Liputan6.com, Surabaya - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Jawa Timur menghapus tes baca, tulis dan hitung (calistung) untuk jenjang sekolah dasar (SD) sebagai ujian masuk bagi peserda didik yang berlaku mulai tahun ajaran baru 2023/2024.
Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan kebijakan tersebut menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Nomor 0759/C/HK04.01/2023 tentang Penguatan Transisi Pendidikan Anak Usia Dini ke Sekolah Dasar Kelas Awal.
Advertisement
"Khususnya di SD karena tidak ada tes calistung karena kami mengikuti SE dari kementerian," kata dia di Surabaya, dilansir dari Antara, Selasa (4/4/2023).
Menindaklanjuti SE tersebut, Dispendik Surabaya juga telah menerbitkan SE Nomor 421/4552/436.7.1/2023 tentang Penguatan Transisi Pendidikan Anak Usia Dini ke Sekolah Dasar Kelas Awal.
"SE sudah kami sampaikan ke sekolah-sekolah," ujarnya.
Yusuf menjelaskan pembelajaran tingkat PAUD merupakan proses pengenalan huruf dan angka dengan model pembelajaran yang menyenangkan.
Oleh sebab itu, dia meminta, para orang tua tidak perlu khawatir dengan penghapusan tes calistung tersebut sebab Dispendik akan melakukan pemantauan secara langsung pada proses penerimaan peserta didik.
"Kami akan memantau proses pelaksanaan pendaftaran, jika tidak sesuai maka orang tua bisa melapor ke dinas. Sebab, sekolah sudah punya indikator-indikator penerimaan peserta didik baru. Artinya orang tua tidak perlu khawatir," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyatakan menghapus tes calistung sebagai proses seleksi penerimaan peserta didik baru pada SD dan sederajat.
Hapus PR
Meski begitu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan transisi pembelajaran di tingkat PAUD menuju SD berjalan dengan lancar merujuk pada program baru yang diluncurkan pemerintah, yakni Merdeka Belajar Episode ke-24: Transisi PAUD yang Menyenangkan.
Bahkan, lanjut dia, di Kota Surabaya telah membuat berbagai inovasi dalam pengembangan pendidikan karakter anak, seperti penghapusan pekerjaan rumah (PR) pada sekolah negeri dan swasta dengan pendidikan karakter, hingga pelaksanaan program Sinau dan Ngaji Bareng di setiap Balai RW di "Kota Pahlawan".
"Hal ini juga sejalan dengan program Pemkot Surabaya untuk menguatkan pendidikan karakter atau non-akademik. Jadi anak-anak tidak hanya mendapat pendidikan akademik saja, tetapi juga mendapatkan pendidikan karakter. Kalau hanya fokus pada akademik, anak tidak bisa mengeluarkan potensi yang lainnya," ujarnya.
Advertisement