Liputan6.com, Jakarta - Liputan6.com dan juga pemeriksa fakta lain memiliki dua teknik dalam menyampaikan informasi di kanal Cek Fakta sebagai upaya efektif memperlambat penyebaran hoaks di masyarakat. Teknik tersebut disebut dengan prebunking dan debunking.
Kedua teknik tersebut disampaikan oleh Adyaksa Vidi Wirawan Fact Checker Liputan6.com dalam acara Virtual Class “Bagaimana Cara Kerja Hoaks, Antisipasi Polarisasi pada Pemilu 2024”, Jumat (31/03/23).
Advertisement
Teknik prebunking ini merupakan tindakan proaktif, dimana fungsinya sebagai upaya pencegahan atau antisipasi sebelum hoaks atau misinformasi/disinformasi menyebar. Sedangkan debunking merupakan tindakan reaktif cepat dengan melakukan pengecekan fakta dan pengungkapan hasil cek fakta terhadap hoaks yang telah menyebar.
“Kedua teknik tersebut, diibaratkan seperti obat dan vaksin. Jadi diibaratkan kalau debunking ini obatnya, maka prebunking ini adalah vaksinnya,” ujar Vidi.
Definisi dan Cara Kerja Prebunking
Menurut First Draft News, prebunking merupakan proses membongkar kebohongan, taktik ataupun sumber informasi sebelum informasi keliru datang atau menyerang.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Jon Roozenbeek dan Sander van der Linden dari Universitas Bristol dibuktikan bahwa Upaya prebunking telah memberdayakan orang secara efektif dalam membuat keputusan sendiri pada sesuatu yang harus dipercayai.
“Teknik prebunking memiliki tiga kelebihan. Pertama, sebagai langkah yang menjanjikan untuk membangun resistensi sikap terhadap informasi yang salah. Kedua, prebunking dinilai dapat memberikan efek berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak audiens ketimbang debunking. Ketiga, audiens tidak perlu khawatir akan informasi salah apa yang akan menjadi viral, karena sudah tahu cara agar tidak terpapar hoaks,” jelas Vidi.
Cara kerja teknik prebunking ini adalah dengan membangun kepercayaan dengan memberitahu cara membedakan informasi palsu atau upaya manipulasi lainnya.
Advertisement
Definisi dan Cara Kerja Debunking
Debunking merupakan proses membongkar kebohogan, taktik atau sumber setelah informasi keliru menyerang.
Kerja pemeriksa fakta (fact-checker) dalam proses debunking ini adalah dengan memberikan sanggahan dan klaim yang jelas terhadap suatu informasi lewat hasil pemeriksaan fakta, setelah itu langsung disajikan faktanya kepada pembaca.
“Tim Cek Fakta Liputan6.com menggunakan strategi kombinasi teknik prebunking dan debunking. Kolaborasi kedua teknik tersebut sangat penting untuk melawan hoaks, utamanya yang berkaitan dengan event besar terdekat Indonesia, yaitu Pemilu 2024. Masyarakat nantinya bisa memverifikasi dengan mandiri informasi yang didapat dari media sosial maupun internet,” kata Vidi dalam acara virtual class tersebut.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement