3 Petani Palestina Luka Akibat Tembakan Tank Israel

Israel kembali menembakkan peluru tanknya di dekat perbatasan Gaza Tengah dengan negara Yahudi tersebut. Tiga warga Palestina yang berprofesi sebagai petani menjadi korban.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Mar 2013, 07:34 WIB
Israel kembali menembakkan peluru tanknya di dekat perbatasan Gaza Tengah dengan negara Yahudi tersebut. Tiga warga Palestina yang berprofesi sebagai petani terluka akibat serangan itu.

"Tiga petani, yang berusia sekitar 20 tahun, cedera sedang akibat tembakan tank dan dibawa ke rumah sakit Shifa di Kota Gaza," kata juru bicara kementerian kesehatan Ashraf al-Qudra kepada AFP, Jumat (1/3/2013). Menurut Qudra, peristiwa tersebut terjadi ketika para petani itu tengah berladang di sebelah timur kamp pengungsi El-Bureij.

Namun informasi penembakan ini dibantah juru bicara militer Israel. Menurut mereka, memang ada ledakan di daerah tersebut, namun bukan dari tembakan Israel. Dia menyatakan, mungkin saja itu hanya 'kecelakaan kerja' atau bom sisa perjuangan rakyat Palestina.

"Ini membuktikan bahwa militan Gaza masih bekerja," kata juru bicara itu.

Dua kelompok yang masih berseteru ini saling menuding. Israel kerap melarang warga Gaza mendekati pagar perbatasan sebab mereka khawatir gerilyawan akan menembaki pasukan patroli ataupun petani Israel. Namun menurut pejabat Gaza, pasukan Israel yang berulang kali menembaki warga Gaza sejak akhir ofensif 8 hari pada November lalu.

Akibatnya sudah puluhan orang cedera akibat insiden-insiden itu. Dalam perang 8 hari pada November lalu itu, sekitar 177 penduduk Palestina tewas dan 6 orang Israel meninggal.

Kekerasan 14 November itu dipicu pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel. Sejak hari itu, militer Israel mengaku telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 di antaranya disergap sistem anti-rudal Iron Dome.

Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai pada Rabu 21 November lalu, sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan Menteri Luar Negeri AS Hillary dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon-- yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.

Menteri Luar Negeri Mesir Mohammed Kamel Amr, yang berbicara pada jumpa pers bersama Hillary, mengatakan di Kairo, penghentian permusuhan Hamas-Israel mulai berlaku pada Rabu pukul 19.00 GMT (Kamis pukul 02.00 WIB).

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.(ANT/Tys)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya