Liputan6.com, Jakarta - Kabar batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 menjadi sorotan banyak pihak. Banyak masyarakat Indonesia yang merasa kecewa dengan keputusan tersebut. Mereka tidak bisa melihat anak-anak bangsanya tampil di Piala Dunia tahun ini.
Timnas Indonesia U-20 memang sebelumnya menjadi salah satu peserta Piala Dunia U-20 2023. Indonesia mendapat jatah karena statusnya sebagai tuan rumah. Namun, setelah FIFA membatalkan Indonesia tuan rumah Piala Dunia U-20, sudah pasti Garuda Muda gagal tampil di ajang akbar sepak bola sejagat itu.
Gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dikaitkan banyak pihak dengan aksi penolakan terhadap timnas Israel U-20 yang dilakukan oleh sejumlah kepala daerah, partai politik, hingga ormas di Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu alasan penolakan Timnas Israel U-20 tampil di Piala Dunia U-20 2023 adalah karena negara tersebut dianggap sebagai penjajah yang menginvasi Palestina. Sebagaimana diketahui, konflik Israel dengan Palestina (Arab-Israel) sudah berlangsung sejak 1948.
Pembantaian Israel terhadap kaum Muslim di Palestina kerap menjadi sorotan umat Islam di seluruh dunia. Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia sering memberikan bantuan untuk warga Palestina.
Terlepas dari itu, apakah di Israel ada orang-orang Islam atau hanya kelompok Yahudi saja?
Saksikan Video Pilihan Ini:
Islam Agama Kedua di Israel
Israel dikenal sebagai negara Yahudi. Namun ternyata, Islam menduduki peringkat agama kedua di Israel. Keberadaan Muslim di Israel tidak terlepas dari konflik yang berlangsung di Palestina sejak 1948. Akibat perang Arab-Israel, Israel merampas lebih banyak wilayah kediaman warga Arab di Palestina.
Mengutip Republika, orang-orang Arab Palestina sudah menetap di sana sejak Khalifah Umar bin Khattab RA menaklukkan Yerusalem pada 637 M. Mereka datang dari Persia, Yaman, Mesir, dan banyak lagi.
Terdapat sekitar 950 ribu warga Arab Palestina tinggal di kawasan yang kini diduduki Israel. Sekitar 80 persennya mengungsi karena intimidasi dan tinggal menyisakan 156 ribu jiwa.
Ada juga yang berasal dari Tepi Barat dan Jalur Gaza. Mereka memperoleh kewarganegaraan Israel berdasarkan aturan unifikasi keluarga sehingga kian menambah jumlah mereka.
Secara demografi, warga Muslim yang tinggal di Kota Yerusalem sebanyak 52 persen. Sisanya tersebar di 11 wilayah lain di Israel. Totalnya, ada sekitar 112 kawasan komunitas Arab dan Muslim yang 89 persennya mencakup lebih dari 2.000 jiwa.
Kota yang paling banyak dihuni warga Arab di Israel adalah Nazareth. Sekitar 40 ribu dari 65 ribu jiwa di kota tersebut adalah Muslim. Sementara itu, kota warga Muslim adalah di Umm al Fahm dengan lebih dari 43 ribu Muslim, diikuti Kota Baqa Jatt dan Carmel City.
Menurut sumber yang sama, warga Muslim di Israel tercatat memiliki tingkat kelahiran yang tinggi. Per tahun, rata-rata satu dari empat kelahiran bayi adalah Muslim.
Hal tersebut menjadi kekhawatiran apabila dalam beberapa tahun ke depan jumlah orang Islam menyalip Yahudi. Diperkirakan, jumlah warga Muslim bisa mencapai 2 juta jiwa atau 24-26 persen dari populasi dalam kurun 15 tahun. Warga Israel kemudian mengistilahkan 'bom waktu demografi' terhadap fenomena tersebut.
Advertisement