Liputan6.com, Jakarta Arus mudik lebaran 2023 bakal menyita banyak perhatian publik. Hal ini dikarenakan, jumlah kendaraan yang akan meninggalkan Jabodetabek diprediksi akan mencetak sejarah via jalan tol Trans Jawa.
Pada 2019, Jasa Marga mencatat 2,57 juta kendaraan meninggalkan Jabodetabek via tol pada musim mudik Lebaran. Angka ini terus bertambah setiap tahunnya, dimana terakhir pada 2022 ada 2,6 juta kendaraan yang melakukan mudik lebaran.
Advertisement
"Volume lalu lintas keluar Jabodetabek H-7 sampai H+7 melalui 4 gerbang tol utama diprediksi sebesar 2,78 juta kendaraan. Jadi ini akan jadi tertinggi yang pernah ada di Trans Jawa," ujar Lisye di Jasa Marga Toll Road Command Center, Jatiasih, Bekasi, Senin (3/4/2023).
Adapun secara distribusi, Lisye melanjutkan, arus mudik keluar Jabodetabek mayoritas masih didominasi ke arah timur atau Jalan Tol Trans Jawa, sekitar 52 persen. Diikuti ke arah barat atau Merak sekitar 27,8 persen, lalu ke arah selatan atau Ciawi 20,2 persen.
Sementara untuk arus masuk kendaraan ke Jabodetabek, Jasa Marga memproyeksikan adanya 2,66 juta kendaraan. Jumlah tersebut juga naik dibandingkan arus mudik tahun-tahun sebelumnya.
"Itu naik 3,71 persen terhadap Lebaran 2022 yang sekitar 2,56 juta kendaraan, atau naik 14 persen, atau naik 14 persen terhadap 2019 sebesar 2,3 juta kendaraan.
Distribusi volume lalu lintasnya pun mayoritas juga berasal dari arah timur, atau jalan tol Trans Jawa sekitar 51,2 persen. Diikuti dari arah barat (Merak) sekitar 28 persen, dan selatan (Ciawi) 20,8 persen.
Bakal Diberlakukan One Way
Puncak arus mudik Lebaran Idul Fitri 1444 H diprediksi terjadi pada 19 - 21 April 2023. Sistem satu arah (one way) kemungkinan akan diberlakukan.
"Kami pihak kepolisian akan memberlakukan sistem one way pada 18 April mulai dari KM 72 hingga KM 414 karena puncak arus mudik akan terjadi pada H-2 dan H-1 Lebaran," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Sandi Nugroho, Minggu 2 April 2023, dikutip dari Antara.
Polri bersama Kementerian Perhubungan dan pemangku kepentingan terkait (pengelola jalan tol) telah mensurvei situasi arus lalu lintas saat mudik dan arus balik Lebaran 2023.
Polri bersama pemangku kepentingan terkait membagi arus balik terjadi dalam dua periode, yakni periode pertama tanggal 24 - 25 April 2023, dan, periode kedua dari 29 April sampai dengan 1 Mei 2023.
"Menghadapi arus balik nanti juga akan diberlakukan sistem one way, mulai dari KM 414 hingga KM 72," katanya menerangkan.
Daftar Titik Kemacetan
Dia menuturkan, pihak kepolisian sudah menentukan beberapa titik krusial yang berpotensi masalah saat terjadi lonjakan mudik Lebaran 2023, antara lain jalur tol Trans Jawa, jalur tol ke arah Jawa Tengah, di mana Tol Cipali menjadi titik krusial, baik arus mudik maupun arus balik.
Kemudian di rest area Sumatera dan Jawa. Dan untuk jalur Sumatera, menurut Sandi, ada di Indralaya-Palembang, sementara untuk rest area jalur Jawa berada di Tol Cipali.
"Sementara untuk di Pelabuhan Merak dari pengalaman tahun lalu, angkutan lebaran sempat terjadi kepadatan," ujarnya.
Selain di jalur tol Jawa dan Sumatera, kata Sandi, titik krusial lainnya yang menjadi perhatian Polri yakni jalur arteri di Jawa. Kemudian, jalur utama yang digunakan roda dua dan alternatif roda empat juga berpotensi terjadinya kepadatan. Hal tersebut bisa terjadi kecelakaan dan gangguan kamtibmas.
Advertisement
Mudik Lebaran 2023 Mending Lewat Jalan Tol atau Jalur Alternatif? Begini Saran Pengamat
Budaya mudik atau pulang kampung sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia setiap tahun. Menjelang Idul Fitri, masyarakat yang merantau akan mudik lebaran ke kampungnya masing-masing.
Apalagi saat ini tidak ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan. Bahkan Kementerian Perhubungan memproyeksikan pergerakan masyarakat pada masa mudik Lebaran 2023 akan mencapai 123,8 juta orang.
Dari prediksi tersebut, pengguna kendaraan pribadi roda empat menjadi pilihan tertinggi masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik lebaran.
Lantas lebih baik mudik menggunakan jalan tol atau jalan alternatif agar tidak kena macet?
Pengamat transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno, tak memungkiri bahwa banyak masyarakat Indonesia menjadikan jalan tol sebagai pilihan utama selama mudik Lebaran. Sebab, masyarakat masih menganggap dengan menggunakan jalan tol akan melancarkan perjalanan.
Namun Djoko menghimbau kepada calon pemudik agar tidak selalu memandang (akses) tol itu cepat. Karena banyaknya yang memilih jalan tol untuk mudik, maka besar kemungkinan akan terjadi perlambatan atau kemacetan. Sebab, menjelang lebaran pengguna jalan meningkat dan melebihi kondisi normal.
"Sebagian besar memilih tol, sehingga pergerakan di tol menjadi lambat," imbuhnya.
Minim Tempat Istirahat
Di sisi lain, area istirahat di tol kerap penuh dan menjadi sumber kemacetan. Sejumlah rest area yang disediakan di jalan tol untuk kondisi lalu lintas normal. Sementara pada musim Lebaran, lalu lintas kendaraan yang melewati jalan tol akan di atas kondisi normal.
Oleh karena itu, sebagai calon Pemudik harus mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan dialami saat menggunakan jalan tol.
Jalur Alternatif
Lalu bagaimana dengan jalan alternatif, apakah aman dan tidak menyebabkan kemacetan?
Djoko menjelaskan, saat menggunakan jalan alternatif pengguna jalan harus berhati-hati dengan sepeda motor. Jika malam hari masih ada jalan alternatif yang belum dilengkapi dengan rambu dan lampu penerangan jalan. Menurutnya, perjalanan melewati jalan tol atau bebas hambatan tidak selalu lebih lancar.
"Masyarakat dapat mempertimbangkan penggunaan jalan arteri, seperti pantura dan pansel Jawa. Pada arus mudik lebaran tahun 2022, penggunaan jalan arteri pantura Jawa tergolong relatif lebih lancar ketimbang jalan tol," pungkasnya.