Yuk, Coba Laksamana Mengamuk untuk Berbuka Puasa Ramadan

Laksamana Mengamuk merupakan minuman khas Melayu Riau yang biasanya menjadi salah satu menu untuk berbuka puasa Ramadan.

oleh M Syukur diperbarui 02 Apr 2023, 17:00 WIB
Minuman Laksamana Mengamuk yang merupakan minuman khas Melayu Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia saat puasa Ramadan berburu takjil agar berbuka lebih nikmat. Tak jarang, masyarakat memburu takjil yang menjadi ciri khas sebuah daerah.

Misalnya di Riau, ada minuman Laksamana Mengamuk yang sudah menjadi ciri khas Melayu Riau sejak turun temurun, termasuk di Pekanbaru. Apalagi, minuman ini disebut tak selalu ada alias hanya ditemukan saat Ramadan saja.

Pada bulan selain Ramadan, minuman ini termasuk sulit ditemukan karena hanya ada pada tempat-tempat tertentu, misalnya hotel dan restoran.

Karena sulit, maka tak salah mencoba membuatnya sendiri karena bahan membuat Laksamana Mengamuk tidaklah sulit.

Bahannya cukup mudah ditemui, mulai dari air gula, daging kelapa muda, air kelapa muda, santan, buah selasih, buah mangga kuweni dan es batu kalau ingin dingin.

Semuanya dipadu dalam satu wadah dengan takarannya masing-masing. Dijamin kalau sesuai takaran, minuman ini bisa melepas dahaga usai seharian berpuasa.

Minuman ini bernama Laksamana Mengamuk karena merujuk cerita rakyat masyarakat melayu Riau zaman dahulu.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sebuah Kisah

Bahan-bahan untuk membuat minuman Laksamana Mengamuk. (Liputan6.com/M Syukur)

Alkisah ada seorang Laksamana yang sangat marah mengetahui istrinya selingkuh. Istri Laksamana ini memadu kasih dengan pemilik kebun mangga kuweni sehingga Laksamana mencarinya ke kebun itu.

Laksamana mengamuk di kebun tadi dan menjatuhkan semua buah kuweni di kebun tersebut.

Tidak diketahui apakah Laksamana tadi berhasil menemukan istrinya ataupun memberikan hukuman kepada pemilik kebun.

Sementara itu, masyarakat di sekitar kebun mengambil buah kuweni yang jatuh daripada mubazir. Dari sinilah masyarakat mengolah buah tadi menjadi minuman dan menamakannya dengan Laksamana Mengamuk.

Seiring berjalannya waktu, Laksamana Mengamuk saat ini sudah mengalami modifikasi. Aslinya, minuman itu hanya berbahan santan, air gula, dan irisan buah kuweni.

Beda dengan sekarang sudah dicampur dengan daging kelapa dan dicampur buah selasih serta toping buah ceri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya