Penuhi Stok Selama Ramadhan, PMI Maluku Utara Gandeng Majelis Taklim Gelar Donor Darah

Palang Merah Indonesia Maluku Utara (PMI Malut) menggandeng Majelis Taklim Habib Abubakar Al Attas Azzabidi untuk menggelar donor darah di bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Apr 2023, 01:20 WIB
Sepanjang 2020, diperlukan lebih dari 12,3 juta kantong darah.
Palang Merah Indonesia Maluku Utara (PMI Malut) menggandeng Majelis Taklim Habib Abubakar Al Attas Azzabidi untuk menggelar donor darah dalam bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Palang Merah Indonesia Maluku Utara (PMI Malut) menggandeng Majelis Taklim Habib Abubakar Al Attas Azzabidi untuk menggelar donor darah dalam bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah. Kegiatan itu diadakan menyusul berkurangnya stok darah di RSU selama Ramadhan.

"Kami bangga, masyarakat selama bulan suci Ramadhan sangat antusias menyambut aksi kemanusiaan melalui donor darah," ujar Penanggungjawab Donor darah Majelis Taklim Habib Abubakar Al Attas dr.Muhammad Alhabsyi melansir Antara, Senin (3/4/2023).

Dia menjelaskan, pelaksanaan donor darah berlangsung sejak 29 Maret lalu hingga 19 April 2023. Menurut Alhabsyi, untuk kegiatan donor darah pada malam pertama Rabu 29 Maret 2023, terkumpul 76 kantong. Lalu Kamis 30 Maret 2023 berhasil terkumpul 32 kantong.

"Sehingga selama dua malam berhasil terkumpul 108 kantong," ucap dia.

Alhabsyi menyatakan, jemaah yang hadir dalam pengajian Habib Abubakar Al Attas dan masyarakat yang ada di sekitarnya dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan donor darah.

"Sebab, donor darah selain membantu orang lain, juga untuk tubuh kita sendiri, karena melalui produksi sel darah baru di tubuh manusia," terang dia.

Alhabsyi mengingatkan donor darah sangat penting. Karena, kata dia, setiap tetes darah dapat membantu dan menyelamatkan nyawa orang yang membutuhkan darah.

Sebelumnya, PMI Ternate menyatakan, biasanya stok darah pada bulan suci Ramadhan dan menjelang Lebaran Idul Fitri menipis, menyusul berkurangnya para pendonor selama bulan puasa.

Salah seorang petugas PMI Ternate Faisal mengatakan, pada bulan suci Ramadhan memang jarang yang donor darah, sehingga stok darah bagi pasien di RSUD Chasan Boesoerie menipis, terutama untuk stok golongan darah A, darah B dan darah O.

"Bahkan, stok darah AB biasanya menipis dan kosong," ucap Faisal.

 


Tetap Sediakan Stok Darah

Aksi Donor Darah Humanity First Indonesia. (Ist)

Menurut Faisal, meskipun stok golongan darah AB kosong, namun untuk permintaan golongan darah tersebut sangat minim, bahkan jarang ada permintaan jadi tidak perlu dikhawatirkan, kendati ada permintaan kita bisa mencari pendonor suka rela atau dari pihak pasien yang memintanya.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya agar stok darah tetap terpenuhi melalui donor darah yang dilakukan warga secara sukarela.

"Untuk stok darah selama Ramadan yang diperoleh PMI di RSUD memang minim, diakibatkan permintaan yang cukup tinggi dan yang melakukan donor secara sukarela sangat sedikit," jelas Faisal.

Dengan adanya Majelis Taklim Habib Abubakar Al Attas Azzabidi menggelar donor darah dalam bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah, kata dia, dapat membantu kebutuhan stok darah bagi pasien yang membutuhkan di RSU Chasan Boesoerie Ternate.

 


Waspada Lonjakan Inflasi Pangan di Ramadhan dan Jelang Lebaran 2023

Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, potensi lonjakan inflasi rawan terjadi selama musim Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri menjadi perhatian pemerintah. Hal ini khususnya untuk inflasi harga pangan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, inflasi ini terutama untuk kategori pangan bergejolak atau volatile food, yang angka inflasinya masih bertengger di level 5,7 persen.

"Kita mewaspadai harga pangan ini terutama mulai masuk bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya. Ini adalah faktor yang sekarang jadi perhatian pemerintah, yaitu faktor volatile food," ujar Sri Mulyani dikutip Minggu (2/4/2023).

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah bakal mengantisipasi kenaikan mobilitas masyarakat yang biasa terjadi pada bulan suci. Kondisi tersebut juga bakal ikut mendongkrak permintaan untuk kategori pangan volatile food, semisal beras, aneka cabai, ikan segar, aneka bawang, kentang, minyak goreng.

"Kita masih harus waspada. Ini adalah faktor musiman, seasonal dengan masuknya Ramadhan dan Hari Raya, dimana permintaan biasanya akan meningkat," tuturnya.

 


Ramalan Bank Indonesia

Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) memperkirakan tingkat inflasi hingga minggu ketiga Oktober 2022 mencapai 0,05% secara bulanan (month-to-month/mtm). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi Indonesia di semester kedua tahun ini akan melandai. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut tingkat inflasi di setelah September akan turun di bawah 4 persen.

“Menurut saya inflasi inti masih sekitar 3 persen. Namun IHK akan turun menjadi di bawah 4 persen, (yakni) 3,5 persen pada semester kedua setelah September ,” kata Perry di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Kamis 30 Maret 2023.

Perry menjelaskan tingkat inflasi akan melandai setelah bulan September karena tahun lalu peningkatan terjadi di bulan yang sama. Tepatnya pasca pemerintah menaikkan harga BBM atau Bahan Bakar Minyak bersubsidi.

“Karena efek dasar penyesuaian harga BBM tahun lalu,” kata Perry.

Perry menjelaskan dunia saat ini masih menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Apalagi saat ini krisis sedang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Pulihnya ekonomi di China pun tidak mampu membuat kondisi menjadi lebih baik.

“Kami sedang menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang terjadi di Eropa, di AS, berkat Cina pulih. Tetapi tetap saja inilah yang kami lihat,” tuturnya.

Hal ini yang kata Perry membuat tingkat inflasi dalam waktu beberapa tahun ke depan masih akan terus tinggi. Meskipun saat ini trennya melandai, namun tetap saja berada di level yang tinggi.

“Inflasi masih tinggi meski sudah menurun. Mungkin tahun depan kita akan kembali ke inflasi jangka panjang,” kata dia.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Indonesia secara tahunan pada bulan Januari 2023 tercatat 5,28 persen. Sementara itu, tingkat inflasi di bulan Februari sebesar 5,47 persen.

Infografis Jadwal Imsakiyah 1444 H Ramadhan 2023 untuk DKI Jakarta (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya