3 Subsektor Pertanian Ini Jadi Kunci Kenaikan NTP di Maret 2023

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor pertanian sejauh ini terus menjadi penyokong utama bagi kokohnya perekonomian Nasional.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 03 Apr 2023, 17:13 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan Panen Raya Padi di Desa Sari Mulyo, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu (10/2).

Liputan6.com, Jakarta Sektor pertanian terus menjadi penyokong utama bagi kokohnya perekonomian Nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi kenaikan nilai tukar petani atau NTP pada subsektor perkebunan, peternakan, maupun subsektor hortikultura.

Kenaikan NTO utamanya ditopang dari komoditas perkebunan kelapa sawit, jagung, cabe rawit dan juga kopi. Kesemua komoditas itu mengalami peningkatan dan mampu mendongkrak pasokan ke pasar domestik maupun luar negeri.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan bahwa NTP subsektor perkebunan pada bulan Maret 2023 berada pada posisi tertinggi, yaitu 129,47 atau naik 1,94 persen. Sedangkan NTP subsektor hortikultura mencapai 113,16 atau naik 1,91 persen, serta peternakan 100,34 atau naik 0,58 persen. 

"Komoditas yang dominan dalam kenaikan subsektor perkebunan adalah kelapa sawit, kopi dan karet," ujar Pudji pada konferensi pers BPS, Senin, 3 April 2023.

Diketahui bahwa pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan ekspor produk perkebunan mencapai 100 triliun pada tahun 2023 ini. Untuk itu, pemerintah menyiapkan program kerja yang fokus pada pengembangan produk perkebunan  melalui penguatan hilirisasi dan peranan industri baik skala kecil maupun besar.


Peningkatan Daya Saing Komoditas

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan tren kenaikan NTP merupakan bukti bahwa sektor pertanian tetap menjanjikan terutama melalui peningkatan daya saing komoditas, peluang pasar ekspor dan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Utamanya pada sub sektor perkebunan, peternakan dan hortikultura, dimana ketiganya memiliki permintaan pasar domestik dan luar negeri yang cukup besar, selain masih terbuka pasar baru yang butuh suplai produk petani Indonesia.

"Harga yang baik dan pasar yang menjanjikan harus terus dimanfaatkan. Momentum ini sangat penting bagi para petani kita dan pelaku bisnis pertanian. Kesejahteraan mereka dapat meningkat dengan melakukan bisnis pertanian dan produksi pangan-pangan alternatif yang dibutuhkan dunia," jelasnya.

Sebagai informasi, Nilai Tukar Usaha Petani atau NTUP pada bulan Maret 2023 juga mengalami kenaikan. Data BPS menyebut NTUP di bulan Maret mencapai 111,18 atau naik 0,40 persen apabila dibandingkan Februari 2023 (MtoM). Kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,53 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya 0,12 persen.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya