Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadhan merupakan bulan dimana umat muslim diseluruh dunia melakukan ibadah puasa. Dengan berpuasa, otomatis pola hidup sehari-hari berubah secara drastis.
Mulai dari pola makan, pola tidur hingga aktivitas pada bulan Ramadan cenderung berbeda dari hari-hari biasanya. Maka dalam hal ibadah juga harus mengalami perubahan pola.
Mengubah pola kehidupan dalam hal ibadah yang baik dan benar telah dianjurkan oleh sejumlah ulama. Bahkan dalam sebuah Hadits menjelaskan bahwa Rasulullah SAW juga merubah pola hidupnya saat Ramadhan.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip dari chanel Youtube Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, vidio berjudul "Pola hidup Ramadhan" menjelaskan tentang bagaimana pola hidup yang baik saat Ramadhan.
Menurutnya, dalam sebuah Hadits dikatakan bahwa Rasulullah SAW menjadi lebih dermawan saat memasuki bulan suci Ramadhan.
"Dan di Bulan Ramadhan, Rasulullah SAW lebih dermawan dan lebih luas cakupannya daripada angin yang berhembus," Ujarnya.
Dalam Hadist lain juga dikatakan bahwa Rasulullah pernah mengatakan,
"Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang ditunaikan pada bulan Ramadhan." (HR Tirmidzi, dari Abu Hurairah)
Dengan meneladani sifat Rasulullah, alangkah baiknya sebagai umat muslim harus bisa merubah pola hidup, konsep dan aktifitas yang berbeda saat Ramadhan.
"Seyogyanya seorang muslim memiliki kehidupan yang lebih mulia di bulan Ramadhan,"
Dalam riwayat lain, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menjelaskan bahwa Imam As-syafi'i pernah mengatakan bahwa ia menyukai ketika ada seseorang menambah kebaikan dan kedermawanannya di bulan Ramadhan dalam rangka mengikuti Rasulullah Saw.
"Kemudian ia (Imam As-Syafi'i) melanjutkan kalimatnya, karena pada bulan Ramadhan orang-orang banyak memiliki kebutuhan namun sebagian dari mereka sibuk beribadah sehingga memangkas waktu mencari nafkahnya, maka kita harus peka dan membantu mereka," imbuhnya
Lebih lanjut, saat bulan Ramadhan hendaknya kita tidak hanya merubah aktifitas pada saat sahur dan berbuka. Kemudian kegiatan lain terjadi seperti hari biasa. Akan tetapi juga harus merubah pola hidup secara keseluruhan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pandangan Ulama
Selain itu, para ulama-ulama besar terdahulu juga mengubah pola hidup saat memasuki bula Ramadhan dengan memfokuskan diri beribadah dan membaca Al-Qur'an.
"Salah satu ulama Sufyan Ats Tsauri beliau ketika memasuki bulan puasa, meninggalkan berbagai macam aktifitas, dan beliau fokus membaca Al-Qur'anul Kariim, Ujarnya
Dengan membaca Al-Qur'an, Allah akan menggandakan pahala hingga berkali-kali lipat, seperti yang telah tertera dalam Hadist Rasulullah yang berbunyi,
"Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh pahala. Aku tidak memaksudkan Alif, Lam, Mim satu huruf. melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf," (HR Darimi & Tirmidzi)
Sementara itu, dalam Hadits lain Rasulullah SAW berkata kepada Abdullah bin Amru, "Bacalah (khatamkanlah) Al-Qur'an sekali dalam sebulan." (HR Bukhari)
Ramadhan merupakan momen yang ditunggu oleh orang-orang soleh, maka hendaknya kita memiliki pola hidup yang berbeda saat Ramadhan terutama dalam hal menjalankan ibadah.
Advertisement
Rasulullah SAW
"Rasulullah SAW saja yang sudah dijamin syurga tetap mengubah pola hidup saat Ramadhan dengan ibadah, padahal amal soleh dan kebaikan beliau lebih masif dari angin yang berhembus, maka ini pelajaran bagi kita semua," Ungkapnya
Sebagai penutup, Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menyampaikan sebuah nasihat dari Mualla bin Asad.
"Dan yang terakhir, ingatlah selalu nasehat Mualla bin Asad, ia pernah mendengar bahwa ayahnya Mu'tamir selalu membangunkan keluarga untuk qiyamul lail dan ibadah karena belum tentu bertemu dengan Ramadhan mendatang,"
Dalam sebuah Hadist Rasulullah menjelaskan keutamaan mengerjakan qiyamul lail saat bulan Ramadhan.
"Barang siapa bangun (mengerjakan qiyamul lail) di bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mengharap pahala dari Allah SWT, niscaya dosa-dosanya yang telah berlalu akan diampuni oleh Allah SWT." (HR Bukhari & Muslim)
Penulis: Fatiyah Nurjanah
