Liputan6.com, Jakarta Tidak lama setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengantongi nama pengganti Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar yang pensiun akhir Maret kemarin, Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengeluarkan surat telegram rahasia atau TR tentang mutasi anggota.
Menurut As SDM Polri Irjen Dedi Prasetyo, salah satu nama yang dimutasi adalah Komjen Rycko Amelza Dahniel. Dedi menyebut, Rycko dimutasi sebagai Kepala BNPT menggantikan Boy Rafli.
Advertisement
"Pak Rycko akan duduk di jabatan kepala BNPT, nanti akan dilantik Bapak Presiden," ujar Dedi.
Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Komjen Rycko terakhir kali melaporkan hartanya pada Desember 2014 saat ia masih menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian.
Ketika itu, total kekayaan Rycko adalah Rp16.925.215.110. Rycko diketahui memiliki harta bergerak alat transportasi dan mesin dengan total nilai Rp418.000.000.
Kendaraan yang dimiliki beliau yakni Toyota Hard Top, tahun pembuatan 1981; Motor, merk Honda, tahun pembuatan 2010; Toyota Kijang Innova, tahun pembuatan 2012; dan Toyota Kijang Innova, tahun pembuatan 2014.
Harta bergerak lainnya berupa logam mulia senilai Rp20.000.000 serta giro dan setara kas Rp2.281.450.110.
Sementara itu, harta kekayaan Komjen Rycko Amelza paling tinggi yakni berupa bangunan dan tanah dengan total nilai Rp14.205.765.000. Semua tanah dan bangunan tersebut tersebar di Jakarta Selatan dengan empat di antaranya merupakan tanah warisan.
Komjen Rycko Amelza Dahniel diketahui tidak memiliki utang.
Profil Komjen Rycko: Eks Ajudan Presiden SBY dan Penembak Mati Gembong Teroris Dr. Azahari
Komjen Rycko menjadi jenderal di Korps Bhayangkara memiliki karier moncer di kepolisian. Beberapa jabatan strategis pernah didudukinya, salah satunya menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2009.
Selain itu, Rycko termasuk dalam salah satu perwira yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Hal ini terjadi saat Rycko tergabung sebagai anggota Bareskrim.
Saat itu, Rycko Amelza turut serta melumpuhkan teroris Dr. Azahari dan gerbongnya. Aksi pelumpuhan itu terjadi pada 9 November 2005 di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.
Semasa pendidikan di akademi kepolisian (Akpol) tahun 1988, Rycko mendapat predikat lulusan terbaik dengan keahlian di bidang reserse. Atas keahliannya tersebut, pria kelahiran Bogor 14 Agustus 1966 kini ditempatkan di bidang Densus 88 sebelum dilantik sebagai Kepala BNPT.
Advertisement
Rekam Jejak Jabatan Komjen Rycko Amelza
Berikut rekam jejak jabatan yang pernah dikomandani oleh Rycko:
- Kapolres Metro Jakarta Utara (2008)
- Pamen SDE SDM Polri (Ajudan Presiden 2009)
- Kabagjianpolmas BidPPITK STIK Lemdikpol (2012)
- Wakapolda Jabar (2013)
- Kepala STIK Lemdikpol (2014)
- Kapolda Sumut (2016)
- Gubernur Akpol (2017)
- Kapolda Jateng (2019)
- Kabaintelkam Polri (2020)