Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal menyambut positif kinerja Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia atas kinerjanya berhasil menjaga pertumbuhan investasi pada triwulan I 2023 di Indonesia tetap positif.
Menurutnya, tren peningkatan investasi yang masuk disebabkan kebijakan pemerintah yang fokus menggenjot hilirisasi.
Advertisement
“Kalau saya melihatnya perkembangan investasi justru akhir-akhir ini memang ada perubahan tren ada peningkatan. Bahwa investasi yang masuk ke manufaktur khususnya, manufaktur dalam konteks yang terkait dengan kebijakan hilirisasi ini memang meningkat pesat,” ujar Faisal, Selasa (4/4/2023).
Faisal menambahkan, meski tatanan global diguncang beberapa krisis sejak 2020 seperti pandemi covid 19, namun pertumbuhan investasi tetap mampu mencapai target khususnya karena ditopang investasi yang masuk pada sektor manufaktur.
“Jadi ini makanya kalau kita melihat sejak 2020 itu walaupun pandemi, investasi pada umumnya mengalami penurunan tetapi investasi di manufaktur pengolahan bahan tambang smelter nah ini justru meningkat,” paparnya.
Lanjut Faisal menerangkan proporsi investasi pada sektor manufaktur terus mengalami peningkatan, padahal sebelumnya sektor tersebut tidak lebih besar dari investasi sektor jasa.
“Itu sebabnya makanya juga kalau kita melihat dari proporsi investasinya ini manufaktur yang sebelumnya lebih rendah dari jasa sepanjang pandemi 2020, 2021, 2022 itu lebih besar proporsinya dibandingkan dengan jasa, pertumbuhannya juga,” jelas Faisal.
Dikatakan Faisal, realisasi investasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari tahun ke tahun terus terlampaui berkat kebijakan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA). Karenanya, ia mendukung pemerintah terus melakukan hilirisasi tidak hanya pada nikel tapi pada bahan mentah lainnya.
“Dan ini tidak lepas dari kebijakan hilirisasi, nah di awal-awal pandemi lni lebih banyak di drive oleh kebijakan hilirisasi di nikel, smelter nikel, tapi semakin kesini kan pemerintah mengembangkan banyak juga hilirisasi ke non nikel di pertambangan yang lain, tembaga,” paparnya.
Dia melihat investasi mengalami peningkatan sejak pemerintah serius mendorong hiliirsiasi. Ia juga mengatakan, target realisasi investasi tahun 2023 sebesar Rp. 1.400 triliun optimistis dapat tercapai dengan dorongan hilirisasi dibantu sektor lainnya.
“Percepatan investasi yang masuk ke sektor-sektor yang kaitannya dengan hilirisasi. Jadi kemarin tercapai 2022, 2023 ini juga kemungkinan juga tercapai walaupun misalkan kita dihadapkan kepada kondisi global yang seperti sekarang,” ucapnya.
Yakin Target Investasi Tahun 2023 Terlampaui
Meskipun kondisi global sedang dilanda krisis, Faisal meyakini target investasi di tahun 2023 dapat terlampaui.
“Investasi yang masuk ke Indonesia ini tidak semua bergantung kepada kondisi global, kemarin saja pada saat pandemi juga masuk ke manufaktur dan hilirisasi jadi korelasinya tidak semua nya itu di pengaruhi oleh kondisi secara global,” tukas Faisal.
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia, menghadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat pekan lalu, untuk melaporkan pertumbuhan investasi Indonesia pada triwulan I-2023.
"Insya Allah pertumbuhan investasi kita di 2023, kuartal I, on the track, walau ada dinamika dan pengaruh ekonomi global," kata Bahlil.
Selain melaporkan pertumbuhan investasi triwulan I-2023, Bahlil mengaku dirinya sempat membahas aspek regulasi mengenai prospek perpanjangan sejumlah izin pertambangan.
Sebagai informasi, BKPM sebelumnya melaporkan realisasi investasi periode Januari-Desember 2022 tercatat sebesar 1.207,2 triliun rupiah atau mencapai 100,6 persen dari target yang ditentukan sebelumnya.
Realisasi investasi 2022 meningkat sebesar 34 persen dibandingkan 2021 serta mampu menyerap 1.305.001 tenaga kerja Indonesia. Sementara untuk 2023, Indonesia menargetkan realisasi investasi sebesar 1.400 triliun rupiah.
Advertisement