Mengenal Jenis Kurma yang Biasa Dimakan Saat Puasa Ramadhan, Medjool hingga Ajwa

Negara Mesir, Arab Saudi, dan Iran menghasilkan setengah dari seluruh kurma di dunia. Kenali beberapa jenis kurma, serta manfaatnya untuk berbuka puasa.

oleh Chesa Andini Saputra diperbarui 01 Apr 2023, 20:00 WIB
Buah Kurma (freepik/azerbaijan)

Liputan6.com, Jakarta - Saat matahari terbenam selama bulan suci Ramadhan, banyak Muslim akan berbuka puasa dengan kurma, buah berwarna coklat yang rasanya manis.

Selama periode 29 atau 30 hari ini, Muslim yang taat dan berbadan sehat akan menjalankan ibadah puasa. Mereka tidak makan, minum, merokok, dan berhubungan seksual di siang hari untuk meraih ketaqwaan yang lebih besar.

Berbuka puasa dengan kurma dan air berasal dari ajaran Nabi Muhammad dan disebutkan secara khusus dalam Al-Qur'an atas nilai gizinya.

Dilansirkan dari Aljazeera, Sabtu (1/4/2023), diketahui bahwa kurma, yang segar atau dikeringkan, semuanya mengandung vitamin, mineral, dan serat penting. Mereka juga memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, berfungsi untuk melindungi tubuh dari sejumlah penyakit.

Dengan tingkat fruktosa yang tinggi, gula alami yang ditemukan dalam buah, kurma merupakan sumber energi yang besar, terutama setelah puasa seharian.

Jadi selain karena anjuran dari ajaran Islam untuk memakan kurma saat berbuka puasa, buah ini sangat bermanfaat bagi tubuh kita secara berkelanjutan.

Ada banyak jenis kurma, masing-masing dengan rasa dan tekstur yang berbeda. Jenis manakah yang biasa Anda makan?

Berikut adalah jenis-jenis kurma serta ciri khasnya:


Jenis-jenis Kurma

Beragam jenis kurma dijual para pedagang di Jakarta, Kamis (26/6/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)
  • Medjool: Kurma jenis ini dikenal karena ukurannya yang besar, rasa manis, warna kuning, dan rasa yang lezat.
  • Mabroom: Dikenal karena bentuknya yang memanjang, memiliki rona cokelat kemerahan dan kenyal, serta kurang manis dibandingkan jenis kurma lainnya.
  • Ajwa: Kurma yang paling dihormati di antara semua kurma lainnya oleh umat Islam di seluruh dunia karena ditanam di Madinah. Mempunyai tekstur lembut, berdaging, hampir berair, dan rasanya sangat manis.
  • Deglet Noor: Jenis ini berukuran sedang, warnanya lebih terang, dan cocok untuk dipakai dalam makanan atau kue.
  • Piarom: Warna kulit kurmanya lebih gelap, kaya rasa, sedikit lebih kering, dan dikenal karena rasanya yang unik.

Fakta Menarik Tentang Kurma

Seorang pedagang Yaman memperlihatkan kurma kering di sebuah pasar di kota tua Sanaa, Sabtu (11/5/2019). (Photo by Mohammed HUWAIS / AFP)
  • Kurma telah dibudidayakan selama ribuan tahun. Pohon kurma bisa jantan atau betina, namun hanya tanaman betina yang bisa menghasilkan buah.
  • Kurma dewasa dapat menghasilkan lebih dari 100 kg kurma per musim panen, yaitu sekitar 10.000 kurma.
  • Kurma Ajwa yang tumbuh di Madinah, Arab Saudi, adalah kurma termahal di dunia.
  • Setiap tahun, sembilan juta metrik ton kurma diproduksi, menurut Tridge, database pangan dan pertanian.

Negara Pemasok Kurma Paling Banyak

Kurma cenderung tumbuh subur di negara-negara dengan musim panas yang panjang dan terik seperti di Timur Tengah dan daerah tetangganya.

Mesir adalah pemasok kurma teratas di dunia, menghasilkan hampir satu dari lima, atau 18 persen, kurma dunia.

Arab Saudi setelah itu, dengan angka hampir 17 persen, dan Iran membulatkan posisi tiga teratas dengan 14 persen.


Kenapa Makan Kurma Harus Ganjil?

air kurma/copyright: shutterstock

Pernahkah Anda mendengar orang berkata makan kurma harus dalam jumlah ganjil?

Ada alasan kenapa makan kurma harus ganjil yang umat muslim wajib ketahui. Makan kurma dalam jumlah ganjil adalah kebiasaan yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW dan ini bagian dari sunnah.

“Barang siapa yang sarapan dengan tujuh butir kurma ajwa, maka tidak berbahaya baginya pada hari itu racun maupun sihir." (HR Bukhari)

Kenapa makan kurma harus ganjil adalah sebuah anjuran dalam agama Islam dan bukanlah sebuah kewajiban. Selain karena sunnah, makan kurma harus ganjil dan dalam jumlah sederhana (tidak berlebihan) ada alasan medisnya.

Praktisi kesehatan dan anggota Lembaga Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Islam (RSI) dr. Titik Kusumawinakhyu melansir dari Antara, menjelaskan alasan medis kenapa makan kurma harus ganjil dan tidak berlebihan.

Ini karena ketika seseorang mengonsumsi kurma dalam jumlah banyak saat buka puasa khususnya, dipastikan akan memperberat metabolisme dan meningkatkan kadar glukosa pengonsumsinya. Makan kurma dalam jumlah sederhana, sejatinya sudah cukup untuk mengembalikan energi saat berbuka puasa.

Untuk membaca penjelasan lebih lanjut, klik di sini.

Kebiasaan Saat Puasa Ramadan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya