Liputan6.com, Jakarta - Dua punggawa Timnas Indonesia U-20 Aditya Arya Nugraha dan Arkhan Kaka ungkap rasa kekecewaan dan kesedihannya batal berlaga di ajang Piala Dunia U-20. Hal tersebut disampaikan ketika kedua Garuda Muda tersebut menghadiri Aksi Duka 1 Juta Pita Hitam di depan FX Sudirman, Jakarta pada Jumat (31/3/2023).
“Sedih dan kecewa karena sudah sebentar lagi tiba-tiba gagal begitu saja,” ungkap Arkhan mengenai perasaannya ketika menerima kabar jika Indonesia dicabut statusnya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Baca Juga
Advertisement
Meski dilanda perasaan sedih dan kecewa, pemain yang biasa bermain sebagai striker tersebut tetap menekankan bahwa perasaan tersebut tidak akan berlarut-larut karena yang paling penting adalah ia dan rekan-rekan pemain timnas U-20 lainnya dapat bangkit dari keterpurukan ini.
“Ini tidak akan berlangsung lama karena kita harus bangkit lagi, mimpi kita masih panjang,” tegas Arkhan.
Pesan penuh harap juga disampaikan oleh sang kiper, Aditya yang menegaskan jika ia dan para pemain lain ingin memberi pembuktian bahwa timnas juga bisa tampil di panggung internasional melalui kualifikasi.
“Kami juga tidak ingin sedih yang terlalu berlarut-larut karena kami juga ingin membuktikan bahwa di event-event berikutnya kami bisa bangkit. Kami akan membuktikan bahwa kami bisa lolos di Piala Dunia lewat kualifikasi,” kata Aditya.
Bukan Akhir
Arkhan Kaka yang merupakan anak dari mantan pemain Timnas Indonesia, Purwanto Suwondo menjelaskan bagaimana ayahnya memberi ucapan motivasi dan semangat ketika mengetahui Indonesia batal bermain di Piala Dunia U-20.
“Orang tua pasti sedih tapi beliau memberi motivasi bahwa ini bukan akhir dari segalanya karena beliau juga mantan pemain jadi beliau pasti mengerti kondisi saya sekarang. Beliau bilang kepada saya untuk tetap semangat latihan lebih keras karena saya di sini adalah pemain termuda jadi saya masih memiliki karir yang panjang,” jelas pemain berusia 15 tahun tersebut.
Tidak hanya orang tua, Arkhan mengungkapkan jika pelatih Timnas Indonesia U-20 Shin Tae Yong juga memberi pesan serupa bahwa apa yang dialami ia dan rekan-rekannya bukanlah akhir dan masih ada jalan panjang yang menanti.
Advertisement
Masyarakat Turut Kecewa
Tidak hanya para pemain, beberapa masyarakat yang hadir dalam Aksi Duka 1 Juta Pita Hitam tersebut juga turut rasakan kekecewaan yang sama dengan batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
“Sebagai masyarakat yang juga pecinta bola kecewanya karena dibatalkannya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sebetulnya kalau kita jadi tuan rumah paling tidak Timnas U-20 kita bisa ikut main dan kita juga mungkin bisa nonton pertandingan di dalam negeri sendiri jadi sangat disayangkan,” ujar Wawa ketika diwawancarai usai menerima pita hitam sebagai bentuk dukungan kepada Timnas U-20.
“Sedih, sih karena pasti para pemain sudah menyiapkan diri dari jauh-jauh hari dan tiba-tiba dibatalkan jadi sayang saja usaha dan keringat yang sudah dikeluarkan selama ini,” ucap Adit.
“Jujur sangat disayangkan apalagi mengingat persiapan-persiapan yang sudah dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat pasti tidak main-main. Jadi ya ini bakal jadi kerugian yang besar buat Indonesia juga Timnas U-20,” ungkap masyarakat lainnya.
Jalannya Aksi
Aksi Duka 1 Juta Pita Hitam ini diinisiasi oleh organisasi kepemudaan Centennialz yang bergerak di bidang Generasi Z. Ketua Centennialz, Dinno Ardiansyah menjelaskan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk simpati kepada para punggawa Timnas Indonesia U-20 yang batal berlaga di ajang Piala Dunia U-20.
“Kita melakukan aksi ini sebagai bentuk simpati kepada Hokky, Marselino dan kawan-kawan dengan harapan dapat memberi dukungan moral bagi mereka semua, Timnas Indonesia U-20,” jelas Dinno.
Aksi ini dibuka dengan orasi dari Dinno dan penyematan pita hitam sebagai bentuk simbolis dimulainya aksi. Kemudian dilanjutkan dengan membagikan pita hitam dan takjil kepada masyarakat yang melintas di sekitar kawasan aksi.
Advertisement