Daftar Kerugian Indonesia Usai FIFA Batalkan Piala Dunia U-20

FIFA secara resmi membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Mar 2023, 13:30 WIB
FIFA secara resmi membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia.. (AFP PHOTO / FABRICE COFFRINI)

Liputan6.com, Jakarta FIFA secara resmi membatalkan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Padahal, rencananya, penyelenggaraan Piala Dunia U-20 ini tinggal dua bulan lagi.

Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia ini langsung membuat sejumlah masyarakat berang. Bagaimana tidak, persiapan yang panjang dan anggaran yang sudah digelontorkan pemerintah percuma begitu saja.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memahami perasaan masyarakat yang sedih dan kecewa karena Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Jokowi mengaku dirinya pun merasakan hal yang sama.

"Saya tahu keputusan ini membuat banyak masyarakat kecewa. Saya pun sama, juga merasakan hal itu. Kecewa dan sedih," kata Jokowi di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (30/3/2023).

Kendati begitu, dia meminta masyarakat tak menghabiskan energi untuk saling menyalahkan. Jokowi mengajak masyarakat menjadikan kejadian tersebut sebagai pembelajaraan untuk persepakbolaan Tanah Air.

"Tapi jangan menghabiskan energi untuk saling menyalahkan satu sama lain. Dan sebagai bangsa yang besar, kita harus melihat ke depan, jangan melihat ke belakang," jelasnya.

"Jadikan hal ini sebagai pembelajaran berharga bagi kita semuanya, bagi persepakbolaan nasional Indonesia," sambungnya.

Batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 ini tentunya membuat banyak kerugian.

Berikut daftar kerugian yang dialami Indonesia:

  • 1. Dana Renovasi Stadion Rp 175 Miliar

Kementerian PUPR bertugas merenovasi dan memastikan stadion-stadion yang menjadi lokasi Piala Dunia U-20 sesuai standar FIFA.

Ada enam stadion yang telah mendapatkan persetujuan FIFA untuk menjadi lokasi Piala Dunia U-20 antara lain Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat di Bandung, Stadion Manahan di Solo, Gelora Bung Tomo di Surabaya, Stadion Jakabaring di Palembang dan Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menuturkan, anggaran renovasi stadion menyentuh Rp 175 miliar.

“Itu Rp 175 miliar semua. Ada lima stadion yang dipakai, terus yang 20 (lapangan) untuk latihan. (Stadion yang direvitalisasi, red) ada di Palembang, Bandung, Solo, Bali dan Surabaya,” ujar dia Februari 2023.

  • 2. Citra Pariwisata Indesia Tercoreng

Pengamat Pariwisata Chusmeru menerangkan, Piala Dunia U20 punya potensi dalam mendongkrak wisatawan ke Indonesia. Belum lagi, jika perlu menghitung dampak ekonomi yang akan terjadi. "Pembatalan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20 tentu saja berdampak signifikan terhadap angka kunjungan wisatawan. Apalagi bagi Bali dampaknya tentu terasa," kata dia kepada Liputan6.com, Jumat (31/3/2023).

Chusmeru bilang, Piala Dunia U20 adalah salah satu ajang sepak bola dunia yang dapat diandalkan menjadi sport tourism atau wisata olah raga. Peminat sepak bola sangat banyak. Apalagi dengan level dunia, tentu akan mengeruk wisatawan mancanegara juga. Potensi itu yang akhirnya perlu direm untuk sementara karena pembatalan yang dilakukan sekitar 2 bulan sebelum kick-off event.

  • 3. Berpotensi Ganggu Iklim Investasi

Ekonom dan Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto sebelumnya pernah menjelaskan, perhelatan ini adalah momentum yang baik untuk mempromosikan iklim investasi di tanah air.

"Menjadi penyelenggara event internasional akan memberikan ekspos dan juga knowledge mengenai Indonesia, soal jumlah penduduk, dan lain-lain. Hal itu akan membuat Investor berkeyakinan untuk mempertimbangkan investasi di Indonesia. Semacam kalkulasi, perhitungan potensial market dari populasi, nantinya. In direct effect," jelas Ryan, Kamis (9/3/2023).

Terlebih kata dia, delegasi dari peserta negara akan bawa rombongan yang akan menambah konsumsi di Jakarta. Baik untuk kebutuhan akomodasi di hotel, makan sampai wisata.

Dengan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, maka peluang-peluang itu tak bisa dimanfaatkan.


Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023, Jokowi Berharap Indonesia Masih Dipercaya Gelar Event Lain

Presiden Joko Widodo (kiri) memberikan jarsey kepada Presiden Induk Asosiasi Sepakbola Dunia (FIFA) Gianni Infantino saat bertemu di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/10/2022). Pertemuan ini khusus antara FIFA dengan pemerintah Indonesia. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Presiden RI Joko Widodo menginstruksikan Ketua Umum PSSI Erick Thohir untuk terus melobi FIFA agar tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia. Termasuk menjaga peluang Indonesia menjadi tuan rumah ajang-ajang lainnya.

