Liputan6.com, Damaskus - Tepat 10 tahun lalu, sebuah bom bunuh diri meledak di pusat Damaskus, Suriah.
Melansir The Times of Israel, Rabu (5/4/2023), bom itu diledakkan dalam sebuah mobil yang dikemas dengan bahan peledak, Senin, 8 April 2013.
Pengeboman menargetkan distrik perumahan dan keuangan yang sibuk di pusat Damaskus, alhasil sebanyak 15 orang dinyatakan tewas.
Menurut media pemerintah Suriah, mobil dan bangunan di sekitarnya pun terbakar, kepulan asap hitam hinggap di atas ibu kota.
Baca Juga
Advertisement
Ledakan itu terjadi ketika Sekjen PBB pada masa itu, Ban Ki-moon, mengatakan bahwa para inspektur siap dikerahkan ke Suriah dalam waktu 24 jam untuk menyelidiki laporan serangan senjata kimia yang sebelumnya terjadi.
Digambarkan oleh TV Suriah bahwa ledakan itu adalah aksi bom bunuh diri teroris.
Bom meledak di dekat Lapangan Sabaa Bahrat, salah satu bundaran terbesar di ibu kota. Bank sentral Suriah, Kementerian Keuangan, lembaga investasi milik negara, sebuah masjid dan, sekolah terletak di dekatnya.
Menurut TV pemerintah Suriah, selain korban jiwa, ledakan itu juga melukai sedikitnya 53 orang.
Bom mobil ini adalah yang terbaru dari serangkaian bom mobil dan bom bunuh diri lainnya yang berkali-kali menghantam ibu kota Suriah di tahun yang sama beberapa bulan sebelumnya.
Hal ini terkait dengan perang saudara yang sudah berlangsung dua tahun. Saat itu, PBB menyebut konflik telah menewaskan lebih dari 70.000 orang.
Pemberontakan Dalam Negeri Semakin Kacau
Kondisi Suriah saat itu semakin kacau karena pemberontak semakin mendekati kursi kekuasaan Assad, Presiden ke-19 Suriah, di Damaskus setelah merebut wilayah di bagian utara dan timur negara itu.
Dokumentasi yang ditunjukkan di televisi memperlihatkan kepulan asap hitam tebal. Gambar diambil dari jalanan dan terlihat pula beberapa mobil yang terbakar.
Enam mayat tergeletak di trotoar jalan, paramedis sibuk menggotong seorang wanita dengan tandu yang wajahnya berlumuran darah. Suasana sangat kacau saat itu.
Ledakan terjadi sekitar 20 meter dari Sekolah Bukhari, siswa-siswa dari sekolah itu dievakuasi.
Di antara banyak bangunan rusak, salah satunya adalah Badan Investasi Suriah yang dikelola negara.
Beberapa mobil di tempat parkir gedung dibakar dalam ledakan itu. Saksi mata mengatakan seorang penyerang bunuh diri mencoba menyerbu gedung dengan kendaraannya tetapi dihentikan oleh penjaga.
Karena tak bisa masuk, sang teroris kemudian meledakkan bahan peledaknya di luar gedung yang akhirnya membakar benda-benda di sekitarnya.
Advertisement
Pemerintah Sebut Ini Perbuatan Teroris
Pada hari-hari awal pemberontakan, Sabaa Bahrat Square menjadi lokasi pusat bagi para demonstran yang melakukan protes besar-besaran pro-rezim, terlihat poster raksasa Assad digantung sebagai latar belakang gedung bank sentral.
“Saya berada di alun-alun ketika saya mendengar ledakan kuat yang melemparkan saya ke tanah,” kata pegawai negeri Hussein Khalil kepada The Associated Press di tempat kejadian.
“Aku berlari dan melihat apa yang terjadi,” katanya.
Seorang tukang listrik, Mohammed Ali Kheir, mengatakan bahwa ia berada di dekat lokasi dan merasakan tekanan ledakan itu.
“Saya langsung lari ke sini dan membantu paramedis mengevakuasi empat orang yang terluka,” ujarnya.
“Apakah ini kebebasan yang diinginkan Qatar dan Arab Saudi?” tanya pria itu, merujuk pada negara-negara Teluk Arab yang telah mendukung pemberontak Suriah yang berjuang untuk menggulingkan Assad dari kekuasaan.
Rezim Assad menyangkal adanya pemberontakan rakyat dan menyebut para pemberontak sebagai “teroris” dan “tentara bayaran”, yang diduga didukung oleh kekuatan asing yang mencoba mengacaukan Suriah.
Perdana Menteri Wael al-Halqi, yang mengunjungi tempat kejadian, mengatakan ledakan itu menargetkan ekonomi Suriah.
Ia bersumpah bahwa tentara akan terus menghancurkan semua kelompok bersenjata.
Bukan Ledakan Bom Pertama di Damaskus
Menurut rekaman TV, salah satu korban tewas adalah seorang pemuda yang wajahnya hancur akibat kekuatan ledakan, seorang pria lain menutup wajah korban itu dengan kaosnya.
Masih dari rekaman itu, terlihat beberapa pria berusaha memutar sebuah mobil yang hancur, mencoba menyelamatkan seorang pria yang tampak tak bergerak di kursi belakangnya.
Petugas pemadam kebakaran berjuang memadamkan api yang melalap dua bangunan di dekat lokasi ledakan serta deretan mobil di dekat bundaran.
Ledakan besar sebelumnya terjadi tak jauh dari sana, tanggal 21 Februari 2013, sebuah bom mobil bunuh diri di dekat markas Partai Baath menewaskan 53 orang dan melukai lebih dari 200 orang. Namun, aktivis anti-rezim pada saat itu menyebutkan jumlah korban tewas 61 orang, yang menjadikannya pemboman paling mematikan di ibu kota dalam perang saudara Suriah selama dua tahun.
Bulan lalunya, sebuah bom bunuh diri mengobrak-abrik sebuah masjid di jantung ibu kota, menewaskan seorang pengkhotbah Muslim Sunni terkemuka, para pendukung Assad, dan 41 lainnya.
Tidak ada klaim tanggung jawab atas dua serangan Damaskus itu, begitu pula atas ledakan ini.
Advertisement