Tanah Longsor Dominasi Bencana Alam di Probolinggo Sepanjang 2023

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo mencatat bencana alam yang terjadi di wilayah setempat selama tahun 2023 ini mencapai 48 kali bencana alam.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 05 Apr 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi tanah longsor di Probolinggo (Istimewa)

Liputan6.com, Probolinggo - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo mencatat bencana alam yang terjadi di wilayah setempat selama tahun 2023 ini mencapai 48 kali bencana alam. Dari jumlah tersebut bencana tanah longsor mendominasi.

“Mulai Januari hingga Maret 2023 ini tercatat ada 48 kejadian bencana alam. Meliputi 25 bencana tanah longsor, 12 bencana cuaca esktrem dan 10 bencana banjir dan 1 kejadian remaja tenggelam di sungai,” ujar petugas teknis Pusdalops BPBD Probolinggo Silvia Verdiana, Selasa (4/4/2023).

Kata dia, tanah longsor merupakan kejadian yang paling banyak yaitu mencapai 25 kejadian. Dan kejadiannya tersebar di Kecamatan Krucil, Gading, Kotaanyar, Pakuniran, Tiris, Lumbang, Maron, Paiton, Wonomerto dan Kecamatan Kraksan.

“Untuk penyebabnya diduga karena tingginya intensitas curah hujan dan kondisi struktur tanah yang jenuh dan terjal menjadi pemicu terjadinya tanah longsor,” paparnya.

Selain itu, pada bulan Maret 2023 juga tercatat telah terjadi 12 kejadian cuaca ekstrem yang tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksan, Kotaanyar, Pakuniran, Krejangan, Lumbang dan Kecamatan Sukapura.

“Kejadian cuaca ekstrem dipengaruhi adanya kondisi dinamika atmosfer dan kondisi permukiman yang strukturnya mulai lemah,” tuturnya.

Menurutnya berncana banjir terjadi 10 kali yang tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Wonomerto, Dringu, Pakuniran dan Leces yang disebabkan tingginya intensitas hujan di wilayah hulu, namun juga dipengaruhi oleh kondisi infrastuktur, saluran drainase serta tingginya sedimentasi.

“Bencana alam tersebut menyebabkan satu korban meninggal dunia akibat tenggelam di sungai dan satu orang mengalami luka ringan akibat tertima material tanah longsor,” katanya.

Dari puluhan kejadian bencana alam tersebut tercatat sebanyak 57.843 jiwa menderita akibat terdampak bencana alam sejak Januari hingga Maret 2023. Sedangkan dampak kerusakanya tercatat sebanyak 31 rumah warga rusak dengan rincian 21 rumah rusak ringan, empat rumah rusak sedang dan enam rumah rusak berat


2.533 Rumah Terendam Banjir

Selanjutnya tercatat sebanyak 2.533 rumah warga tergenang akibat banjir dan terdapat 24 infrastuktur yang mengalami keruskan yang terdiri dari keruskan jalan, jembatan dan jaringan listrik.

“Terdapat dua fasiliutas Pendidikan juga rusak akibat terdampak cuaca ektrem. Dan dampaknya cukup menggagu aktivitas warga,” tambahnya.

Sedangkan kejadian bencana tertinggi terjadi di Kecamatan Pakuniran dan Lumbang yaitu masing- masing tujuh kejadian. Sedangkan Kecamatan Kotaanyar enam kejadian, Kecamatan Tongas lima kejadian, Keamatan Wonomerto dan Sumberasih masing-masing tiga kejadian.

“Kemudian Kecamatan Sukapura, Leces, Dringu, Krejengan, Kraksaan, Gading dan Kecamatan Krucil masing- masing dua kejadian, selanjutnya Kecamatan Maron, Tiris dan Kecamatan Paiton tercatat Masing- masing satu kejadian,” tandasnya.

BPBD Probolinggo terus melakukan assessment, identivikasi dan pembersihan terhada  terhadap dampak kejadian bencana alam tersebut.

“Kami juga mengirimkan logistik untuk membantu warga terdampak bencana alam di wilayah Kabupaten Probolinggo,” pungkasnya.

Infografis Swasta Kuasai Lahan di Ibu Kota Baru. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya