Liputan6.com, Jakarta - Kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, dengan menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sulawesi yang diikuti 11.155 siswa dari 224 SD dan SMP Negeri di Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, Rabu 5 April 2023.
Kegiatan secara nonton bareng (nobar) ini mengangkat tema “Bikin Tugas Jadi Mudah Bila Cakap Digital,” dan digelar dalam rangka meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.
Advertisement
Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 yang lalu, menunjukkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia berada di level sedang dengan nilai 3,49 dari 5,00. Sehingga upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman ini, menyuguhkan materi yang didasarkan pada 4 pilar utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Kali ini program #literasidigitalkominfo menampilkan sejumlah narasumber, dimana narasumber pertama yakni Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu Utara, Drs Misbah, membawakan materi Budaya Digital. Menurutnya teknologi informasi dan komunikasi dapat menjadi alat edukasi yang sangat berguna bagi anak-anak dengan menerapkan penggunaan teknologi tersebut dengan benar, terutama dalam hal sopan santun dan nilai-nilai Pancasila.
“Kita juga perlu menjaga hak-hak digital dan reputasi kita ketika menggunakan internet. Sebagai orang yang cerdas, kita harus bertanggung jawab dengan postingan kita dan tidak menjatuhkan orang lain. Di Kabupaten Luwu Utara, kita sudah merasakan banyak manfaat dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, seperti bantuan media sosial dan kemanusiaan yang diberikan oleh para volunteer,” ujarnya.
Lalu materi terkait Etika Digital disampaikan seorang Penggiat Advokasi Sosial, Ari Ujianto, SH., M.Si. Dituturkannya jika dalam berinternet harus memiliki etika lantaran adanya budaya yang beragam. Selain perlu bersikap sopan santun, di dunia digital juga harus memilih konten yang sesuai dengan kebutuhan seperti konten positif dan kemampuan menyaring berita yang benar.
“Dunia digital sama pentingnya dengan dunia nyata, dan perubahan apapun harus disikapi dengan sopan santun, etika, dan tata krama yang baik. Kecanduan teknologi juga harus dihindari, sehingga kita tetap bisa memegang etika dan sopan santun dalam berinternet,” ungkapnya.
Kecakapan Digital
Sedangkan narasumber ketiga yakni seorang Dosen Senior di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM, DR. Bevaola Kusumasari, M.Si. Ia menyampaikan materi terkait Kecakapan Digital, dimana dijelaskannya cara kerja mesin pencarian Google beserta tips dalam penggunaan Google untuk melakukan penelusuran informasi.
“Adik-adik dapat menggunakan handphone untuk bertanya dan memanfaatkan kecanggihan Google untuk membantu kehidupan adik-adik lebih efektif dan bermanfaat. Adik-adik harus lebih pandai karena sudah dibekali dengan kecakapan digital. Oleh karena itu, mari kita lebih bijak dalam menggunakannya,” jelasnya.
Para peserta berkesempatan mengajukan sejumlah pertanyaan yang dijawab secara langsung pula oleh narasumber pada sesi terakhir webinar, dengan dipandu oleh moderator Indriani Wijaya.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo.
Advertisement