Tips Aman Jalankan Puasa Ramadhan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

Para ibu hamil atau menyusui acap kali khawatir puasa Ramadhan akan mengganggu perkembangan dan kesehatan janin atau bayi.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Apr 2023, 02:00 WIB
Tips Aman Jalankan Puasa Ramadhan bagi Ibu Hamil dan Menyusui. Ilustrasi Ibu Hamil Credit: unsplash.com/Camilla

Liputan6.com, Jakarta Para ibu hamil atau menyusui acap kali khawatir puasa Ramadhan akan mengganggu perkembangan dan kesehatan janin atau bayi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ibu hamil atau menyusui masih bisa berpuasa selama kondisi fit dan mendukung. Kondisi setiap ibu hamil atau menyusui tentu berbeda, maka diperlukan konsultasi ke dokter guna menentukan apakah aman atau tidak untuk berpuasa.

Berpuasa pada dasarnya hanya memindahkan jadwal makan harian menjadi sahur dan buka, di waktu sebelum subuh dan maghrib. Sehingga, tubuh perlu mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang selama sahur dan buka puasa untuk menyimpan makanan dan dapat menggunakannya saat diperlukan.

Bila dilakukan dengan tepat, puasa dapat memberikan manfaat untuk kesehatan ibu hamil atau menyusui. Seperti menurunkan risiko diabetes gestasional, menjaga berat badan, memelihara kesehatan jantung, hingga membantu proses detoksifikasi.

“Oleh karenanya diperlukan makanan dan gizi yang lebih bagi para ibu hamil dan menyusui agar dapat tetap bugar dalam menjalankan ibadah puasa,” kata dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSIA Grand Family Edward Tony Ngantung dalam keterangan pers, Selasa (4/4/2023).

Ibu Hamil Wajib Sahur

Menurut Edward, ibu hamil yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan diwajibkan untuk melakukan sahur. Tujuannya untuk menghasilkan energi yang cukup digunakan sepanjang hari.

“Saat sahur pilih makanan dengan 50 persen karbohidrat, 30 persen protein dan 10-20 persen lemak. Makanan yang mengandung karbohidrat misalnya nasi atau gandum, sedangkan untuk makanan yang mengandung protein tinggi misalnya daging, ayam, tahu/tempe.”


Upayakan Selalu Ada Sayur dan Buah

Ilustrasi sayur sop ayam tahu/copyright freepik.com/timolina

Selain itu, lanjut Edward, usahakan selalu ada sayuran serta buah, karena berguna membantu agar buang air besar (BAB) menjadi lancar dan tidak terjadi konstipasi (sembelit).

Menu dengan kurang serat dapat mengakibatkan BAB tidak lancar. Kondisi ini berisiko menyebabkan gangguan seperti wasir.

Pada makan sahur sebaiknya dilakukan dengan perlahan-lahan supaya zat pada makanan dapat diserap dengan baik oleh tubuh. Pada saat buka puasa diawali dengan makanan yang hangat dan manis serta tidak langsung minum es, agar tidak kembung akibat produksi asam lambung yang meningkat.

Selain itu, biasakan tidak langsung mengonsumsi makanan berat agar sistem pencernaan tidak serta-merta dipaksa bekerja keras setelah beristirahat seharian.


Minum Air Sesuai Kebutuhan bagi Ibu Menyusui

ilustrasi air putih minuman penghilang dehidrasi saat puasa/pexles

Bagi ibu menyusui, hidrasi atau minum air sesuai kebutuhan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh merupakan faktor paling penting.

Ibu menyusui disarankan minum air mineral sekitar 3 liter saat sahur dan berbuka puasa untuk mendapatkan asupan cairan yang hilang saat puasa.

Selain air mineral, air kelapa murni dapat menjadi minuman alternatif terbaik, sebab air kelapa bisa membantu menghidrasi tubuh, sekaligus mendukung sekresi air susu ibu (ASI) dan menjaga sistem imun tubuh.

Ibu menyusui juga perlu mengonsumsi makanan yang mengandung cukup protein dan karbohidrat seperti oatmeal, telur, dan yoghurt guna meningkatkan jumlah produksi ASI.


Hindari Makanan Manis dan Tinggi Lemak

Ibu menyusui juga perlu menghindari konsumsi makanan manis dan tinggi lemak seperti gorengan dan kue.

Pastikan konsumsi makanan bergizi yang mudah dicerna oleh tubuh, seperti sup, buah, sayur, ikan, dan kacang-kacangan.

Untuk mendapatkan nutrisi yang cukup, ibu hamil ataupun menyusui bisa mengkonsumsi suplemen tambahan.

Jika dalam menjalankan ibadah puasa, ibu hamil atau menyusui merasakan penurunan kondisi fisik, disarankan untuk segera membatalkan puasa. Tak perlu memaksakan diri jika kondisi tubuh sedang tidak memungkinkan, hal tersebut akan memberi dampak kurang baik bagi ibu dan buah hati.

“Jangan lupa selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis guna mendapatkan pemeriksaan medis agar memadai saat hendak berpuasa,” tutup Edward.

Makanan dan Minuman Manis yang Tepat untuk Berbuka Puasa (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya