Seorang darwis menari Sufi saat pertunjukan keagamaan untuk menandai bulan suci Ramadhan di Istana Pangeran Taz, Kairo, Mesir, 29 Maret 2023. (AP Photo/Amr Nabil)
Tarian Sufi bukanlah kesenian yang asing lagi. Tarian asal Turki ini bahkan berhasil dikenal dunia sebagai salah satu kesenian yang memiliki makna mendalam dari setiap gerakannya. (AP Photo/Amr Nabil)
Tarian Sufi atau dalam bahasa Inggris disebut Dervishes Whirling lahir di Turki, tepatnya dari Kota Konya, bekas Ibu Kota Kesultanan Seljuk. Penciptanya adalah Jalaluddin Rumi, seorang penyair sekaligus filsuf tersohor yang hidup di abad ke-13. (AP Photo/Amr Nabil)
Jalaluddin Rumi menciptakan tarian ini untuk mengekspresikan kesedihannya saat ditinggal mati oleh sang guru yang bernama Syamsuddin Tabriz. Selama tiga hari tiga malam, Rumi menari berputar-putar untuk meluapkan kesedihannya, sekaligus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. (AP Photo/Amr Nabil)
Tarian Sufi sangat sarat akan makna. Gerakannya berputar-putar tanpa henti dengan tangan kanan diangkat dan tangan kiri disembunyikan. (AP Photo/Amr Nabil)
Tangan kanan di atas bermakna memberi/sedekah, sedangkan tangan kiri bermaksud menyembunyikan amal baik karena Allah. (AP Photo/Amr Nabil)
Tarian Sufi memang bisa dilakukan sebagai bentuk lain meditasi. Meditasi yang dilakukan melalui tarian ini memiliki kaitan erat dengan ajaran Tasawuf. (AP Photo/Amr Nabil)
Dalam tarian ini, para penari diharapkan dapat mengalami pengalaman spiritual dan melebur bersama sang Ilahi. Untuk itu, mereka juga diharapkan bisa mencapai kesempurnaan iman dengan cara menanggalkan ego dan hasrat pribadi. (AP Photo/Amr Nabil)