Beda dengan Peru, Zainudin Amali Tegaskan Pembatalan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia Bukan Gara-Gara Infrastruktur

Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali angkat bicara menanggapi rumor terkait kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 04 Apr 2023, 23:00 WIB
Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali menegaskan pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 bukan disebabkan oleh persoalan infrakstruktur. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali angkat bicara menanggapi rumor terkait kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. 

Sosok yang pernah menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu menegaskan persoalan stadion bukan masalah di balik pencabutan status Tanah Air sebagai lokasi penyelenggara.

Seperti diketahui, Indonesia sebelumnya ditunjuk menjadi venue pelaksanaan FIFA U-20 World Cup 2023. Pemerintah menetapkan enam stadion di enam daerah berbeda untuk menjadi lokasi pertandingan.

Sayangnya, FIFA memutuskan untuk membatalkan penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 akibat 'situasi yang sedang terjadi'.

Langkah ini diambil usai federasi sepak bola dunia membatalkan pelaksanaan drawing yang semula dijadwalkan berlangsung di Bali pada Jumat (31/3/2023) lalu.

"(Erick Thohir) sudah berangkat (menemui FIFA) setelah ketemu Menteri PUPR. Nah, itu penting untuk meng-clear-kan (kabar yang menyebut) seolah-olah kita tidak siap," tutur Amali saat ditemui di GBK Arena, Senayan, Selasa (4/4/2023).

"Makanya Pak Basuki menyampaikan, 31 Maret seluruhnya sudah dan FIFA ada. FIFA itu dari 20 Maret, keliling-keliling (ke stadion dan hasilnya) oke semua. (Inspeksi di 6 stadion Piala Dunia U-20) enggak ada masalah," tambah dia.


Beda dengan Peru

Maskot Piala Dunia U-20 2023, Bacuya berpose di depan fotografer saat acara hitung mundur 100 hari Piala Dunia U-20 2023 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (09/02/2023). Piala Dunia U-20 2023 akan berlangsung pada 20 Mei 2023 mendatang di Indonesia. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Lebih lanjut, Amali menegaskan situasi Indonesia saat ini berbeda dengan Peru. Negara tersebut juga diketahui baru saja dicabut statusnya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 oleh FIFA. 

Namun kala itu, federasi sepak bola dunia dengan tegas menjelaskan bahwa keputusan ini diambil lantaran Peru dianggap tidak mampu memenuhi komitmen untuk menyelesaikan infrakstruktur yang dibutuhkan bagi pelaksanaan turnamen. 

"Tidak ada (pengaruh dari fasilitas). Coba lihat surat (FIFA) kepada Indonesia dan Peru. Kalau Peru jelas, (dibatalkan jadi tuan rumah karena( pemerintahnya tidak siap dengan infrastruktur," papar Amali.

"Kalau kita kan tidak, (alasannya) situasi saat ini. Kan sudah tahu situasi terkininya, (ada) penolakan sana-sini. Ada yang sudah teken (perjanjian) terus enggak (diwujudkan)," tambahnya.


Erick Thohir Temui FIFA

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir beserta dua Waketum, Zainudin Amali dan Ratu Tisha Destria merampungkan kunjungannya ke enam venue Piala Dunia U-20 2023 saat meninjau Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Senin (13/3/2023). Dalam kunjungan yang juga ditemani oleh jajaran pengurus PSSI dan LOC Piala Dunia U-20 2023, Erick Thohir menilai SUGBK sebagai venue yang paling minim kekurangannya, yaitu masalah rumput yang rusak akibat dipakai konser musik. Untuk itu Erick Thohir menghimbau agar SUGBK toidak lagi menyelenggarakan event selain sepak bola hingga dimulainya ajang Piala Dunia U-20 2023 ynag tinggal 3 bulan lagi. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sekadar informasi, Erick Thohir saat ini tengah menjalani misi bertemu dengan FIFA di Eropa. Sosok yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu bertolak ke benua biru pada Senin (3/4/2023) malam guna menjalin komunikasi dengan federasi sepak bola dunia.

Menurut Amali, pertemuan Erick dan FIFA dilakukan demi menghindarkan Indonesia dari sanksi pasca pencabutan status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Langkah ini juga merupakan perealisasian dari instruksi Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

“Kita ini menunggu saja, kita berharap Pak Erick bisa menjalankan misi dan penugasan dari Presiden waktu dipanggil minggu lalu. Tugas utamanya adalah bagaimana agar kita tak kena sanksi,” tutur Amali.

“Kalau kena, ya tidak berat. Kan ada level sanksinya, kita (harapkan) seringan-ringannya,” tandas eks Menteri Pemuda dan Olahraga itu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya