Liputan6.com, Jakarta Kabar duka datang dari perusahaan kesehatan PT Kalbe Farma Tbk. Pendirinya yang sudah dikenal di dunia industri kesehatan, yakni Boenjamin Setiawan meninggal dunia di usia 90 tahun.
Boenjamin Setiawan menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit (RS) Medistra, pada Selasa, 4 April 2023.
Advertisement
Direktur PT Kalbe Farma Tbk Bernadus Karmin Winata telah mengonfirmasi kabar duka tersebut. "Iya betul, tadi pagi (Selasa, 4 April 2023-red)," ungkap Bernadus saat dihubungi Liputan6.com, dikutip Rabu (5/4/2023).
Saat ini, jenazah Boenjamin Setiawan disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, Jakarta Pusat. Boenjamin akan dimakamkan di San Diego Hill, Karawang pada Sabtu, 8 April 2023 pukul 11.00 WIB.
Mengutip laman Forbes, Boenjamin Setiawan mendirikan Kalbe Farma di sebuah garasi pada tahun 1966 bersama lima saudaranya.
Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1991; saudara kandung bersama-sama memiliki saham yang besar.
Boenjamin Setiawan, yang akrab disapa Dr. Boen, juga mengendalikan Mitra Keluarga yang diperdagangkan secara publik, yang mengoperasikan 25 rumah sakit.
Forbes mencatat, Boenjamin Setiawan memiliki kekayaan bersih senilai USD 4,8 miliar atau Rp 71,6 triliun. Dia dan keluarganya berada di posisi 8 dari 50 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2022.
Menurut laporan tahunan perseroan, dikutip Rabu (5/4/2023) Boenjamin Setiawan dikirim ke University of California San Francisco Medical Center sebagai dosen muda bagian Farmakologi FKUI.
Kemudian pada tahun 1955 hingga 1986, Boenjamin Setiawan menjabat sebagai dosen pengajar bagian Farmakologi FKUI, dia lulus sebagai dokter dari Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 1958 dan memperoleh gelar Ph.D dari University of California San Francisco pada 1961.
Adapun pada tahun 1991-2008 Boenjamin Setiawan menjadi Presiden Komisaris PT Kalbe Farma Tbk.
Sekilas Tentang Kalbe Farma
Mengutip laman resminya, kalbe.co.id Kalbe Farma tumbuh baik secara organik maupun melalui merger & akuisisi.
"Kalbe memperluas kepentingan bisnisnya dan bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi melalui 4 divisi bisnisnya.
Divisi tersebut yakni Divisi Obat Resep (kontribusi 23 persen), Divisi Produk Kesehatan (kontribusi 17 persen) , Divisi Nutrisi (kontribusi 30 persen) dan Divisi Distribusi dan Logistik (kontribusi 30 persen).
"Divisi bisnis ini mengelola portofolio luas obat resep dan obat bebas, minuman energi dan produk nutrisi, serta cabang distribusi yang kuat yang melayani lebih dari satu juta outlet di seluruh kepulauan Indonesia yang luas," tulis laman itu.
Di pasar internasional, Perseroan memperluas jejak bisnisnya di negara-negara ASEAN, adapun di Nigeria, dan Afrika Selatan, memposisikan Kalbe sebagai perusahaan farmasi nasional yang berdaya saing di pasar ekspor.
Advertisement
Kegiatan Penelitian
Selain itu, Kalbe Farma juga membentuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang kuat dalam formulasi obat generik terdepan dan pengembangan berkelanjutan produk konsumen dan nutrisi yang inovatif.
"Melalui aliansi strategis dengan mitra internasional, Kalbe juga telah mulai mendukung beberapa penelitian dan pengembangan yang sukses dalam penelitian obat kanker, sel punca dan penelitian bioteknologi," tulis perusahaan di laman resminya.
Memiliki lebih dari 17.000 karyawan, saat ini Kalbe Farma adalah penyedia layanan kesehatan terbesar di Indonesia, dengan pemasaran, branding, distribusi, kekuatan finansial, serta keahlian penelitian dan pengembangan yang tak tertandingi.
"Kalbe Farma juga merupakan perusahaan farmasi publik terbesar di Asia Tenggara, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 71 triliun dan omzet penjualan Rp. 21 triliun pada akhir tahun 2018," tulisnya.