Liputan6.com, Jakarta Shell mengubah harga BBM yang dijual di SPBU miliknya mulai 1 April 2023. Perubahan harga BBM Shell untuk jenis V-Power, V-Power Diesel V-Power Nitro+ dan Diesel Ekstra. Sementara untuk jenis Super tak berubah dibandingkan harga per 1 Maret 2023.
Untuk harga BBM Shell jenis V-Power, V-Power Diesel V-Power Nitro+ dan Diesel Ekstra kompak turun.
Advertisement
Melansir laman resminya, berikut ini rincian terbaru dan terlengkap harga BBM Shell di SPBU yang beroperasi di Indonesia berlaku 1 April 2023:
Jakarta
- Super tetap Rp 13.990 per liter
- V-Power turun Rp 14.890 menjadi Rp 14.790 per liter
- V-Power Diesel turun dari Rp 16.000 menjadir Rp 15.440 per liter
- V-Power Nitro+ turun dari Rp 15.240 menjadi Rp 15.100 per liter
Banten
- Super tetap Rp 13.990 per liter
- V-Power turun dari Rp 14.890 menjadi Rp 14.790 per liter
- V-Power Diesel turun dari Rp 16.000 menjadi Rp 15.440 per liter
- V-Power Nitro+ turun dari Rp 15.240 menjadi Rp 15.100 per liter
Jawa Barat
- Super tetap Rp 13.990 per liter
- V-Power turun dari Rp 14.890 menjadi Rp 14.790 per liter
- V-Power Diesel turun dari Rp 16.000 menjadi Rp 15.440 per liter
- V-Power Nitro+ turun dari Rp 15.240 menjadi Rp 15.100 per liter
Jawa Timur
- Super tetap Rp 13.990 per liter
- V-Power turun dari Rp 14.890 menjadi Rp 14.790 per liter
- Diesel Ekstra turun dari Rp 15.070 menjadi Rp 14.270 per liter
Sumatera Utara
- Super tetap Rp 14.250 per liter
- V-Power turun dari Rp 15.210 menjadi Rp 15.110 per liter
- Diesel Extra turun dari Rp 15.400 menjadi Rp 14.570 per liter.
Harga BBM, Bos Kadin Minta Insentif Kendaraan Listrik Dipercepat
Sebelumnya, Kenaikan harga BBM Pertamax per 1 Maret 2023 dipandang bisa berdampak pada minat masyarakat untuk menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Termasuk migrasi dari Pertalite ke Pertamax.
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid memandang, kenaikan harga Pertamax dapat memiliki dampak yang cukup signifikan pada perekonomian Indonesia.
Meski kenaikan harga ini ditetapkan berdasarkan mekanisme pasar dan faktor-faktor seperti harga minyak mentah global, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Namun, kenaikan harga ini tetap dapat berpengaruh terhadap minat masyarakat terutama pengguna bahan bakar minyak (BBM) Pertalite untuk beralih ke Pertamax.
"Ini akan menyulitkan masyarakat untuk meminimalisasi penggunaan BBM bersubsidi," kata Arsjad dalam keterangannya, Kamis (2/3/2023).
Untuk mengatasi dampak negatif dari kenaikan harga Pertamax, Arsjad mengingatkan pentingnya diversifikasi sumber energi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, yang rentan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional.
"Kita perlu memperkuat program energi baru terbarukan, terutama untuk memberikan insentif untuk penggunaan kendaraan listrik beserta penguatan ekosistem industri kendaraan listrik. Pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia diyakini akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak,” ungkap Arsjad.
Advertisement
Realisasi Investasi
Tak hanya itu, Arsjad juga menghimbau pemerintah untuk mendorong peningkatan realisasi investasi di energi terbarukan melalui implementasi kerangka kebijakan dan peraturan yang konsisten. Kemudian mempercepat pengadaan PLN, mempersingkat proses negosiasi power purchasing agreement (PPA), dan menyederhanakan pembebasan lahan, izin lingkungan serta berbagai penguatan infrastruktur dan teknologi.
"Semua upaya ini akan membantu mencapai target Grand Strategi Energi Nasional, yaitu mencapai target bebas emisi atau net zero emission pada 2060," kata dia.
Di sisi lain, Arsjad meminta masyarakat mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi ketergantungan pada BBM. Utamanya sebagai bagian dari upaya bersama dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan menjaga keberlanjutan ekonomi Indonesia.