Awas! Harga Daging hingga Tiket Pesawat Bakal Melonjak Jelang Lebaran

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut terdapat beberapa harga komoditas pangan mulai naik menjelang hari raya idul fitri atau lebaran 2023.

oleh Tira Santia diperbarui 03 Apr 2023, 14:00 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut terdapat beberapa harga komoditas pangan mulai naik menjelang hari raya idul fitri atau lebaran 2023.. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut terdapat beberapa harga komoditas pangan mulai naik menjelang hari raya idul fitri atau lebaran 2023.

"Inflasi Maret 2023 awal Ramadan relatif lebih rendah dari tahun sebelumnya," kata Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, dalam konferensi pers BPS, Senin (3/4/2023).

Kendati inflasi Maret 2023 sebesar 0,18 persen (mtm). Namun, BPS menghimbau kepada Pemerintah untuk mulai menyoroti beberapa komoditas pangan yang diprediksi meningkat.

Adapun komoditas yang diprediksi meningkat adalah harga daging sapi, daging ayam, dan telur ayam ras, hingga tarif angkutan udara.

"Perlu diwaspadai komoditas yang andil besar maka kita harus mewaspadai harga komoditas karena tingginya permintaan jelang hari raya Idul Fitri," ujarnya.

Lebih lanjut, Pudji menerangkan, penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Maret 2023 berasal dari makanan, minuman dan tembakau, rincianya yakni angkutan udara, bensin, beras, cabai rawit, dan rokok kretek filter. 

Secara tahunan, inflasi Maret 2023 mencapai 4,97 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan pada bulan Februari 2023 yang sebesar 5,47 persen.

"Sementara itu secara year on year terjadi inflasi sebesar 4,97 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 0,68 persen," pungkasnya.

 


Penyumbang Inflasi

Pedagang beraktivitas di salah satu pasar tradisional di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak dan inflasi kelompok harga diatur Pemerintah yang tidak sebesar prakiraan awal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Inflasi tahunan menurut komponen secara dominan disumbang oleh komponen harga diatur Pemerintah. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,94 persen.

"Inflasi ini lebih rendah dibanding Februari 2023 yang sebesar 3,09 persen. Komponen inti memberikan andil sebesar 1,92 persen," ujarnya.

Sementara, komponen harga yang diatur Pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 11,56 persen lebih rendah dibandingkan Februari 2023 yang sebesar 12,24 persen.

"Komponen ini memberikan andil sebesar 2,05 persen. Komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 5,83 persen, nilai ininlebih rendah dibanding Februari 2023 sebesar 7,62 persen, komponen ini memberikan andil 1 persen," pungkasnya.


Bapanas Harap Sri Mulyani Cairkan Dana Cadangan Pangan Rp 3 Triliun Usai Lebaran

Ilustrasi komuditi beras yang harganya naik di pasaran (Istimewa)

Badan Pangan Nasional (Bapanas) berharap pendanaan untuk pengadaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) senilai Rp 3 triliun bisa direstui oleh Menteri Keuangan dan Badan Anggaran DPR RI dan segera dapat dicairkan usai momentum Lebaran 2023.

“Sebenarnya kita sudah istilahnya ekstra effort. Pimpinan kami sudah audiensi dengan Bu Menteri (Keuangan) dan juga Pak Dirjen (Anggaran Kemenkeu). Cuma kita tunggu saja dalam waktu habis Lebaran atau ya secepatnya,” ujar Koordinator Stabilisasi Pasokan Pangan Bapanas, Yudhi Harsatriadi Sandyatma melansir Antara di Jakarta, Selasa (28/3/2023).

Pendanaan untuk penugasan CPP yang akan diperoleh dari pinjaman kredit perbankan dengan bunga murah yang disubsidi pemerintah tersebut, disebut sangat penting dalam rangka penguatan cadangan pangan tanah air.

Dana senilai Rp 1 triliun rencananya akan diberikan kepada Bulog yang berfokus pada penyediaan beras, jagung dan kedelai.

Sedangkan Rp 2 triliun akan dialokasikan kepada Holding BUMN Pangan ID FOOD yang ditugaskan memastikan CPP daging, telur ayam, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, bawang merah, bawang putih dan ikan.

“Asumsinya cadangan pangan yang kuat bisa menjadi ketahanan pangan yang kuat dan yang paling penting kita bisa mengintervensi pasar ketika terjadi gejolak harga pangan,” ujarnya.


Prioritas

Pedagang tengah menata dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan harga bahan kebutuhan pokok relatif terkendali seperti beras dan daging ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Yudhi pun menegaskan pendanaan tersebut akan diprioritaskan untuk melakukan penyerapan komoditas dari dalam negeri.

“Paling penting penyerapan dalam negeri, otomatis utamanya dalam negeri dulu karena enggak mungkin tiba-tiba kita menyerap dari luar negeri dan itu tidak sesuai dengan ruhnya kami di Bapanas,” tegas dia.

Adapun sebelum Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa cadangan pangan yang dikelola dari plafon pendanaan tersebut akan diatur secara tepat sehingga pengunaannya akan optimal dan tidak merugikan BUMN sebagai pengelola.

​​​​​​Skema tersebut juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pemberian Subsidi Bunga Pinjaman dalam rangka Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.

Mengenai besaran bunga dari pinjaman untuk CPP, Arief memastikan akan lebih murah dari besar kredit komersial karena akan disubsidi pemerintah dan mengacu pada suku bunga acuan Bank Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya