Serapan Panen Petani, Impor Beras Bulog Jalan Terus

Perum Bulog tengah melakukan penyerapan hasil panen dari petani dalam negeri, mengingat saat ini dalam masa periode panen raya. Namun, Bulog juga mendapat penugasan untuk melakukan impor sebanyak 2 juta ton di 2023 ini.

oleh Arief Rahman H diperbarui 03 Apr 2023, 17:40 WIB
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog tengah melakukan penyerapan hasil panen dari petani dalam negeri, mengingat saat ini dalam masa periode panen raya. Namun, Bulog juga mendapat penugasan untuk melakukan impor sebanyak 2 juta ton di 2023 ini.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi menerangkan kalau sinyal izin impor sudah keluar dari Kementerian Pertanian (Kementan). Selanjutnya, dia akan mengatur agar pelaksanaan impor sesuai dengan rencana.

"Impor beras sudah ada izin dari Kementerian Pertanian tapi akan diatur sedemikian supaya juga harga di luar nggak tinggi-tinggi banget diatur dan sebijak mungkin digunakan, karena nyatanya hari ini kita masih panen di beberapa tempat," ujarnya di Pasar Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (3/4/2023).

Arief menegaskan tetap mendahulukan penyerapan hasil panen dalam negeri. Mengingat lagi, Bulog pernah dalam 4 tahun tidak melakukan impor beras. Kendati begitu, jika dibutuhkan pihaknya akan tetap melaksanakan impor beras tadi.

"Alternatif yang sangat sulit diputuskan oleh pemerintah pada saat harus impor Tetapi kalau memang harus dilakukan demi 200 juta masyarakat Indonesia kita lakukan," paparnya.

Penyerapan Hasil Panen

Ditempat yang sama, Direktur Supply Chain Bulog Mokhamad Suyamto mengungkap saat ini penyerapan hasil panen petani terus meningkat. Bahkan, menurut datanya sudah terserap sebanyak 98.000 ton.

"Serapan dalam negeri sudah meningkat. Ini terus kita lakukan penyerapan. Khususnya dari Jabar, Jatim, DKI dan NTB," ujar dia.

Dia juga menjelaskan dengan penyerapan yang dilakukannya, stok Cadangan Beras Pemerintah (CPB) yang dikuasai Bulog sudah mencapai 340 ribu ton. Sebelumnya, sudah digunakan dan tersisa 220 ribu ton. "Semoga terus bertambah, karena kita juga terus menyerap produksi dalam negeri," urainya.

 


Tetap Jalankan Impor

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (kiri) bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (tengah) saat meninjau aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kendati adanya kenaikan penyerapan tadi, Suyamto mengatakan kalau rencana impor masih akan terus dijalankan. Apalagi, pihaknya mendapat penugasan impor 2023 ini sebanyak 2 juta ton.

Namun, tahap awal importasi nantinya akan dilakukan sebanyak 500.000 ton. Suyamto belum berbicara banyak kapan waktu impor itu dilakukan, saat ini, pihaknya masih melakukan lelang pengadaan.

"Importasi untuk cadangan beras nasional. Kita target, supaya bisa datang sesuai jadwal. Saat ini masih pengadaan," urainya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Bulog untuk impor beras sebanyak 2 juta ton. Penugasan tersebut untuk menjaga ketahanan pangan nasional hingga akhir 2023.

Melalui Surat Penugasan Pengadaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari luar negeri, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo memberikan tugas impor tersebut kepada Perum Bulog.

"Kami menugaskan Perum Bulog untuk melaksanakan pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP) dari luar negeri sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023," tulis Arief.

Bapanas menyebutkan pengadaan 500 ribu ton pertama agar dilaksanakan secepatnya.

 


Rencana Impor Beras

Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjamin tahun ini stok beras aman dan tidak ada impor untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, pada 17 Maret 2023, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi sebelumnya menuturkan, kalau rencana impor beras sebanyak 500 ribu ton tidak dilakukan dalam waktu dekat. Hal ini karena sejumlah wilayah sentra produksi beras akan memasuki panen raya pada Maret-Mei 2023.

"Sekali lagi, jangan lagi panen raya kita impor beras. Berarti tidak ada panen raya," tutur dia di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat, 17 Maret 2023.

Ia menuturkan, rencana impor beras masih dalam tahap pembahasan sambil tunggu hasil produksi panen raya. Perhitungan produksi beras nasional akan melibatkan kementerian/lembaga terkait. "Kita tinggu hasil hitungan beras mulai panen Maret ini (3 bulan) apakah cukup. Kalau cukup, sudah enggak ada diskusi (impor) lagi. Kalau tidak cukup harus antisipasi ini," tutur dia.

 


Tahap Awal Impor 500 Ribu Ton untuk Keperluan Bansos

Perum Bulog mengimpor beras dari beberapa negara total mencapai 500 ribu ton. Pada Jumat (16/12/2022), fase pertama impor telah tiba di pelabuhan Tanjung Priok.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menuturkan, 500 ribu ton impor beras itu perlu segera dilakukan untuk keperluan program bansos.

"Segera itu karena kalau ini kita penyerapannya tidak dapat, itu kan untuk bansos," kata Buwas, sapaan akrabnya saat ditemui usai rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin, 27 Maret 2023.

Akan tetapi, Buwas mengaku belum mengetahui kapan realisasi impor beras tersebut akan dilakukan. Lantaran, persiapan semisal rekomendasi teknis (rekomtek) pun belum diajukan.

"Belum. Kita baru jajaki, wong belum ada. Kita kan belum lelang, belum buka. Besok baru mau kita bahas," ujar dia.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya