Liputan6.com, Jakarta - Sebuah penelitian dari Institute for Family Studies (IFS) mengungkap, 20 persen dari pria yang sudah menikah mengaku pernah selingkuh secara seksual. Sedangkan untuk wanita yang sudah menikah, 13 persen mengaku pernah berhubungan seksual dengan orang selain pasangannya.
Lebih lanjut, studi yang sama menunjukkan bahwa angka ketidaksetiaan pada pria paling tinggi saat mereka berusia 70-an.
Advertisement
Ada beberapa alasan orang berselingkuh. Salah satunya lantaran cara kerja otak orang yang berselingkuh berbeda dengan otak pada umumnya, seperti melansir Amen Clinics.
Hal tersebut dibuktikan oleh sebuah studi dari University of Texas at Austin, Amerika Serikat. Menurut studi tersebut, saat pria melihat gambar pasangan romantis, terjadi aktivasi otak yang berbeda antara pria yang setia dan yang tidak.
Otak pria yang setia menunjukkan aktivitas saraf yang berkaitan dengan reward atau kesenangan, sedangkan yang tidak setia tidak menunjukkan aktivitas otak serupa.
Efek Selingkuh
Seperti yang diketahui, selingkuh memiliki banyak dampak merugikan untuk korban. Efek yang umumnya terjadi adalah perubahan pada otak, depresi, kerugian finansial untuk yang sudah menikah, menurunnya rasa harga diri secara signifikan, Post Infidelity Stress Disorder (PISD), dan sebagainya, seperti melansir Choosing Therapy.
Seorang terapis pernikahan, Todd Creager, membeberkan bagaimana perselingkuhan dapat memengaruhi kesehatan pelaku selingkuh pula.
Gangguan Kecemasan Akibat Rasa Bersalah Mendalam
Todd mengungkap, hampir semua orang berselingkuh yang ia layani memendam kecemasan dan rasa bersalah mendalam.
“Kebanyakan orang memiliki perasaan bersalah, penyesalan, dan gangguan kecemasan,” ungkap pria lulusan University of Southern California tersebut.
Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa kortisol berpotensi meningkat pada orang yang selingkuh. Hal ini bisa berujung mereka mengalami tekanan tinggi.
Stres Akibat Menjalani Kehidupan Ganda
Menurut Todd, stres juga dirasakan terutama ketika pelaku selingkuh belum ketahuan.
“Menyembunyikannya sangatlah membuat stress. Itu tidak mudah, dan membuat fisik seseorang jadi lebih tua,” ia melanjutkan.
Tak hanya takut ketahuan pasangan, mereka juga stres karena takut diketahui orang terdekat, seperti keluarga.
Lebih lanjut, Todd menyebut kondisi ini karena harus menjalani hidup ganda lantaran harus berpura-pura.
“Menjalani kehidupan ganda ini sangat berat,” tuturnya.
Advertisement
Rasa Jijik terhadap Diri Sendiri
Pelaku selingkuh kerap kali merasa jijik atau benci terhadap diri sendiri, mengutip Todd.
“Meskipun berusaha keluar dari realitas, misalnya dengan ekstasi, ia bisa tetap dipenuhi oleh rasa jijik terhadap diri sendiri,” ia menambahkan.
Menurutnya, ketika berusaha menghabiskan waktu dengan orang baru, sering kali mereka juga tetap memikirkan pasangan resmi dan anak di rumah.
“Itu membuat mereka membenci mereka sendiri,” tuturnya.
Depresi Akibat Rusaknya Hubungan dengan Anak
Jika perselingkuhan terjadi pada orangtua yang memiliki anak, hubungan dengan anak juga berubah menjadi rusak.
Ia bercerita, tak jarang kejadian perselingkuhan diketahui oleh anak terlebih dahulu.
“Tergantung usia anak. Terkadang mereka tidak mengerti, kadang mengerti, juga ada beberapa kasus yang saya layani, anak tahu terlebih dahulu dan memberi tahu ibunya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengungkap pelaku perselingkuhan menjadi depresi karena “kehilangan anak” secara psikologis.
Refleksi Diri, Cari Bantuan
Refleksi diri adalah hal pertama yang bisa dilakukan. Ini adalah saat tepat untuk para pelaku perselingkuhan dapat merefleksikan diri.
“Ini kesempatan untuk berpikir, apa yang membuatku bisa melakukannya? Pelajari dirimu sendiri,” tuturnya.
Todd juga mengungkap, ia selalu berusaha mengkonfrontasi karakter selingkuh pada klien yang berselingkuh. Sebab, mawas diri adalah yang dibutuhkan oleh pelaku.
Selain itu, ia sangat menyarankan untuk mencari bantuan kepada profesional sepertinya.
“Jika Anda mencari orang yang dapat dipercaya dan menjaga rahasia, pergilah ke profesional,”
Ia juga mengungkap, pergi ke profesional tak hanya bisa dilakukan sudah ketahuan. Bahkan, akan lebih baik jika pelaku meminta bantuan saat masih berusaha untuk keluar.
Advertisement