Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir tahun lalu, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Garuda Indonesia menjalin kerja sama sebagai upaya pemulihan kinerja. Salah satunya dengan PPA mengucurkan Rp 725 miliar untuk perbaikan pesawat Garuda Indonesia.
Sekretaris Perusahaan PPA Agus Wijaya menerangkan, dana itu digunakan untuk merestorasi sekitar 10-15 pesawat maskapai pelat merah.
Advertisement
"Jadi dana yang kita berikan ke garuda Rp 725 miliar itu untuk mendukung garuda untuk merevitalisasi atau merestorasi 10-15 pesawat armada pesawatnya, supaya layak terbang, akhirnya PPA turut membantu kebangkitan sektor pariwisata nasional," ujarnya kepada wartawan, ditulis Minggu (2/4/2023).
Informasi, kerja sama ini dilakukan seiring dengan Garuda Indonesia yang menunggu cairnya Penyertaan Modal Negara (PMN) pada akhir tahun lalu. Namun, Agus menegaskan kalau dana yang dikeluarkan PPA bukan merupakan utang bagi Garuda Indonesia.
Menurutnya, kerja sama ini adalah kerja sama bagi hasil dengan jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dua perusahaan.
"Kerja sama bagi hasil, jadi buat Garuda tidak tercatat sebagai utang. (Jangka waktunya) Setahun atau 18 bulan, pendek kok," ungkap dia.
Dalam kerja sama bagi hasil ini juga, PPA menentukan sejumlah rute-rute yang menarik yang bisa menjadi pemasukan cukup baik kepada PPA maupun Garuda Indonesia.
Kerja Sama
PT Garuda Indonesia tengah berupaya untuk mengembalikan performa kinerja armadanya. Sebagai bentuk dukungan, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) akan menanggung restoriasi pesawat milik Garuda Indonesia hingga Rp 725 miliar.
Angka ini adalah jumlah maksimal yang bisa digunakan oleh maskapai pelat merah itu untuk perbaikan armadanya. Upaya ini merupakan bagian dari kerja sama 2 BUMN tersebut.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan kerja sama tersebut merupakan bentuk komitmen Garuda Indonesia untuk mengoptimalkan langkah misi transformasi kinerja. Sekaligus upaya untuk terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional. Khususnya sektor Pariwisata melalui peningkatan aksesibilitas layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia.
“Pandemi Covid-19 yang telah terjadi selama lebih dari 2 tahun ini tidak dapat dipungkiri telah membawa industri penerbangan menghadapi berbagai tantangan kinerja operasional, termasuk keterbatasan jumlah armada yang berada dalam kondisi siap beroperasi (serviceable) setelah sebelumnya armada tersebut sempat tidak beroperasi di tengah proses restrukturisasi kewajiban usaha, termasuk negosiasi bersama lessor,” jelas Irfan dalam keterangannya, ditulis Sabtu (17/9/2022).
Advertisement
Bagi Hasil
Informasi, kedua perusahaan menandatangani kerja sama 'Fasilitas Pembiayaan Restorasi Armada Dengan Skema Bagi Hasil'. Penandatangan kerja sama dilakukan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bersama Direktur Utama PPA Yadi Jaya Ruchandi di Denpasar, Bali, Jumat (16/9/2022) kemarin.
Adapun penandatanganan perjanjian tersebut merupakan tindak lanjut dari Penandatanganan Offering Letter atas Syarat & Ketentuan Indikatif Terbaru (Updated Indicative Term Sheet) Memorandum of Understanding (MoU) yang telah ditandatangani pada Agustus lalu.
Fasilitas pembiayaan dengan nilai hingga Rp725.000.000.000 melalui skema bagi hasil yang akan berlangsung selama 5 tahun. Dana ini bisa digunakan bertahap dan akan dikembalikan melalui bagi hasil dari sejumlah rute penerbangan. Diantaranya adalah Jakarta- Surabaya-Jakarta, Jakarta-Makassar-Jakarta, serta Jakarta-Jayapura-Jakarta.
Penggunaan Dana
Lebih lanjut, fasilitas pembiayaan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk mendukung percepatan pemulihan kinerja perusahaan. Khususnya pada lini operasional penerbangan yang akan dioptimalkan untuk restorasi armada dan pemeliharaan spare part pesawat.
Misalnya engine, APU, shipping part, dan berbagai komponen pesawat lainnya. Dimana semuanya dioperasikan oleh perusahaan guna mendukung kelancaran operasional Garuda Indonesia.
Irfan menyebut penggunaan fasilitas pembiayaan yang telah disepakati ini tentunya akan menyesuaikan dengan kebutuhan proyeksi restorasi armada yang telah ditetapkan untuk menunjang efektivitas pemulihan kinerja perusahaan. Utamanya di situasi pasca pandemi saat ini, sehingga nantinya fasilitas pembiayaan akan digunakan secara bertahap sesuai kebutuhan operasional penerbangan Garuda Indonesia.
“Sejalan dengan komitmen Garuda Indonesia untuk mengedepankan keamanan dan keselamatan penerbangan, kerja sama dengan PPA ini diharapkan dapat mengoptimalkan kesiapan operasional Garuda Indonesia untuk memastikan mandat sebagai maskapai pembawa bendera bangsa dapat senantiasa terimplementasikan secara optimal melalui ketersediaan berbagai ragam pilihan layanan penerbangan yang aman dan nyaman guna memenuhi kebutuhan masyarakat," bebernya.
Advertisement