastruktur dalam rangka meningkatkan kapasitas untuk menerima Refused derived fuel (RDF). Belanja modal yang dialokasikan untuk proyek ini mencapai Rp 65 miliar.
"Jadi kami membangun alternatif fuel storage,” imbuh dia.
Selain itu, perseroan berencana mengalokasikan sekitar Rp 40 miliar untuk menambah armada truk mixer untuk memperkuat bisnis beton. Di Nambo, perseroan siapkan fasilitas feeding RDF untuk melengkapi yang sudah ada di pabrik Citeureup. Belanja modal yang dialokasikan kurang lebih Rp 50 miliar.
"Di Samarinda kami cadangkan Rp 30 miliar untuk menambah silo-silo di sana. Kami juga akan tambah vessel dan pengadaan batching,” kata Antonius.
Ekspansi di Kalimantan ini sejalan dengan perkiraan perseroan untuk dapat mendongkrak volume penjualan di daerah tersebut mencapai 500 ribu ton. Pertumbuhan permintaan di Kalimantan sejalan dengan pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) atau IKN Nusantara yang saat ini sudah mulai ada pengerjaan.
Target Volume Penjualan
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menargetkan pertumbuhan volume penjualan hingga 4 persen pada 2023. Keyakinan itu merujuk pada pembangunan sejumlah proyek seperti infrastruktur dan properti yang mulai kembali menggeliat. Di sisi lain, keyakinan itu juga ditopang permintaan dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Kami proyeksikan 2–4 persen pertumbuhan (volume penjualannya). Ini proyeksi Indocement sendiri tahun ini dengan menimbang beberapa faktor. Kami juga mencanangkan tumbuh inline dengan , dalam arti sekitar 2–4 persen," TUTUR Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya dalam konferensi pers paparan publik perseroan, Kamis (30/3/2023).
Dari IKN sendiri, Christian memperkirakan permintaan akan mencapai 500 ribu ton hingga 1 juta ton. Untuk itu, perseroan sudah ancang-ancang untuk menyiapkan infrastruktur untuk menunjang produksi dan distribusi semen di daerah tersebut.
"Indocement mempersiapkan diri dengan membeli terminal semen di Samarinda, Kalimantan Timur. Dengan itu kami bisa supply semen lebih baik dari Maros dan Tarjun," imbuh Christian.
Selain itu, sentimen lain yang juga mempengaruhi pertimbangan target volume penjualan yakni adanya kenaikan suku bunga. Christian mengatakan, jika suku bunga khususnya deposito naik, orang-orang akan cenderung menaruh uang mereka di deposito, dan mengesampingkan investasi di properti. Sehingga permintaan semen juga akan terpengaruh.
"Kalau suku bunga tinggi, orang bukan investasi properti tapi dia masukin di deposito. Itu biasanya persaingan kami. Tapi saya lihat tahun ini cukup positif dari segi order book list. Jadi banyak proyek-proyek infrastruktur, apartemen, warehouse, dan property development yang mulai menggeliat. Ditambah IKN," imbuh Christian.
Adapun sepanjang tahun lalu, perseroan berhasil mencatat volume penjualan semen domestik sebesar 17.280 ribu ton. Raihan itu susut 1,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan ekspor tercatat sebesar 306 ribu ton, turun 23,8 persen dari tahun sebelumnya.
Advertisement
Kinerja Keuangan 2022
Sebelumnya, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengumumkan hasil kinerja keuangan hingga akhir 2022. Emiten produsen semen Tiga Roda ini membukukan pendapatan neto Rp 16,32 triliun pada 2022, meningkat 10,49 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,77 triliun.
Mengutip laporan keuangan Indocement Tunggal Prakarsa, Rabu (29/3/023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 11,18 triliun atau meningkat 15,97 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 9,64 triliun.
Dengan demikian, laba kotor Indocement Tunggal Prakarsa naik 0,39 persen menjadi Rp 5,14 triliun pada 2022 dari Rp 5,12 triliun pada 2021. Perseroan juga mencatatkan peningkatan laba tahun berjalan 3,37 persen menjadi Rp 1,84 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 1,78 triliun.
Hingga akhir 2022, Indocement Tunggal Prakarsa mengantongi laba bersih sebesar Rp 1,84 triliun. Laba perseroan naik 3,37 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,78 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 25,70 triliun hingga akhir 2022 turun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 26,13 triliun. Kemudian, liabilitas INTP Rp 6,13 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,51 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 19,56 triliun hingga akhir 2022 menurun dari akhir tahun lalu Rp 20,62 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu, 29 Maret 2023, saham INTP merosot 0,93 persen ke posisi Rp 10.625 per saham. Saham INTP dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 10.750 per saham. Saham INTP berada di level tertinggi Rp 10.850 dan terendah Rp 10.575 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.440 kali dengan volume perdagangan 30.266 saham. Nilai transaksi Rp 32,4 miliar.