Liputan6.com, Jakarta Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berharap PDIP bergabung dengan koalisi besar yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin.
Juru Bicara PPP Usman Tokan mengatakan, dalam pertemuan kemarin dibicarakan juga soal PDIP. Menurut politikus yang akrab disapa Doni ini, PDIP diharapkan bakal segera bergabung dengan koalisi besar sebagai pendukung pemerintah.
Advertisement
"Itu juga dibahas karena PDIP bagian dari koalisi kan. Jadi berharap PDIP bergabung dengan koalisi besar itu," ujar Doni di Jakarta, Senin, (3/4/2023).
Doni mengatakan, ketidak hadiran PDIP pada pertemuan kemarin karena Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri tengah berada di luar negeri. "Hanya soal timing saja," ujar Doni.
Doni mengatakan, ke depannya diharapkan akan ada kesepakatan dengan PDIP untuk bergabung dengan koalisi besar.
"Sekarang terus membangun komunikasi mudah-mudahan ke depan bisa ada kesepakatan untuk masuk kepada koalisi besar," pungkas Ketua DPP PPP ini.
Sebelumnya, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan lima ketua umum partai pendukung pemerintah membuka peluang terbentuknya koalisi besar. Antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar, PAN, serta PPP dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) Gerindra-PKB, bersatu.
Jokowi menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono. Pertemuan digelar di tengah Silaturahmi Ramadan di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4).
Sementara itu tidak hadir Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengaku telah mengundang kedua tokoh. Tetapi berhalangan hadir.
"Bu Megawati dan Bang Surya Paloh ke luar negeri," ujar Zulkifli usai pertemuan.
Sementara Jokowi menilai KIB dan KIR cocok untuk bergabung menjadi koalisi besar. Tetapi, ia tidak ingin memutuskan sendiri dan menyerahkan kepada para ketua umum partai untuk memutuskan apakah akan bergabung atau tidak.
"Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara untuk kebaikan bangsa untuk rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan itu akan lebih baik," kata Jokowi.
NasDem Sebut PDIP Kini Ditinggalkan di Koalisi Besar
Wakil Ketua Umum NasDem Ahmad Ali menyinggung absennya PDI Perjuangan (PDIP) dalam pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan lima ketua umum partai politik pemerintah.
Adapun, pertemuan di kantor DPP PAN pada Minggu (2/4/2023) itu membuka peluang koalisi besar penggabungan antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Dengan tidak hadirnya perwakilan dari PDIP, menurut Ali, seperti partai berlambang banteng itu ditinggalkan oleh Jokowi dan ketua umum partai lainnya.
"Kalau memang terbentuk koalisi besar lima partai ini bergabung kan berarti meninggalkan PDIP. Walaupun memang kita tahu PDIP memenuhi syarat untuk maju sendiri," ujar Ali kepada wartawan, dikutip Senin (3/4/2023).
Dia meyakini koalisi besar meninggalkan PDIP. Sebab jelas sekali tidak hadirnya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Silaturahmi Ramadan bersama Jokowi itu.
"PDIP juga enggak hadir kan? Artinya koalisi besar ini meninggalkan PDIP," kata Ali.
Sebelumnya, pertemuan Presiden Joko Widodo dengan lima ketua umum partai pendukung pemerintah membuka peluang terbentuknya koalisi besar.
Antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Golkar, PAN, serta PPP dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) Gerindra-PKB, bersatu.
Jokowi menggelar pertemuan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono. Pertemuan digelar di tengah Silaturahmi Ramadan di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4/2023).
Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka
Advertisement