Liputan6.com, Washington - Joe Biden disebut tidak akan menghadiri penobatan Raja Charles III pada 6 Mei 2023, mengikuti tradisi presiden Amerika Serikat (AS) sebelumnya. Sebagai gantinya, Washington Post melaporkan, ibu negara Jill Biden akan memimpin delegasi AS untuk menghadiri acara tersebut.
Ketidakhadiran presiden AS itu dikabarkan bulan lalu setelah seorang pejabat Gedung Putih yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Time bahwa penobatan itu "bukan seperti acara yang akan dihadiri Joe Biden".
Advertisement
Charles menjadi raja setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II, pada September 2022. Biden, bersama dengan para pemimpin dunia lainnya, turut menghadiri pemakaman penguasa Inggris selama 70 tahun itu.
Menurut duta besar Inggris untuk AS, momen tersebut merupakan kali pertama seorang pemimpin AS menghadiri pemakaman kenegaraan Inggris. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (4/4/2023).
Bukan hal aneh bagi presiden AS absen dalam upacara penobatan Kerajaan Inggris karena memang faktanya tidak ada pemimpin AS yang pernah menghadiri upacara tersebut. Penobatan Ratu Elizabeth II, pada tahun 1953, tidak dihadiri oleh presiden saat itu Dwight Eisenhower. Bagaimanapun, AS tetap mengirimkan delegasinya.
2.000 Tamu Diperkirakan Menghadiri Penobatan Raja Charles III
Undangan formal terkait undangan penobatan Raja Charles III, menurut Daily Mail, akan dikirim bulan ini. Diperkirakan akan ada 2.000 tamu undangan yang hadir.
Pangeran Harry dan istrinya Meghan Markle dilaporkan telah mendapat undangan. Namun, mereka belum mengonfirmasi kehadiran.
Sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Telegraph bahwa upaya sedang dilakukan untuk melihat apakah Biden dapat dibujuk untuk menghadiri upacara penobatan Raja Charles III.
Biden diketahui akan mengunjungi Irlandia Utara dan Republik Irlandia pada akhir bulan ini untuk memperingati 25 tahun Perjanjian Jumat Agung, kesepakatan yang mengakhiri tiga dekade kekerasan sektarian di Irlandia Utara. Dia diperkirakan tidak akan bertemu Raja Charles III selama lawatannya itu, tetapi akan bertatap muka dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, mantan Presiden AS Bill Clinton, dan istrinya Hillary Clinton.
Bill Clinton hadir dalam peringatan tersebut karena keterlibatannya dalam membantu menegosiasikan Perjanjian Jumat Agung.
Advertisement