Bos BEI Ungkap Biang Kerok Kinerja IHSG Lesu pada Kuartal I 2023

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0,66 persen pada kuartal I 2023. Kondisi ini berbeda pada kuartal I 2022, saat itu IHSG tumbuh 4,1 persen.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Apr 2023, 13:49 WIB
Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada kuartal I 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kuartal I 2023 tercatat negatif 0,66 persen. Padahal, tahun lalu kinerja BEI positif.

"Kalau kita lihat bahwa dari per 31 Maret year to date dari Januari artinya, kita lihat Bursa kita yang tahun lalu positif 4,1 persen akhir (Maret) tahun ini negatif 0,66 persen," kata Direktur Utama BEI Iman Rachman kepada awak media di Batik Kuring, Jakarta, ditulis Selasa (4/4/2023).

Iman menambahkan, hingga 31 Maret 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di posisi 6.805. Artinya, jika bicara dari 2020 indeks terus tumbuh.

"Tetapi kalau kita bicara 2022 ke 2023 ini sidebased artinya tetap. Walaupun sepanjang 2023 kita pernah mencapai indeks paling terendah di 6.500 dan tapi ternyata kembali lagi 6.800 di Maret 2023," ujarnya.

Sementara itu, ia melanjutkan, sejumlah bursa saham yang akhir tahun negatif menjadi positif. Misalnya UK, Hong Kong, China dan negara lainnya itu positif. 

Meski demikian, Iman melihat fundamental Indonesia masih tetap tangguh dengan proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) tumbuh 4,8-5 persen.

"Artinya apa? Bahwa Fundamental Indonesia sama dengan hari ini tidak ada yang perubahan. GDP kita diproyeksikan tumbuh antara 4,8 sampai 5 persen. Jadi secara fundamental kita tidak ada yang berubah kecuali inflasi yang tahun lalu," kata dia.

Lantas, mengapa Bursa lain positif, tetapi Indonesia negatif?

Iman bilang, kinerja Bursa Efek Indonesia turun salah satunya disebabkan oleh perpindahan dana investor.

"Walaupun juga di tengah-tengah BEI kuartal I terjadi beberapa hal yang tidak terduga seperti kolapsnya SVB, signature bank serta terjadi pengambil alihan Credit Suisse oleh UBS dan adanya potensi resesi ke depan di 2023," kata dia.

 


OJK Sebut Ada 107 Rencana IPO di BEI Senilai Rp 123,83 Triliun

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perkembangan di pasar modal sepanjang Maret 2023. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 31 Maret 2023 tercatat melemah sebesar 0,55 persen month to date (mtd) di tengah investor non-resident yang membukukan inflow sebesar Rp 4,12 triliun.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menuturkan, secara year to date, IHSG turun 0,66 persen tetapi masih mencatatkan inflow investor non-resident sebesar Rp6,62 triliun.

Sementara, di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,96 persen mtd (2,44 persen ytd) ke level 353,19. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp384,04 miliar secara mtd dan Rp292,02 miliar secara ytd.  

Di pasar SBN, per 30 Maret 2023 non-resident baik secara mtd maupun ytd mencatatkan inflow sebesar Rp11,98 triliun dan sebesar Rp54,11 triliun. Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd turun sebesar 4,34 bps dan secara ytd menurun sebesar 13,92 bps.

Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana per 30 Maret 2023 tercatat sebesar Rp502,8 triliun atau menurun 0,64 persen (mtd) dengan investor Reksa Dana membukukan net redemption sebesar Rp4,44 triliun (mtd). Secara ytd, NAB reksa dana terkontraksi 0,41 persen dan mencatatkan net redemption sebesar Rp2,86 triliun.

Penghimpunan dana melalui pasar modal melanjutkan pertumbuhan yang baik, hingga 31 Maret 2023 tercatat sebesar Rp54,24 triliun, dengan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 24 emiten. 

"Di pipeline, masih terdapat 107 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp123,83 triliun," kata Inarno dalam RDK OJK, Senin (3/4/2023).

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 376 penerbit, 145.908 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp817,68 miliar.

"Tren pertumbuhan jumlah investor juga terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,76 juta investor per 30 Maret 2023," tandasnya.

 


Begini Perkembangan Teranyar Pasar Modal Kinerja IHSG hingga Jumlah Investor

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan sektor jasa keuangan tetap terjaga sehingga berkontribusi untuk kinerja perekonomian nasional di tengah ketidakpastian global.

Dari pasar saham, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menerangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) sampai dengan 24 Februari 2023 tercatat menguat sebesar 0,25 persen secara month to date (mtd). Hal itu terjadi seiring investor non-residen yang membukukan inflow sebesar Rp 3,38 triliun.

“Secara year to date, indeks harga saham gabungan menguat tipis yaitu 0,09 persen dengan inflow investor non-resident sebesar Rp 162,8 miliar,” kata dia dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisaris Bulanan Februari 2023, Senin (27/2/2023).

Sementara di pasar obligasi, indeks ICBI menguat 0,04 persen mtd atau 1,53 persen year to date ke level 350,07. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-residen tercatat sebesar Rp 84,2 miliar secara mtd dan Rp 177,2 miliar secara ytd.

 


Pasar SBN

Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di pasar SBN non-residen mencatatkan outflow sebesar Rp 5,82 triliun mtd. Namun secara year to date membukukan inflow sebesar Rp 43,88 triliun. Adapun rata-rata yield SBN pada seluruh tenor secara mtd naik sebesar 6,20 bps, pun demikian secara year to date masih menguat 12,66 bps.

Nilai aktiva aktiva bersih atau NAB reksa dana tercatat sebesar Rp 59,18 triliun atau menurun 0,05 persen mtd dengan investor reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp 3,96 triliun mtd. Secara yts, NAB reksa dana tumbuh 0,85 persen dan tercatat net subscription sebesar Rp 7,88 triliun.

Penghimpunan dana perusahaan melalui pasar modal hingga 24 Februari 2023 tercatat Rp 35,8 triliun dengan jumlah emiten baru tercatat 17 emiten.

“Di pipeline masih terdapat 73 rencana penawaran umum dengan nilai sebesar Rp 108,4 triliun, yang di antaranya merupakan rencana yang akan dilakukan oleh 45 calon emiten baru,” sebut Inarno.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 360 penerbit 142.474 pemodal dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 778,5 miliar.

Tren pertumbuhan jumlah investor terus berlanjut dengan jumlah investor pasar modal mencapai 10,6 juta investor per 23 Februari 2023. 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya