Melihat Lebih Jauh Mamanda, Teater Tradisional Kalimantan Selatan

Teater mamanda sangat dinamis, sehingga dapat memadukan kesenian populer di dalamnya, misalnya seperti penggunaan musik pop sebagai pengiring.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Apr 2023, 00:00 WIB
Ilustrasi drama, teater. (Image by storyset on Freepik)

Liputan6.com, Banjarmasin - Mamanda merupakan salah satu kesenian atau pertunjukan yang ada di Kalimantan Selatan. Mamanda mulai dikenal pada awal abad ke-20 dengan nama badamuluk.

Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, sejarah teater mamanda bermula dari perkembangan teater tradisional lain di daerah Kalimantan Selatan, yaitu wayang urang atau wayang gung. Wayang gung telah dikenal sejak abad ke-11 masehi atau ketika kebudayaan Jawa masuk ke Kalimantan.

Teater tradisional Kalimantan Selatan ini sebenarnya juga dipengaruhi oleh tradisi lisan dari Melayu, yaitu Syair Abdoel Moeloek. Syair Abdoel Moeloek dibawa oleh seniman asal Malaka sekitar abad ke-18.

Mamanda merupakan hasil penyesuaian teater tradisional khas Banjarmasin terhadap selera pasar, kondisi politik, serta kontak dengan kebudayaan luar. Istilah 'mamanda' berasal dari kata 'paman'.

Istilah tersebut merupakan istilah kekerabatan orang Banjar untuk menyebut saudara laki-laki dari ayah maupun ibu atau seorang laki-laki yang sebaya dengan ayah maupun ibu. Kata 'paman' kemudian mendapat imbuhan '-nda' yang mengisyaratkan keakraban hubungan.

Selanjutnya, istilah mamanda digunakan untuk menyebut teater tradisional ini karena sering menampilkan dialog yang mengungkapkan istilah 'pamanda', 'ayahanda', dan istilah kekerabatan berakhiran 'nda' lainnya dalam pementasan.

Pementasan teater ini menggunakan bahasa Banjar dan selalu mengisahkan rivalitas kebaikan dan keburukan. Rivalitas tersebut dikemas dalam suasana kerajaan atau istana sentris.

Kesenian ini merupakan perpaduan antara seni tari, seni musik (tetabuhan), lagu (nyanyian), dan seni peran. Adapun lakon yang digunakan berasal dari pakem cerita syair dan hikayat serta lakon karangan pemain yang disebut lakon carangan. Lakon-lakon pakem yang ada, di antaranya adalah Kisah Seribu Satu Malam, Syair Abdoel Moeloek, Syair Siti Zubaidah, dan Hikayat Si Miskin.

Teater mamanda sangat dinamis, sehingga dapat memadukan kesenian populer di dalamnya, misalnya seperti penggunaan musik pop sebagai pengiring. Mamanda biasanya dipentaskan dalam berbagai perhelatan, mulai dari resepsi pernikahan hingga perayaan Hari Kemerdekaan RI setiap 17 Agustus.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya