Liputan6.com, Jakarta - Koalisi besar partai politik dalam menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 tampaknya akan benar-benar terwujud usai Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) bertemu dengan lima ketua umum partai politik di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu, 2 Maret 2023.
Silaturahmi politik yang dihadiri oleh masing-masing Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum PPP Mardiono ini menjadi hal menarik, mengingat lima partai tersebut berada dalam dua koalisi yang berbeda yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Advertisement
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mengatakan bahwa pertemuan tersebut mengisyaratkan keinginan dari Jokowi untuk membentuk koalisi baru dengan meleburkan dua koalisi yang ada yakni KKIR dan KIB.
"Mulai terlihat bahwa Jokowi mencoba menyatukan dan membangun sebuah kekuatan koalisi besar dari lima partai ini untuk menghadang kekuatan koalisi KPP yang mengusung Anies dan kekuatan PDIP yang bisa jadi mencalonkan sendiri. Artinya ada upaya Jokowi melakukan konsolidasi dengan partai-partai koalisi pemerintahan supaya tidak berjalan masing-masing," ujar Ujang Komarudin, Senin (4/4/2023).
Selain itu, kata Ujang, pertemuan tersebut juga disinyalir sebagai agenda dari Jokowi untuk mengendorse dan melahirkan pasangan capres dan cawapres dari masing-masing tokoh di antara dua koalisi tersebut yakni Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto.
Menurut Ujang, keduanya, baik Airlangga maupun Prabowo merupakan sosok yang berpotensi maju pada Pilpres mendatang dari masing-masing koalisi, dan tentunya ini akan menjadi sebuah keniscayaan kekuatan baru, tinggal bagaimana kesepakatan antara dua koalisi tersebut.
"Apalagi Prabowo dan Airlangga saat ini terus menjadi perbincangan positif di berbagai media, karena bicara Pilpres bukan hanya pertarungan soal penggabungan koalisi tapi pertarungan figur dan peranan tokoh capres dan cawapresnya, menurut saya kedua ini dua figur kepemimpinan yang lengkap," tutur dia.
Peran Sentral Prabowo dan Airlangga
Sementara itu Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho mengakui bahwa sosok Prabowo Subianto dan sosok Airlangga Hartarto merupakan dua profil pemimpin yang memiliki capaian kinerja dan prestasi tersendiri. Keduanya juga memiliki kedekatan secara politik dan personal dengan Presiden Jokowi.
"Kedua sosok ini menurut saya punya peran dan kapasitasnya masing-masing dalam memimpin pemerintahan, di satu sisi Pak Prabowo adalah sosok yang paham stabilitas keamanan negara, dan sisi lainnya Pak Airlangga merupakan sosok yang paham stabilitas ekonomi," ungkap Dimas Oky Nugroho saat diwawancara Senin, 3 April 2023.
Menurut Dimas, kedua sosok ini juga memiliki kapasitas politik sebagai ketua umum dari masing-masing partai yang memiliki komitmen dan kinerja yang berpengaruh besar dalam mendukung koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Airlangga Hartarto, sebagai Menko Perekonomian, dinilai publik telah menjalankan tugasnya secara baik dalam mengawal pemulihan perekonomian nasional di era yang sangat sulit, pada saat pandemi maupun pasca pandemi," ujar Dimas yang juga Tim Asistensi Menko Perekonomian ini.
Dimas menjelaskan tugas Menko Perekonomian dalam konteks menjaga dan menjalankan perekonomian nasional mulai dari pengawalan pertumbuhan ekonomi, penanganan Covid-19, pelaksanaan G20 dan ASEAN, investasi, hilirisasi dan green economy, menjaga stabilitas harga pangan, sampai urusan prakerja, UMKM, bansos dan juga kemiskinan ekstrem," tutup Dimas.
Advertisement