Liputan6.com, Surakarta - Wayang kulit gagrak Surakarta adalah jenis wayang kulit yang telah mengalami penyesuaian dengan kebudayaan daerah Solo. Oleh karena itu, wayang kulit ini memiliki karakter khusus yang menjadi identitas kuat dari wayang kulit dari kota batik ini.
Mengutip dari surakarta.go.id, dalam bahasa Jawa, gagrak berarti model atau gaya. Dalam praktiknya, gagrak digunakan sebagai istilah untuk menyebut model atau jenis wayang kulit sesuai dengan ciri khas dan karakter daerah tempat wayang tersebut berasal.
Salah satu wayang kulit yang paling terkenal di Indonesia adalah gagrak Surakarta. Beberapa ciri yang membedakan gagrak Surakarta dengan wayang kulit dari daerah lain adalah ukurannya yang lebih tinggi satu palemanan dari wayang kulit gagrak lain.
Baca Juga
Advertisement
Wayang kulit gagrak Surakarta juga memiliki daya tarik berupa proporsi fisik yang ramping dan panjang. Selain itu, tata sunggingnya menggunakan 'hawancawarna' atau berbagai macam warna.
Setiap ukiran, pahatan, bentuk, dan rupa dari gagrak Surakarta akan berbeda-beda tiap tokohnya. Hal itu membawa filosofi watak yang berbeda pula, misalnya Raden Werkudara yang digambarkan memiliki sifat yang kesatria dan gagah berani.
Wayang kulit gagak Surakarta masih terus dilestarikan. Pemerintah Kota Solo juga masih terus berupaya keras untuk menjaga kelestarian salah satu warisan budaya terbesar di Indonesia ini.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengikutsertakan pagelaran wayang kulit gagrak Surakarta dalam berbagai kegiatan besar. Wayang ini juga diikutsertakan dalan agenda-agenda resmi yang diselenggarakan di Kota Solo.
Adapun pagelaran gagrak Surakarta yang baru saja diselenggarakan adalah pertunjukan dalam acara 'Trade Industry and Investment Working Group (TWIIWG) 2022' di Istana Pura Mangkunegaran Solo.
(Resla Aknaita Chak)