Tanah Air terancam hukuman setelah FIFA mencabut status Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 2023. Kompetisi itu dijadwalkan berlangsung 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.

"Tadi malam, saya mendapat kabar FIFA membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Tentunya kita harus menghormati keputusan tersebut. Saya tahu keputusan ini membuat banyak masyarakat kecewa," kata Jokowi pada keterangannya.

"Saya pun sama, juga merasakan hal itu. Kecewa dan sedih. Tapi jangan menghabiskan energi untuk saling menyalahkan satu sama lain. Sebagai bangsa yang besar, kita harus melihat ke depan. Jadikan hal ini sebagai pembelajaran berharga bagi kita semua, bagi persepak bolaan nasional Indonesia.

"Saya sudah meminta Ketua Umum PSSI Erick Thohir agar sepak bola Indonesia tidak terkena sanksi. Termasuk kesempatan untuk jadi tuan rumah event-event internasional lainnya," pungkas Jokowi.


Keputusan FIFA Coret Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20 2023

Presiden Induk Asosiasi Sepakbola Dunia (FIFA) Gianni Infantino memberikan keterangan bersama usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/10/2022). pemerintah dan FIFA sepakat melakukan tranformasi sepakbola Indonesia secara menyeluruh. Jokowi menekankan pemerintah ingin memastikan pertandingan sepakbola Indonesia kedepannya sesuai standar keamanan FIFA. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Kabar buruk menimpa kancah sepak bola Indonesia. Tanah Air dipastikan batal menyandang status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.

FIFA memutuskan untuk menarik posisi Indonesia sebagai lokasi penyelenggara menyusul adana gelombang penolakan partisipasi Israel dari sejumlah pihak di dalam negeri.

Langkah besar FIFA sebenarnya sudah tercium sejak beberapa waktu lalu. Federasi sepak bola dunia membatalkan pelaksanaan drawing FIFA World Cup U-20 di Bali yang sejatinya bakal dihelat pada Jumat (31/3/2023).

Keputusan tersebut dipandang sebagai peringatan keras dari FIFA. Pasalnya, tak hanya kelompok awam dan ormas, Gubernur Bali I Wayan Koster sendiri juga menentang kedatangan Timnas Israel U-20 lewat surat resminya.

Presiden Joko Widodo sampai turun tangan memberikan instruksi khusus kepada Ketua Umum PSSI merangkap Ketua Panitia Lokal (LOC) Erick Thohir untuk menyambangi FIFA guna menyelamatkan posisi Indonesia di Piala Dunia U-20 2023.

Sosok yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu sudah bertolak ke Doha, Qatar sejak Rabu (29/3/2023) dini hari WIB guna mengadaka pertemuan dengan Presiden FIFA Gianni Infantino beserta jajarannya.

Malang upaya tersebut rupanya gagal membuahkan hasil positif. Federasi sepak bola internasional pada akhirnya memilih untuk mencabut status Tanah Air sebagai tuan rumah akibat kondisi Indonesia yang kurang kondusif untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-20.


Isi Lengkapnya

Tiba pukul 11.58 WIB di Istana Merdeka, Infantino lebih dulu disambut Menpora Zainudin Amali dan Menteri BUMN Erick Thohir di tangga Istana. (AP/Achmad Ibrahim)

"Menyusul pertemuan antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) Erick Thohir pada hari ini, FIFA telah memutuskan untuk membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah FIFA World Cup U-20 akibat situasi yang sedang terjadi,” tulis mereka dalam email resminya.

Tuan rumah baru akan diumumkan sesegera mungkin, dengan tanggal pertandingan yang sejauh ini masih belum berubah. Sanksi potensial terhadap PSSI juga kemungkinan akan diputuskan setelah ini...

FIFA ingin menggarisbawahi bahwa terlepas dari keputusan tersebut, (kami) tetap berkomitmen untuk aktif membantu PSSI, bekerja sama erat dan (menerima) dukungan Presiden Widodo, dalam proses transformasi sepakbola Indonesia pasca tragedi yang terjadi pada Oktober 2022.

Anggota tim FIFA akan terus hadir di Indonesia dalam beberapa bulan mendatang dan bakal memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada PSSI, di bawah kepemimpinan Ketua Umum (Erick) Thohir,” tambah mereka.

Pertemuan lain antara Presiden FIFA dan Ketua Umum PSSI untuk membahas lebih lanjut (masalah ini) akan dijadwalkan dalam waktu dekat."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya