Liputan6.com, Jakarta - Kucing mengeong merupakan hal yang biasa, terutama bagi para pemilik kucing. Hal ini mengingat mengeong adalah cara utama kucing berkomunikasi.
Namun, ternyata kucing mengeong terus bisa menandakan hal-hal lain. Menurut seorang dokter hewan dari All Creatures Veterinary Services, Sandra Mitchell kepada PetMD, kucing yang terlalu sering mengeong bisa jadi ingin menyampaikan sesuatu kepada Anda.
Advertisement
Mengeong Sambil Menangis: Kesakitan atau Cedera
Kucing yang merasa tidak nyaman akan sering mengeong karena gelisah. Menurut Sarah, mengeong yang diiringi tangisan kencang bisa jadi tanda fisiknya sedang kesakitan atau mengalami cedera. Pemilik bisa mengecek apakah ada sesuatu seperti serpihan kayu yang menusuk tubuh kucing, dan sebagainya.
Mengeong di Sekitar Kotak Kotoran: Masalah Pipis
Saat mau pipis atau buang air kecil, beberapa kucing akan langsung melakukannya di kotak kotorannya. Akan tetapi, kucing lainnya terkadang mengeong di kotak kotoran jika merasa tidak nyaman saat ingin pipis.
Masalah Ginjal
Mengeong dan Cepat Haus: Masalah Ginjal
Tanda masalah ginjal bukanlah tanda yang umum dari kucing yang mengeong terus. Namun, beberapa kucing yang punya penyakit ginjal bisa tampak lebih gelisah dan lebih sering mengeong.
Tanda ini umumnya dibarengi dengan meningkatnya rasa haus dan menurunnya nafsu makan.
Mengeong Kencang dan Berkali-kali: Masalah Penglihatan dan Pendengaran
Kucing juga mengandalkan penglihatan atau pendengaran sebagai prosesnya berkomunikasi. Namun, ketika kemampuan kedua indra tersebut berkurang bahkan hilang, ia bisa mengeong dengan kencang dan berkali-kali.
Suara Kucing Berbeda dari Biasanya: Masalah Pernapasan
Pemilik kucing mungkin memperhatikan ketika meong kucing tiba-tiba terdengar berbeda, seperti ada serak. Ada beberapa alasan mengapa suara kucing jadi serak, tetapi yang paling umum adalah infeksi saluran pernapasan atas.
Sama seperti saat manusia demam, kucing bisa mengeluarkan suara yang serak. Sering kali, anak kucing ini akan menunjukkan tanda-tanda lainnya, seperti mata dan hidung berair, bersin, dan kehilangan nafsu makan.
Dalam beberapa kasus, laring kucing juga bisa alami peradangan. Ini bisa mengakibatkan radang tenggorokan atau tak bisa mengeong lagi.
Dalam kasus yang lebih parah, ini bisa menandakan kerusakan laring. Artinya, saraf yang mengendalikan laring tidak lagi berfungsi dengan baik.
Untuk alasan ini, setiap kucing yang mengeluarkan suara meong yang berbeda. Dengan begitu, kucing harus diperiksa oleh dokter hewan untuk menentukan penyebab awalnya.
Advertisement
Anak Kucing Mengeong Terus: Latihan Komunikasi
Faktanya, anak kucing mengeong lebih sering daripada kucing dewasa.
Hal ini karena mereka masih mengembangkan keterampilan komunikasinya. Ini merupakan tanda yang baik, sebab vokalisasi penting untuk mereka latih.
Terkadang, anak kucing yang mengeong terus juga hanya mencoba mengomunikasikan kebutuhan atau keinginannya. Misalnya, seperti makanan, perhatian, atau waktu bermain.
Tak hanya itu, anak kucing yang ketakutan atau sakit juga dapat mengeong terus. Jika anak kucing tak kunjung tenang setelah memberikannya makanan, air, permainan, dan perhatian, maka pertimbangkan untuk memeriksa mereka ke dokter hewan.
Kucing Jantan Meraung-raung: Tanda Mau Kawin
Secara umum, kucing jantan akan meraung-raung dan tidak tenang ketika mereka sedang mencari pasangan untuk kawin. Sikap ini didorong oleh hormonnya sendiri. Setelah itu, ia akan berhenti ketika telah dikebiri atau menemukan pasangan kawinnya.
Tak hanya kucing jantan, terkadang kucing betina juga meraung untuk memberi tanda kepada si jantan bahwa ia juga mau kawin. Namun, hal ini jarang terjadi kepada kucing betina yang telah disterilkan atau dimandulkan.
Mengebiri atau mensterilkan kucing berguna untuk kepentingan kucing ataupun pemiliknya, terutama agar tidak mengganggu orang lain di sekitar.
Advertisement