Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi melantik Komjen Rycko Amelza Dahniel sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Rycko Amelza Dahniel secara resmi menggantikan Komjen Boy Rafli Amar yang pensiun.
Kepada Komjen Rycko, Jokowi menanyakan kesiapannya mengemban amanah sebagai kepala BNPT yang baru.
Advertisement
"Apakah saudara bersedia mengemban amanah jabatan?," tanya Presiden Jokow di Istana Negara Jakarta, Senin (3/4/2023).
"Siap, bersedia," jawab Komjen Rycko.
"Jika bersedia, ikuti ikrar sumpah jabatan berikut ini, Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara," kata Jokowi yang diikuti oleh Komjen Rycko.
Dengan berakhirnya ikrar sumpah jabatan dibacakan, Komjen Rycko secara resmi telah menjabat sebagai Kepala BNPT pada hari ini.
Profil Komjen Rycko: Eks Ajudan Presiden SBY dan Penembak Mati Teroris Dr. Azahari
Komjen Rycko menjadi jenderal di Korps Bhayangkara memiliki karier moncer di kepolisian. Beberapa jabatan strategis pernah didudukinya, salah satunya menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2009.
Selain itu, Rycko termasuk dalam salah satu perwira yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Hal ini terjadi saat Rycko tergabung sebagai anggota Bareskrim.
Saat itu, Rycko Amelza turut serta melumpuhkan teroris Dr. Azahari dan gerbongnya. Aksi pelumpuhan itu terjadi pada 9 November 2005 di Kota Batu, Malang, Jawa Timur.
Semasa pendidikan di akademi kepolisian (Akpol) tahun 1988, Rycko mendapat predikat lulusan terbaik dengan keahlian di bidang reserse. Atas keahliannya tersebut, pria kelahiran Bogor 14 Agustus 1966 kini ditempatkan di bidang Densus 88 sebelum dilantik sebagai Kepala BNPT.
Advertisement