Liputan6.com, Jakarta - Memiliki hubungan pertemanan sehat tentu didambakan semua orang. Saat Anda tidak takut berbagi cerita dengan mereka, mencari bantuan mereka, merasa terkoneksi dengan mereka, dan merasa didukung, bisa jadi Anda telah memiliki pertemanan yang sehat.
Tak hanya berguna untuk kesehatan mental, ternyata memiliki pertemanan yang sehat juga dapat meningkatkan kesehatan fisik, seperti melansir WebMD.
Advertisement
Hal ini diungkap oleh sebuah studi di jurnal Social Psychological and Personality Science yang baru dipublikasikan bulan lalu.
Studi tersebut meneliti lebih dari 4.000 orang selama 3 minggu. Orang-orang tersebut diarahkan untuk menjawab daftar pertanyaan setiap 3 hari.
Adapun pertanyaan yang diberikan mengenai pengalaman positif dan negatif mereka dalam lingkup pertemanan terdekat mereka. Tak hanya itu, studi ini juga menilai tekanan darah, denyut jantung, stres, dan cara mengatasi masalah.
Hasilnya menunjukkan, memiliki lebih banyak pengalaman positif dalam hubungan sosial berkaitan erat dengan cara mengatasi masalah yang lebih baik, stres yang lebih rendah, dan tekanan darah yang lebih rendah.
Riset yang diadakan pada tahun 2019 sampai 2021 ini juga memberi wawasan tentang dampak pandemi COVID-19.
Selama kurang lebih 3 tahun, pandemi juga cenderung membatasi hubungan antar manusia, termasuk pertemanan. Hal ini diduga menjadi salah satu hal yang meningkatkan stres dan masalah fisiologis pada masa pandemi.
Memiliki Pertemanan Sehat Tak Mudah untuk Orang Dewasa
Menyadari hal ini, tak sedikit orang yang merasa belum menemukan teman sejati, terutama untuk orang dewasa.
Seorang penulis buku Friendship in the Age of Loneliness, Adam Poswolsky mengungkap, berteman bagi orang usia dewasa bukanlah hal mudah.
“Saat kita masih kecil, mencari teman baru adalah satu-satunya pekerjaan kita. Itu benar-benar apa yang disuruh untuk dilakukan di sekolah. Namun, menjadi jauh lebih sulit untuk berteman sebagai orang dewasa, karena kita tidak sering menciptakan ruang untuk koneksi yang autentik,” ungkap Adam kepada Forbes.
Adam menyarankan untuk mulai dari hal-hal kecil. Misalnya, mengirim pesan kepada teman lama yang sudah tak diketahui kabarnya, berusaha bertemu dengan setidaknya satu orang baru setiap bulan, mengikuti kelas, mengadakan pesta makan malam, dan sebagainya.
“Pertemanan yang paling baik dan sehat sering kali dimulai dari momen-momen koneksi yang awalnya tampak kecil,” ia menambahkan.
Advertisement
Bersabarlah, Pertemanan yang Sehat Butuh Waktu
Ia juga menekankan, pertemanan yang sehat tidak mungkin terjadi dalam satu malam.
Lebih lanjut, ia mengungkap, penelitian menunjukkan bahwa butuh waktu 90 jam kebersamaan untuk bisa mempertimbangkan apakah seseorang merupakan teman yang cocok.
Sementara itu, untuk membentuk koneksi emosional, dibutuhkan lebih dari 200 jam kebersamaan.
“Dalam kehidupan kita yang sibuk, kita perlu menjadwalkan bertemu teman, dan melakukan aktivitas bersama berulang kali,” pungkasnya.
Tak hanya itu, Adam mengingatkan, dalam pertemanan kita perlu memprioritaskan kualitas bukan kuantitas.
Memang tak ada satu definisi pasti mengenai pertemanan yang baik. Namun, pertemanan yang sehat membagikan kebahagiaan dan kerentanan bersama.
“Pertemanan yang baik adalah dua (atau lebih) orang membantu satu sama lain untuk menjadi versi yang lebih baik dari diri mereka,” ia menambahkan.
Cara Menjaga Pertemanan Sehat
Ketika telah memiliki pertemanan yang sehat, tentu kita perlu berupaya menjaganya.
Dengan begitu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga pertemanan sehat yang sudah terjalin, seperti melansir Nystrom Associates.
Berkomunikasi Rutin
Misalnya, dengan sering mengirim pesan atau menelepon. Meski tidak bisa mengobrol lama, tetap berkabar satu sama lain dapat membantu merasa terkoneksi dan menjaga ikatan.
Menjadi Pendengar yang Baik
Ketika mendengarkan teman dengan baik, ia dapat merasa dipedulikan dan dihargai dan pendapatnya. Maka, penting untuk hadir dan perhatian kepada teman tanpa terdistraksi.
Tunjukkan Apresiasi
Menunjukkan apresiasi merupakan aspek penting dalam pertemanan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan memuji mereka, memberi tahu ketika Anda merasa bersyukur memiliki mereka, atau sesederhana menghabiskan waktu dengan mereka.
Fleksibel dalam Pertemanan
Situasi kehidupan masing-masing dapat berubah. Jadi, penting untuk fleksibel dalam menjaga pertemanan. Misalnya, Anda memiliki teman yang baru saja memiliki bayi, sehingga tidak bisa hadir ke acara ulang tahun Anda. Dalam kasus-kasus serupa, penting untuk saling mengerti dalam pertemanan.
Advertisement