Liputan6.com, Jakarta Seringkali usai mudik, oleh-oleh yang dibawa pulang berupa penyakit. Banyak anak maupun orangtua sama-sama mengalami penyakit langganan mudik, mulai dari demam hingga diare.
Ahli gizi masyarakat, Dr dt Tan Shot Yen pun mengungkapkan biang kerok dibaliknya. Menurut Tan, kebersihan itulah yang menjadi poin utama saat seseorang mudik.
Advertisement
"Kebersihan menjadi hal yang terutama. Kerap kali banyak sekali orang mudik atau jalan jauh, pulang-pulang dapat oleh-oleh. Oleh-olehnya apa? Anaknya mencret, anaknya demam, atau dia sendiri malah diare. Karena apa? Faktor kebersihan," ujar Tan dalam acara media briefing bersama IDI ditulis Minggu, (2/4/2023).
Berkaitan dengan hal tersebut, Tan menyarankan untuk memilih rest area atau tempat makan apapun yang memiliki dapur. Dengan begitu, makanan yang dibuat kemungkinan lebih fresh dan belum terkontaminasi.
"Makan di luar atau di rest area, pastikan rest area Anda itu mempunyai dapur. Jadi artinya dia betul-betul membuat makanannya di tempat. Itu jauh lebih aman," kata Tan.
Perhatikan Kebersihan Alat Makan yang Digunakan
Selain itu, Tan menyarankan untuk memerhatikan alat makan yang digunakan pada tempat makan yang Anda pilih. Pasalnya, diare bukan hanya dapat disebabkan oleh makanan, melainkan alat makan yang digunakan.
"Tolong perhatikan, apakah mereka mencuci perabotan makannya dengan benar. Jangan sampai piring sendok yang bekas Anda makan, hanya ditumpuk di dalam ember dan dicuci seadanya, lalu ditiriskan. Jadi kerap kali diare itu bisa disebabkan dari makanannya atau perkakasnya," ujar Tan.
Tips Mudik Lainnya ala Dokter Tan Shot Yen
Dalam kesempatan yang sama, Tan membagikan tips-tips mudik lainnya yang bisa Anda terapkan. Salah satunya berkaitan dengan konsumsi kopi yang sebaiknya tidak berlebihan.
Saat menempuh perjalanan jauh, kopi memang menjadi minuman utama yang kerap dipilih agar tak mengantuk. Menurut Tan, konsumsi kopi jangan sampai berlebihan terutama jika Anda masih menjalani ibadah puasa.
"Bagi para pemudik yang masih berada di dalam bulan puasa, kerap kali kalian itu puasa di tengah jalan. Nah, bagi kalian yang nyetir, bawa kendaraan, hati-hati dengan ngopi. Saya cuma wanti-wanti banget," ujar Tan.
"Justru kopi yang terlalu frequent, terlalu sering, itu bukan cuma sekadar bikin Anda jadi makin haus. Kopi sifatnya diuretik, jadi pipisnya keluar lebih cepat. Alih-alih Anda menjadi alert, menjadi waspada, dan nyaman, akibat minum kopi berlebihan itu (justru) bisa membuat Anda menjadi tidak fokus," tambahnya.
Advertisement
Ngopi Berlebihan Bukan Solusi Ngantuk Saat Mudik
Tan mengungkapkan bahwa kopi merupakan stimulan. Sehingga jika dikonsumsi berlebihan atau lebih dari dua cangkir per hari, maka kopi berisiko membuat Anda menjadi tidak awas.
"Tandai ini, bagi orang-orang yang biasanya ngopi, ngopinya berlebihan lebih dari dua cangkir, itu dia malah bikin jadi restless. Jadi Anda malah enggak awas, karena sekali lagi, kopi itu sifatnya stimulan," kata Tan.
Sehingga jika memang mengantuk, Tan menyarankan para pemudik agar menepi. Waktu istirahat itu bisa Anda gunakan untuk tidur sebentar sebelum kembali melanjutkan perjalanan.
"Kalau memang ngantuk atau lelah, yang paling gampang adalah minggir bro, minggir. Lebih baik 'Sebentar ya, kita tidur dulu ya. Ini supirnya rada ngantuk'. Tidur barangkali 15 menit sampai setengah jam," ujar Tan.
"Anda tidur, kemudian Anda cuci muka, jadi bawa spesial dirigen air. Wah, itu segar banget ketimbang Anda malah maksain nyetir tapi minum kopi. Itu penting," tambahnya.
Bawalah Makanan yang Tidak Mudah Terkontaminasi
Lebih lanjut Tan mengungkapkan bahwa saat mudik, Anda juga bisa menyiapkan makanan-makanan yang memang mudah dibawa. Seperti ubi kukus, misalnya.
Sedangkan, bila hendak membawa nasi, sebaiknya pilih nasi yang dibungkus dengan daun pisang. Dengan begitu, nasi masih berada dalam kondisi baik tanpa terkontaminasi hal-hal lain.
"Makanan-makanan yang mudah dibawa, seperti misalnya ubi kukus atau Anda membawa nasi tapi nasinya dibungkus pakai pincuk. Jadi nasinya di dalam daun, jadi nasinya tidak terpapar," ujar Tan.
"Jadi pakai nasi satu porsi Anda habiskan, tidak diciduk-ciduk di dalam termos nasi. Setiap kali Anda ciduk punya risiko kontaminasinya masuk," pungkasnya.
Advertisement