GSR Gelar Aksi 1.000 Lilin, Momen Doakan Sepak Bola Indonesia Tidak Kena Sanksi Berat dari FIFA

Gerakan Sepak Bola untuk Rakyat atau GSR kembali menggelar aksi 1.000 lilin yang kali ini digelar di Gedung Joang 45. Aksi ini juga ditujukan untuk mendoakan agar sepak bola Indonesia tidak terkena sanksi berat FIFA.

oleh Defri Saefullah diperbarui 04 Apr 2023, 21:03 WIB
Aksi 1.000 lilin dan doa bersama digelar di Gedung Joang 45 sekalligus untuk mendoakan sepak bola Indonesia tidak kena sanksi FIFA (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Gerakan Sepak Bola untuk Rakyat atau GSR menggelar aksi "1.000 Lilin & Doa Bersama untuk Sepak Bola Indonesia" di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Selasa (4/4/2023). Menurut Koordinator wilayah GSR Jawa Barat, Hagi, aksi ini diikuti 1.020 peserta termasuk panitia penyelenggara.

Acara yang dimulai sejak pukul 16.30 WIB ini bertujuan untuk mewujudkan harapan publik terhadap perbaikan sepak bola. Hagi juga menjelaskan acara ini juga dijadikan momen untuk doa bersama agar sepak bola Indonesia selamat dari sanksi FIFA.

"Kedepan kita akan terus kawal transformasi sepak bola Indonesia berjalan dengan baik, dan perlu diketahui 1.000 lilin itu adalah simbolis, sebuah harapan dan juga supoort serta do'a agar Pak Erik Tohir yang sedang berjuang untuk sepak bola Indonesia tidak disanksi berat diaamiini oleh FIFA," kata Hagi seperti pesan singkat yang diterima Liputan6.com.

Acara dilanjutkan dengan sambutan Koordinator Nasional GSR Ferri Bastian dan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi kopi darat yang dilakukan oleh Richard Achmad (Sekjen Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia), Amsori Bahruddin Syah (Ketum Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia), dan Sigit Nugroho (Pengamat Olahraga Nasional).

Dalam sesi diskusi, ketiga pembicara yang hadir sama-sama mengutarakan rasa kesedihannya seusai mendengar Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Mei mendatang.

"Soal perasaan saya pikir sama seluruh Indonesia, kecuali para tokoh politik yang merasa sukses menggagalkan. Kalo saya jujur sedih karena saya juga tahu persiapan cukup lama terutama pemain ya,” ujar Sigit seperti dikutip antara.

“Sama lah, bahwa sedih dan kecewa. Yang awalnya kita bangga dan karena kita akan menjadi bagian sejarah panjang Indonesia soal sepak bola,” ucap Richard.

"Tetap sama lah perasaan. Apapun ceritanya, timnas kan jadi simbol, simbol sebuah negara. Ketika timnas kita gak bisa hadir di Piala Dunia tentunya ini menjadi duka bagi Ibu Pertiwi, duka kita semua, duka seluruh masyarakat Indonesia," kata Amsori.

 


Sepak Bola Indonesia Harus Move On dengan Lembaran Baru

Aksi 1.000 lilin dan doa bersama digelar di Gedung Joang 45 sekalligus untuk mendoakan sepak bola Indonesia tidak kena sanksi FIFA (istimewa)

 

Meski sempat merasa sedih, ketiga pembicara yang hadir tersebut kini sudah “move on” dan menatap lembaran baru untuk tetap optimis agar sepak bola Indonesia berjalan lebih baik lagi ke depannya.

"Ketika Piala Dunia U-20 batal terpukul. Tapi bagaimana kita memitigasi rasa kecewa menjadi sebuah energi yang baru, energi yang bisa buat sepak bola jadi lebih baik,” kata Sigit.

“Dengan optimisnya Pak Erick Thohir kita juga harus optimis sepak bola kita akan lebih maju,” ujar Richard.

“Saya rasa harapan-harapan Indonesia untuk hadir di Piala Dunia di bawah tangan dia Insyaallah akan tercapai,” ucap Amsori.

Puncak dari aksi ini adalah penyalaan 1.000 lilin yang dinyalakan oleh Ultras Garuda, La Grande Indonesia, dan perwakilan suporter Jabodetabek.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya