Rawan Kecelakaan, Mayoritas Warga Paris Tolak Penggunaan Skuter Listrik di Jalanan

Referendum itu dilakukan sebagai tanggapan atas meningkatnya jumlah orang yang terluka dan tewas akibat skuter listrik di ibu kota Prancis.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 04 Apr 2023, 21:00 WIB
Paris memberikan suara mayoritas pada hari Minggu untuk melarang skuter listrik yang disewakan dari jalanan ibu kota Prancis, memberikan pukulan bagi operator dan kemenangan bagi para pegiat keselamatan jalan raya. (Photo by Geoffroy Van der Hasselt / AFP)

Liputan6.com, Paris - Warga kota Paris telah melakukan pemungutan suara untuk melarang penyewaan skuter listrik di kota mereka karena dinilai rawan kecelakaan. 

Hasil resmi menunjukkan bahwa hampir 90 persen suara yang diberikan pada Minggu (2/4/2023), mendukung pelarangan perangkat bertenaga baterai tersebut. 

Dari 1,38 juta orang dalam daftar pemilih kota, lebih dari 103.000 orang ikut serta dalam pemilihan suara. Dari jumlah tersebut, lebih dari 91.300 menentang skuter. Demikian seperti dikutip BBC, Selasa (4/4/2023). 

Referendum itu dilakukan sebagai tanggapan atas meningkatnya jumlah orang yang terluka dan tewas akibat skuter listrik di ibu kota Prancis.

Paris adalah salah satu kota pertama yang mengadopsi kendaraan listrik, tetapi para kritikus berpendapat bahwa itu membawa lebih banyak bencana daripada kebaikan. 

Ada kekhawatiran yang muncul soal cara beberapa orang mengendarai skuter, berkelok-kelok melewati lalu lintas, menghindari pejalan kaki di trotoar, dan mencapai kecepatan 17 mph (27 km / jam).

Pengendara sering tidak memakai helm dan anak-anak berusia 12 tahun dapat secara legal menyewa skuter listrik. 

Ada juga kritik bahwa kumpulan skuter listrik yang diparkir mengotori trotoar. Skuter yang terbengkalai juga menjadi masalah yang signifikan di Paris, dengan banyak ditemukan di taman dan alun-alun kota.


Korban Tewas Kecelakaan Skuter Listrik

Penduduk kota diminta untuk mempertimbangkan untuk mendukung atau menentangnya dalam konsultasi publik yang diselenggarakan oleh walikota Anne Hidalgo, dengan hampir 90 persen suara menentang, demikian hasil resmi menunjukkan. (Photo by Geoffroy Van der Hasselt / AFP)

Pada tahun 2021, seorang wanita Italia berusia 31 tahun tewas setelah ditabrak oleh skuter listrik yang membawa dua orang. Dia jatuh dan kepalanya membentur trotoar, hingga membuatnya menderita serangan jantung.

Tetapi operator skuter listrik berpendapat bahwa kendaraan tersebut merupakan bagian kecil dari keseluruhan kecelakaan lalu lintas di kota.

Walikota Paris Anne Hidalgo pun menyerukan referendum, di mana para pemilih dapat berpendapat apakah mereka mendukung atau menentang penggunaan skuter secara bebas. Dalam hal ini, kendaraan milik pribadi tidak termasuk dalam pemungutan suara.

Khawatir pelanggan mereka yang mayoritas berusia muda tidak akan memilih, tiga operator utama skuter listrik - Lime, Dott, dan Tier - menggunakan media sosial untuk mendorong orang agar memilih mendukung mereka. Mereka juga menawarkan penyewaan gratis sepanjang hari pada hari Minggu.

 

motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya